| sick feeling | ♡

6.7K 531 43
                                    


———————

Dering ponsel membangunkan Adam, laki-laki itu mengangkat kepala dari bantal yang nyaman. Sedikit membuka matanya, ruangan gelap serta dinginnya air conditioner membuatnya merasa nyaman untuk melanjutkan tidur. Adam baru tertidur pukul empat pagi, karena pulang pukul dua dan melanjutkan main game sebelum jatuh tidur karena mengingat hari ini akan sekolah. Hari pertama setelah libur pergantian tahun dan semester.

Tangan besar laki-laki itu meraba tempat tidurnya, mencari keberadaan benda pipih yang masih terus berdering mengganggu pendengarannya.

"Hm?"

"Dam!" Suara Kinan masuk ke telinganya nyaring, hollyshit.

"Apa?"

"Lo masih tidur? Sial, Dam. Jam segini lo masih tidur?"

"Kenapa?" Adam bertanya lagi, sedikit kesal.

"Jemput gue dong. Nebeng ke sekolah, mobil gue di bengkel, duh."

"Pacar lo ke mana?" Adam berdecak, lalu bergerak duduk di atas tempat tidurnya, menjauhkan sedikit ponselnya untuk melihat jam.

"Gue lagi berantem sama Zion!" Jawabnya menyebut laki-laki yang merupakan pacar gadis itu.

"Bocah," komentar pedas Adam.

"Bodo. Pokoknya gue mau ikut nebeng ke lo, Dam." Kekeuhnya, Adam tidak menjawab membuat gadis seumurannya itu kembali melanjutkan ocehannya. "Lagian biasanya Zion pake motor, gak akan muat, Adam."

"What?"

"Gue sama Jessa, semalam dia nginep di tempat gue. Jadi lo—"

Adam tidak mendengar lagi ocehan panjang Kinan, karena setelah mendengar nama sepupu gadis itu, pikirannya seolah nge-freez. Bukan gak mikirin apapun, tapi ingatan tentang dia mencium Jessa tiba-tiba masuk ke kepalamya. Satu minggu, waktu yang sangat lama dia tidak bertemu dengan gadis itu.

"I'll be there."

———————


Jessa menghela nafas, menunduk menatap sepatunya yang terbaru. Ayah memberikannya setelah pulang dari bisnis ke Australia, karena tahu Jessa menyukai untuk koleksi sepatu, apalagi jika dibeli dari negara yang berbeda. Tapi sayangnya, Jessa tidak suka jika ditinggal sendiri. Jessa tidak suka kesepian, dan di rumah hanya ada dirinya. Ayah selalu pergi untuk bekerja dan hanya akan bertemu dengan jessa maksimal tiga kali dalam seminggu.

Bahkan ketika tahun baru pun, Ayahnya pulang hanya empat hari setelah itu kembali pergi dan Jessa kembali sendiri. Makanya dia lebih senang keluar rumah, menghabiskan waktu dengan Yemima, temannya. Atau pergi ke apartment Kinan, sepupunya.

"Lo mau minum susu, gak?" Kinan menawarinya sudah dua kali, kali ini bertanya lagi.

Jessa mendongak, menatap gadis itu bingung. "Enggak, kenapa?"

"Nope. Gue pikir lo mungkin biasa minum susu tiap pagi."

"Emang lo punya?"

"Susu yang mana dulu, nih?" Alis kinan terangkat dengan senyum jahil.

Jessa mendengkus, ada-ada saja, pikirnya.

"Kita telat gak ya? Udah jam tujuh lewat, kak." Ucap Jessa, melihat jam tangan kecil yang pas dengan ukuran tangannya yang mungil.

SICK FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang