Chapter 5

14 0 0
                                    

** Rena's pov**

Seperti biasa aku berjalan di koridor mengarah ke kelasku, tetapi tiba-tiba saja kepala ku terasa pusing dan sakit.

Aku benci merasakan ini.. Jujur saja jika aku bisa memilih untuk terlahir atau tidak, sudah pasti jawaban ku adalah tidak.

kaki ku terasa lemas, mungkin karena efek pusing ku dan berpengaruh kepada seluruh tubuhku. aku menopang tubuh ku dengan berpegangan di tembok koridor. Bentar lagi aku sampai kelas dan aku akan segera mengistirahatkan tubuhku. Hanya saja.. sepertinya diriku sudah tidak kuat. Penglihatan ku sedikit kabur dan buram. Ayoo Ren... Pasti bisa... dikit lagi.. Tenang, habis ini bisa istirahat.. Tidak.. Tidak.. Jangan sekarang.. Ayo Ren pastii biiis.....

Bruukk!!

Author's pov
Hujan turun begitu deras. Ketegangan masih memenuhi ruangan itu. Rena pun masih tidak sadarkan diri.

Pintu bergeser terbuka dan seorang dokter memasuki ruangan itu. "Dok, bagaimana keadaan Rena? kapan anak saya sadarkan diri?" ucap Siska, mama Rena. Wajah Siska terlihat sembab, tepat sekali ia habis menangiss. Kekhawatiran Siska masih menguasai dirinya karena Rena tak kunjung sadarkan diri hingga sekarang.

"Tenang saja bu, mungkin seberntar lagi anak ibu akan sadarkan diri. " Ucap Dokter Hendra.

"Tapi dok kapan? sampai kapan? saya tidak mau kehilangan Rena untuk kedua kalinya dok.. Mencarinya saja sudah sangat susah," Ucap Siska sambil terisak.

"Mom sudahlah.. Tenang kita tidak akan kehilangan Rena lagi oke? Percaya ya sama aku mom.." ucap Kevin memeluk Siska.

"Iya mom... Benar kata Kevin.. Rena akan terus bersama kita disini.." ucap Kevan ikut memeluk Siska.

sedangkan di sisi lain ada ketegang lain yang terjadi. Begitu gelap dan terasa sepi.. ditempat yang sama dengan keberadaan Siska, Kevin dan Kevan.

Aku ada dimana??? kenapa gelap tidak ada siapa-siapa? Mommn!!! Ka Kevan!! Ka Kevin!!! Kalian dimana? Ini dimana?? Gelap!! Rena berteriak.

Rena berlari memutari ruangan itu. Rena terasa gelisah. Dia menghampiri tembok, tetapi tidak ada pintu untuk keluar. Gelap. Ya, gelap. Hanya gelap yang Rena rasakan. Ketakutan mulai memenuhi dirinya. Dia menangis, menjatuhkan dirinya hingga terduduk di lantai. Tiba-tiba sebuah tangan menyentuhnya dan Rena pun berteriak histeris.

Rena pun terbangun. Ternyata tadi hanya sebuah mimpi, batin Rena. Siska, Kevan dan Kevin pun langsung memeluk Rena. Terasa lega melihat Rena yang sudah terbangun. Rena yang tidak mengingat apa yang terjadi, merasa aneh dengan semua ini. Kenapa Mami, Ka Kevin dan ka Kevan tiba-tiba memeluk dirinya? Apa ada yang salah? Sebentar. Rena melihat sekitar dan berasa mengenali ruangan ini. Ya! Dia mengenali ruangan tersebut. Ruangan yang berada di dalam mimpinya. Bagamaina bisa dia disini? dan mengapa mimpinya pun begitu?

"Mom.. Rena dimana?" tanya Rena yang penasaran.

"Kamu dirumah sakit sayang.. Tadi kamu pingsan, tapi sekarang kamu udah gapapakan? masih berasa pusing?" tanya Siska.

"Engga.. udah engga kok mom.. Siapa yang bawa aku kesini mom? Kok aku gak inget apa-apa ya?" tanya Rena lagi.

"Sudah tidak usah dipikirin dulu.. sekarang kamu istirahat ya.." ucap Siska.

"yahh, tapi aku penasaran mom, aku gak inget apa-apa," ucap Rena.

"Masa kamu gak inget? Hahaha.. Gagal deh usaha pangeran gantengnya," ucap Kevin menggoda.

Ha? apa? pangeran ganteng? Ka kevin? ka kevan? siapa? batin Rena.

"Hahaha mukanya gausah mengkerut gitu dong.." sambar Kevan sambil tertawa bersama Kevin.

"Mommm..." ucap Rena melihat Siska meminta pembelaan.

"Sssst.. Kalian ya.. Adek lagi sakit malah diisengin terus.. Udah udah.." ucap Siska.

Rena menjulurukan lidahnya kedua kakaknya tersebut karena merasa menang. Kevan dan Kevin pun mencubit pipinya dan mengacak-ngacak rambutnya Rena. Rena kembali merengut dan kemudian tersenyum karena merasa disayangi oleh kedua kakaknya. Dia merasa begitu bahagia bersama-sama dengan keluarganya. Seandainya dia memiliki ayah.

Eh.. Apa yang aku pikirkan? ayah? bagaimana dengan ayahku? aku tidak pernah menanyakannya.. tetapi tidak pernah juga terlintas diotak ku untuk menanyakannya. Mengapa aku tidak mengingat apa pun soal ayah? Tetapi kenapa tiba-tiba jantung ku berdetak kencang? Seolah aku ketakutan? Kenapa aku merasa tegang dan sakit? Ada apa ini? batin Rena.

"Mikirin apa Ren? jangan kebanyakan mikir... Cepat tidur dan istirahat.." ucap Siska.

"Okayy mom.. Love you.." senyum Rena.

"Love you too.. Cepat sembuh ya sayang.." Kecup Siska di dahi nya Rena.

Rena pun mencoba menghilangkan pikiran dan segera memejamkan matanya untuk beristirahat.

**
Seperti biasa. Suster perawat rumah sakit membuka gorden jendela dan sinar matahari dipagi hari langsung menyerbu ruangan tersebut. Rena pun mulai tersadar dari tidurnya. Matanya pun perlahan terbuka.

"Pagi sayang.. Udah lebih baik?" Ucap Siska yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Rena.

"Haloo KEBOOOO!!" ucap Kevin.

"Ihhh.. Jahat banget.. Orang sakit malah dikatain.. Mommm.." ucap Rena.

"Ssstt.. Gaboleh gitu ah sama adek kamu.." Ucap Siska.

"Iya mom.. Lagian kan cuman bercanda.. Oh ya.. Ada kiriman bunga tuh.. Cieeee.." Ucap Kevin.

"Dari siapa?" Tanya Rena penasaran.

"Yakin gatau siapa pengirimnya?" tanya Kevan menggoda yang langsung dijawab dengan kerutan di dahi Rena.

"Jelek ah.. Jangan suka mengkerut gitu.. Kaya nenek-nenek.. Nanti di panggil nenek Rena lohhh.. Hahaha.." Ucap Kevan menggoda.

Rena pun mengabaikan godaan Kevan. Dia penasaran siapa yang mengirimkannya bunga? Dan dia terus menebak-nebak kemungkinan yang mengirimkannya bunga. Akhirnya Kevan menyodorkan bunga tersebut kepada Rena. Rena pun segera meraihnya dan mencari-cari tanda pengirim tersebut. Akhirnya dia menemukan sebuah kertas kecil yang tergantung di bunga tersebut.

To: Rena
Cepat sembuh Ren.. :)
-Daniel-

Mata Rena terbelalak melihat tulisan kecil tersebut. Tidak dia sangka Daniel akan mengirimkan bunga tersebut kepada dirinya. Tetapi tanpa ia sadari senyum diwajahnya mengembang. Perasaannya seperti ada kupu-kupu yang menggelitik. Namun sayangnya perasaan itu dia tepis jauh-jauh. Tiba-tiba pintu kamar tersebut bergeser dan sosok seorang masuk dengan tersenyum. 

"Danieel?!!" ucapku. Tidak ku sangka. Benar-benar sungguh mengagetkan. 

**

PENGUMUMAN

Maaf ya kali ini cerita nya pendek banget dan author sangat lama menghilang..dengan updateyang sangat lama dan tidak ditentukan kapan. Jujur author sangat bingung untuk menghapus atau melanjutkan cerita ini. Aku berniat untuk menghapus cerita ini :( karena sedikit vote dan comment.. Tetapi aku juga berfikir untuk break sebentar dan menyiapkan beberapa chapter berikutnya supaya author bisa publish di waktu tertentu hehehe.. Mohon bantuan saran untuk author ya.. I really need it... TERIMA KASIH ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

when i was bornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang