Chapter 3

119 9 1
                                    

Aku segera bergegas turun dari mobil, saat melihat pukul sudah menunjukkan jam 7 kurang 5 menit.

Aku segera berlari memasuki pintu gerbang yang hampir di tutup. Berlari-lari menuju kelas. Tepat saat aku menghentikan kaki di depan pintu kelas, bel masuk berbunyi. Aku tersenyum kecut mengetahui diriku yang hampir telat.

Aku berjalan memasuki kelas dengan napas yang masih memburu dan detak jantung yang tidak teratur. Berjalan menghampiri tempat duduk dan segera menempatinya.

Author's pov

Daniel tersentak dari tidurnya. Mimpi apa tadi? Batinnya. Dia melirik kearah jam besar di sudut kanan kamarnya. Matanya membelalak melihat jam menunjuk pukul 6.40.

Telaattt!!!!

Dia beranjak dari kasur dan berlari ke kamar mandi. Daniel hanya cuci muka dan sikat gigi. Dia ke depan lemari putih yang terletak di kamar mandi dan membukanya. Meraih seragam sekolah dan mengenakannya.

Berhenti melangkah dan berdiri di depan cermin sejenak, senyumnya mengembang.

Tampan sekali dirimu, batinnya.

Dia segera berlari menurunin tangga. "byee mom.." ucapnya sebelum keluar rumah.

"Heyyy.. kau tidak makan dulu?" Ucap Lisa sambil berlari kecil mengejar Daniel.

"Tidak mom.. sudah telaat.. tinggal 15 menit lagi.. bye mom.." balas Daniel sambil membuka pintu mobil.

"Baiklah... hati-hati dijalan.." balas Lisa sambil melambaikan tangan.

"Iya mom.. byee.. love you.."

Daniel pun menutup pintu dan menyalakan mobil. Dengan segera ia melesat pergi meninggalkan rumah. Tidak lama, dia memberhentikan mobilnya di parkiran. Mematikan mesin dan melirik sekilas jam yang tertera.

5 menit lagi... teriak batinnya.

Setelah turun dari mobil, Daniel berlari menuju kelas. Dengan keadaan seperti ini, masih saja mata-mata tertuju kepada pesonanya. Dia menghentikan langkah ketika sudah melihat pintu kelasnya tidak jauh.

Tiba-tiba seseorang berlari kencang melewatinya dan berhenti tepat di depan pintu kelasnya. Daniel memperhatikannya dari atas sampai bawah dan kembali lagi keatas.

perfect.... gumamnya pelan dan senyumnya pun mengembang.

Bel kelas pun berbunyi dan dia kembali berjalan memasuki kelas. Di perhatikannya suasana kelas yang tenang. Ketika dia berjalan kearah belakang kelas, semua berbisik dan setiap mata perempuan tidak lepas dari dirinya.

Beberapa kali mata Daniel bertemu dengan seorang perempuan dan tersenyum, wajah perempuan itu langsung merona malu. Daniel menempati satu kursi kosong paling belakang.

Guru kelas pun belum datang padahal waktu menujukkan pukul 07.15. Daniel mulai merasa jenuh. Ini memang bukan hari pertamanya, tetapi dia belum memiliki teman. Bukan karena tidak ada yang mau berteman dengannya, sering yang menghampirinya dan ingin mengenalnya, tetapi dia menolak.

Menolak bukan dengan perkataan, dia tidak pernah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan tentang dirinya. Dia hanya menggangguk atau tersenyum atau bergumam tidak jelas dan memasang tampang dinginnya.

Jika seorang Daniel sudah memasang tampang dinginnya, dijamin semua orang akan mengurungkan niat untuk mendekatinya dan akan berpikir dua kali untuk itu.

Daniel melirik kearah sampingnya dan menemukan seseorang yang dia lihat berlari tadi pagi. Senyumnya mulai mengembang. Dia kembali bangkit berdiri dan melihat kearah pintu sejenak. Seorang guru belum memasuki kelas. Senyumnya pun mengembang.

when i was bornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang