Chapter 2

179 9 1
                                    

** 4 tahun kemudian**
"Ren.. Cepat kenakan seragam mu, ini hari pertama mu jangan sampai telat!" Teriak seorang wanita separuh baya yang cantik.

Rambut coklat panjangnya di ikat satu cukup tinggi. Iya mengenakan kaos putih panjang dan di gulung sampai sikut. Ditutupi dengan celemek merah. Dia terlihat sibuk didekat tempat makan menyiapkan sarapan.

"Sudah mom.." Ucapku saat beranjak turun dari tangga. Langkah ku terhenti sejenak memperhatikannya. Senyum ku mengembang, betapa mengagumkan dirinya.

"Hei apa yang kamu lakukan? Kenapa hanya berdiri diam saja? Sini cepat sarapan dan segeralah berangkat," ucapnya.

"Baik mom," balas ku yang segera berjalan menghampir tempat makan.

Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan sarapan ku. Segera ku beranjak pamit dan berlari memasuki mobil sedan merahku.

Pak mul sudah menunggu di dalam. "Sudah siap non?" Tanya Pak Mul.

"Sudah dong pak! Ayo berangkat!" Ucapku dengan semangat.

Betapa gugupnya diriku dalam hati. Ini adalah hari pertama kembali ke sekolah, setelah kejadian 4 tahun yang lalu.

**
"Cepat panggilkan dokter! Ada pasien yang mengalami kecelakaan dan tidak sadarkan diri!" Ucap seorang perempuan di rumah sakit.

"Baik!" Balas rekannya.

Kepala ku terasa sakit dan ku coba membuka mata. Sinar lampu menerpa mataku. Aku melihat beberapa orang tengah berlari membawa ku dengan muka cemas. Dan dunia ku kembali menjadi gelap.
**
Hal itu selalu terulang dipikiranku. Aku tidak mengingat kejadian apa yang menimpa ku hingga ku bisa dirumah sakit separah itu. Dokter menyampaikan kepada ibu dan ayah ku bahwa aku hilang ingatan.

Pak Mul memberhentikan mobil tepat di depan SMP Harapan. Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan mencoba menghilangkan rasa gugupku. Ku buka pintu mobil dan segera beranjak turun. Ku tutup perlahan dan Pak Mul segera melesat. Tidak lama mobil merah itu tak terlihat lagi.

Ku balikkan badan dan melihat sebuah gedung cukup tinggi. Banyak murid yang berlarian mengenakan seragam yang sama denganku. Ada yang berjalan bersama dan tertawa, duduk berdua, dan ada yang berlarian mengejar bola. Sunggu indah.

Aku melangkahkan kaki perlahan memasuki gerbang. Beberapa mata menatapku dan ada yang saling berbisik. Sunggu aku merasa gugup.

Tiba-tiba saja terlintas dipikiran ku. Seorang anak kecil yang memasuki kelas melihat bahwa mejanya menghilang dan semua anak memperhatikan dan menertawakannya. Kepala ku sakit. Kedua tangan memegang kepala dan berusaha menekan agar sakitnya hilang. Aku harus menenangkan diriku.

Aku kembali membuka mata dan memperhatikan sekitar. Semua mata yang tertuju pada ku sudah terahlikan. Mereka kembali dengan kegiatannya masing-masing.

Hufffttt... Siapa anak tadi? Apa ada hubungannya dengan masa lalu ku? Apa itu hanya terlintas saja? Mungkin hanya hayalan. Batinku.

Aku kembali melanjutkan langkah ku dan berjalan memasuki gedung. Mencari dimana letak kelasku.

Bruukkkk..

Seseorang menabrakku dan tas yang ku selempangkan dibahu kanan terjatuh. Semua barang ku berserakan. Betapa bodohnya diriku karna lupa menutup retsletingnya. Laki-laki itu segera menunduk dan merapihkan barang-barangku. Secara reflek aku ikut menunduk dan merapihkannya. Setelah selesai memasukan semuanya, aku memegang tas ku dan kembali berdiri. Secara spontan dia ikut berdiri dan menatapku. "Maaf aku tidak sengaja," ucapnya. Aku tersenyum "Gak papa kok," balasku.
"Okay," ucapnya sambil melambaikan tangan dan melangkah pergi.

***
Aku kembali kerumah dan menyapa mami. "Gimana hari pertama mu?" Tanyanya.

"Biasa saja mom," jawabku.

"Kamu yakin? Tidak ada yang special?"tanyanya meyakinkan.

Aku menggelengkan kepala dan menyendokkan makanan ke dalam mulutku. Tiba-tiba ku teringat kejadian tadi pagi. "Tapi mom, apakah dulu aku memiliki adik perempuan sebelum aku kecelakaan?" Tanyaku.

Mami ku segera memberhentikan pekerjaannya dan menghampiriku. Dia berdiri di depan ku dan menatapku dalam-dalam. "Tidak.. Kamu hanya punya kakak.. Emang kenapa sayang? Kenapa tiba-tiba kamu bertanya seperti itu?" Ucapnya.

"Tidak.. Hanya saja tadi terlintas dipikiran ku sedikit kejadian tentang anak perempuan.. Dia masih kecil.. Dan itu membuat kepala ku sakit lagi.. Sudahlah mom, lupakan.." Ucapku menyesal.

Melihat mami yang menatapku dengan khawatir membuat ku merasa bersalah. "Dan mom.. Tadi pagi aku ditabrak cowok ganteng banget mom.. Terus dia ramah.." Ucapku mengalihkan perhatian.

"Terus? Terus gimana? Namanya siapa? Ajak dia kesini dong, kenalin sama mami.. Mami penasaran seganteng apasih dia," senyumnya mengembang.

"Ahh mom.. Aku tidak tau namanya.. Dia hanya menabrakku dan karena aku lupa menutup tas ku semua barang ku berantakan.. Tetapi dia membantuku merapihkannya dan meminta maaf.. Akhirnya dia pergi melambaikan tangan.. Hanya itu saja mom.." Jelasku.

"Tenanglah.. Kalian satu sekolah pasti akan bertemu lagi," godanya.
Aku hanya tersenyum dan melanjutkan makan ku sampai habis.

***

"Heh! Anak gatau diri! Apa yang kau kerjakan dirumah?! Hah?! Hanya tidur dikamar?! Keterlaluan! Kau tau? Semua ini salah mu! Kalau kau tidak ada, tidak akan seperti ini!" Ucap seorang lelaki separuh baya mengenakan jas hitam dan celana panjang yang senada.

***

Aku terbangun dari tidurku. Mengapa aku menangis? Aku mengelap air mataku. Mimpi apa itu? Siapa lelaki itu? Apa dia bagian dari ingatan ku dulu? Mungkin hanya mimpi ku saja.

Aku meraih ponsel yang ku letakan di meja sebelah tempat tidur ku. Ku tekan tombol dan melihat jam yang tertera. Astaga, udah jam 6. Untung aku kebangun kalau tidak, aku bisa telat. Aku segera beranjak dari kasur dan berlari menuju kamar mandi.

Hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk siap-siap. Kemudian aku berlari turun untuk menyambut keluarga ku dan sarapan. "Morning.."sapa mamiku.
"Hai mom.." Balasku sambil tersenyum. Kedua kakak laki-laki ku yang kembar sudah duduk rapih menikmati sarapannya. Yap, aku memiliki dua kakak kembar. Muka mereka terlihat sama jika seseorang tidak kenal dengan mereka. Tetapi mereka memiliki beberapa sikap yang bertolak belakang.

Kevan yang pertama kali lahir dan kemudian di susul oleh Kevin walau hanya berbeda 1 menit. Keduanya memiliki warna rambut hitam dan kulit yang putih. Matanya berwarna cokelat muda dan hidungnya mancung. Kevan tidak terlalu aktif seperti adiknya.

Kevan hobi membaca buku sedangkan Kevin hobi bermain bola basket. Tetapi keduanya sama-sama dapat memikat banyak perempuan denga caranya sendiri. Karna Kevan cukup diam dan tenang, membuat beberapa perempuan penasaran dan ingin mengenalnya.

Sebaliknya dengan Kevin, dirinya yang aktif dalam berbagai perlombaan basket dan rajin mengikuti latihan, dia terlihat keren di mata perempuan.

"Hei ada apa dengan mu? Makan lah dan berangkat lah bersama ku," ucap Kevin menyadarkanku.
"Tidak! Dia akan pergi bersama ku," balas Kevan.
"Sudahlah.. Kalian pergi saja, aku akan pergi bersama Pak Mul," jawabku.

Kedua kakak ku sungguh lucu. Mereka benar-benar menyayangiku dan aku senang memiliki kakak seperti mereka.

Aku menyuapkan makanan ku dan menghabiskannya hanya butuh waktu sekitar 10 menit. Setelah aku menghabiskannya, tiba-tiba saja Kevan menarik tangan ku dan aku hanya mengikutinya. Tangan sebelah kiri ku yang menganggur pun, tiba-tiba tertarik dan Kevin yang menariknya. "Hey.. Lepaskan.. Dia akan pergi bersama ku pagi ini," ucap Kevan.

"Tidak.. Dia pergi bersama ku," ucap Kevin. Sekarang mereka berdebat dan menarikku.

Dengan serentak aku menghempaskan kedua tangan ku dan terlepas dari mereka. Aku langsung berlari menuju mobil depan yang sudah di tunggu Pak Mul. Setelah masuk kedalam mobil, aku menekan tombol dan menurunkan kaca mobil. "Dadah kakak-kakak ku tersayang!!!" Teriak ku sambil tersenyum dan melambai.

**
Sorry lama ngelanjutinnya :) dan maaf kalau tidak sesuai yang kalian harapkan.. Jangan lupa vote dan comment sarannya ya :) nanti bakal secepatnya ku lanjutin chapter berikutnya setelah vote dan saran dari kalian.. Thankyouuuu...

when i was bornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang