Chapter 4

65 2 0
                                    

Rena's pov

Aku berlari kearah Kevan yang memanggil ku di koridor. Senang rasanya melihat kakak tersayang ku datang disaat yang tepat.

Ketika aku menghampirinya dan berdiri tepat di sebelahnya, aku tersentak. Tiba-tiba saja Kevan merangkulku.
"Hei apa-apaan sih ka?" Ucapku sedikit ketus.

"Apakah dia pacar mu?" Bisik Kevan di telinga ku.

"Ha?" Pandangan ku segera mengikuti arah matanya. Tepat saat itu aku melihat Daniel yang entah mengapa dan sejak kapan masih berdiri diam memperhatikan aku.

Hmm.. Sepertinya lebih tepat memperhatikan kami.

"Bukan," jawabku.

"Apakah dia menyukai mu?" Tanya Kevan.

"Apa?! Tentu saja tidak.. Hey, sudahlah.. Ada apa dengan mu kak? Mengapa kamu seperti mengintimidasi ku?" Ucapku.

"Lihatlah.. Dia memperhatikan kita.. Lebih tepatnya memperhatikan mu.. Dan oh!! Lihat! Bahkan rahangnya mengeras? Ada apa dengannya? Aneh sekali?" Balas Kevan sambil mengerutkan keningnya.

"Apa?! Siapa yang memperhatikan mu cantik? Siapa yang berani mendekati adik tercinta ku ini?" Ucap Kevin yang tiba-tiba muncul di sebelah kanan ku dan menggenggam tanganku.

"Apasih ka? Berlebihan banget deh.." Ucapku sambil menoleh ke arah Kevin.

Tiba-tiba tawa Kevin meledak. Aku semakin bingung dan kening ku mengerut. Tak lama Kevan pun ikut tertawa dan membuat ku semakin bingung.

Ada apa dengan mereka? Batinku.

Mendengar mereka tertawa membuat ku terasa geli dan akhirnya aku ikut tertawa.

Kita tertawa bertiga dan kedua kakak ku yang terus merangkulku, menggiring ku berjalan ke luar gedung dan menuju parkiran.

Langkah kami terhenti tepat di depan mobil CR-V biru dan merah yang terparkir bersebelahan.

"Ayo.. Masuk.." Ajak Kevan sambil menekan kunci membuka mobil birunya.

"Tidak.. Dia ikut aku.." Ucap Kevin sambil menekan kunci membuka mobil merahnya.

Aku menghela napas. Seperti biasa sikap mereka seperti anak-anak.

"Sudah.. Kalian pulang saja.. Aku akan nunggu pak Mul.."

"Pak Mul tidak bisa hari ini.. Nganterin mami pergi reunian," jelas Kevan.

"Berarti dia akan pulang bersama ku," ucap Kevin yang langsung menarik tangan ku ke mobil.

Aku hanya mengikutinya, jika tidak pasti aku tidak akan bisa pulang. Dia membuka pintu kanan dan aku segera masuk dan duduk tenang. Kevin kembali menekan kunci mobil dan ku sadari mobil segera terkunci. Aku memperhatikan kedua kakak kembar ku. Mereka seperti berdebat dan ku menebak pastinya karena Kevan tidak rela aku akan pulang dengan Kevin.

Aku melihat seringai Kevin dan Kevan hanya membalas tersenyum kecut.

Ohh.. Aku tahu.. Jika wajah Kevan sudah seperti itu, pastinya dia sudah kalah, batin ku tertawa.

Terkadang merasa geli dengan kedua kakak ku dan terkadang kasihan karena merebutkan ku.

Setelah itu Kevin dan Kevan berlari memasuki mobil. Kevin kembali menekan kunci mobil dan membuka pintu. Dia masuk dan duduk di kursi pengemudi sebelah ku. Dia melihat ku dan tersenyum manis.

Aku menyadari ketampanan kedua kakak ku, tapi aku tidak menyukainya.

Hanya kagum dan sedikit bangga memiliki kakak seperti mereka? Hmm mungkin tidak sedikit, tetapi sangat bangga..

when i was bornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang