From: Mom
"Sayang, kamu gak lupa kan hari ini? Pasti gak dong, kan Mama ingetin lagi nih. Kita langsung ketemu di resto ya, sayang."Olivia memainkan ponsel, tatapannya fokus pada layar gadget, membaca ulang pesan Mamanya.
Membiarkan beberapa orang sedang menyiapi dirinya, lebih tepatnya saat ini perempuan itu sedang berada di salon, Olivia di beritahu terkait rencana Mamanya yang sedari lama sudah memberitahukan dirinya terkait janji makan malam dengan keluarga dari teman lama Mamanya.
Olivia sebenarnya malas, tapi mengingat hanya dirinya satu-satunya keluarga yang Mamanya miliki. Karena, mendiang Ayahnya sudah tiada saat dirinya berada di usia 5 tahun.
Kalau saja dirinya bukan anak tunggal, pasti yang menemani bukan dirinya.
"Kacau!" Seru seseorang yang terduduk dalam beberapa jarak saja darinya.
Olivia sontak beralih menatap cermin besar di hadapannya. Suara gelak tawa terdengar, siapa lagi kalau bukan dari satu suara yang masih sama.
Itu adalah Bella. Saat ini Olivia memang sedang menjalani saran dari kawan-kawannya, karena menurut teman-temannya sangat klise pertemuan keluarga tanpa adanya rencana di baliknya.
"Keren kan?" Tanya Kayla, ia adalah yang mewarnai rambutnya sekarang. Ya, ini adalah salon milik Tantenya Kayla.
Dan Kayla salah satu yang menangani Olivia langsung, perempuan itu begitu antusias karena ini pertama kali Olivia mau mewarnai rambutnya.
Olivia mendaratkan tangan kanannya di pipi Kayla, seraya menatap lembut perempuan itu.
"Hm, cantik." Balas Olivia.
Kayla mengulum senyum, kemudian lanjut melakukan kegiatannya yang tertunda.
Olivia tersenyum menatap pantulan dirinya, bayangan ekspresi Mamanya yang melihat penampilannya terlintas di pikiran. Pasti Mamanya akan marah dan merasa malu, sehingga.. kemungkinan adanya rencana perjodohan di balik makan malam biasa ini pasti akan di pertimbangkan lagi oleh keluarga teman lama Mamanya itu.
••
Olivia sampai di alamat yang Mamanya kirim, di sebuah restoran yang bisa di bilang lumayan mewah dan berkelas. Perempuan itu keluar dari mobil bersamaan dengan keempat temannya.
"Lo pada udah pesen tempat sendiri kan?"
"Udah, semua udah siap." Sahut perempuan yang berambut pendek, dia bernama Natly.
"Bagus." Balas Olivia.
Ya, rencananya memang mereka akan mengawasi Olivia dengan memesan tempat di restoran yang sama juga. Untungnya masih ada tersisa tempat, itu juga satu-satunya yang tersisa.
Pantas saja restoran ini ramai sekali, penampilan warna rambutnya yang mencolok tidak heran beberapa ada saja yang melihati Olivia.
Tapi entah mengapa Olivia menyukai warna baru rambutnya, setelah puas meneliti penampilannya di salon tadi, warna merah tidak buruk juga.
Sesampainya di dalam, Olivia melambaikan tangannya pada seseorang yang pada awalnya berdiri kini terduduk saat melihat dirinya. Setelah sampai di hadapan sang Mama, barulah teman-temannya menyusul.
"Astaga, Kamu apain rambut kamu sayang?!"
Tepat sekali, reaksi yang sedari tadi di bayangkan oleh Olivia benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
all for you
Teen FictionOlivia Calief Hamid (17th) Murid SMA Khusus Perempuan, Bright Sky Senior High School El Fatih Irsyad Adhitama (25th) Seorang psikolog Sinopsis: Berawal dari rasa simpati, Irsyad menerima tawaran Gita (selaku dokter psikolog Olivia sekaligus rekan ke...