1

29 9 4
                                    

Suara tepuk tangan dan sorakan memenuhi ruangan mewah, kedua pasangan yang terlihat serasi kini berpelukkan mesra ketika keduanya telah bertukar pasangkan cincin. Seluruh sorot mata menatap kagum dengan pasangan tersebut.

Laura Cindy wanita yang tengah bertunangan dengan pria yang sangat ia cintai dan begitu pula pasangan nya, Febriano. Mereka melanjutkan kejenjang lebih serius setelah menyelesaikan pendidikan sarjana pertama mereka. Lagi pula jika dilihat kedua nya dari keluarga yang mampu dan sangat terpandang di kalangan dunia bisnis jadi tidak perlu sibuk mencari pekerjaan setelah lulus, atau mengumpulkan uang sebelum menikah, bukan? Mereka hanya perlu melanjutkan usaha orang tuanya dan hidup bahagia.

Tidak seperti orang-orang kelas bawah atau kelas menengah ketika mereka menikah muda, orang sudah bisa menebak bagaimana masa depan pernikahan mereka, ada yang berkata istri nya akan membuka usaha jualan pop ice di depan rumah atau mengatakan rumah tangganya akan sering bertengkar karena biaya hidup yang mahal dan lain sebagainya. Entahlah? Siapa yang bisa menebak masa depan.

Jika dilihat - lihat kisah cinta mereka sangatlah lancar seperti air mengalir begitu saja, dari sini kita dapat belajar cinta memang tidak bisa di beli dengan uang tapi dengan uang cinta bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Semua terlihat bahagia malam ini namun siapa disangka ada satu hati yang terluka atau mungkin ada banyak hati yang terluka hanya saja mereka menutupi nya dengan senyuman dan sorakan yang dipaksakan atau dengan cara tidak hadir, bagaimana tidak? Kedua pasangan tersebut terlihat mempesona dan sempurna, kau tau, mereka seperti aktor dan aktris yang kini mempromosikan film romantis mereka, tapi sayangnya ini bukan film.

Netranya terus mengawasi kedua pasangan di depan sana sesekali ia menyesap minuman di tangannya. Dengan melihat keduanya hatinya sangat sakit namun ia tidak bisa mengalihkan pandangannya, ia melihat senyum dan tawa Laura yang begitu indah. Mata nya menyipit ketika tertawa, dan tangannya sesekali memukul pelan Febriano di sebelahnya lalu ia merapihkan kembali tuxedonya, Febriano sesekali mencium pipinya dengan manja.

Ia membalikkan badannya menghapus air bening dari sudut matanya sungguh pemandangan yang tadi sangat menyakitkan kenapa ia tidak pulang saja? Tidak, ia tidak ingin pulang ia sangat menikmati wajah Laura yang begitu indah malam ini, lihat lah bagaimana Laura tertawa dan tersenyum. Senyum yang tidak pernah ia berikan kepada siapapun, termasuk ia pria yang menjadi temannya sejak ia masih duduk di bangku SMA, awalnya perasaannya hanyalah perasaan sebagai teman. namun, seiring dengan waktu berjalan dan keakraban mereka yang semakin hari semakin dekat perasaan itu sangat sulit dimengerti terasa aneh namun indah. Waktu itu ia masih terlalu naif untuk memahami cinta.

Mereka juga berjanji untuk masuk di universitas yang sama, Laura Fakultas bisnis sedangkan dirinya fakultas teknik,mereka tetap bersama ketika waktu pulang ia menyempatkan diri menunggu Laura pulang begitu pun sebaliknya.

Sore itu dimana ia menunggu Laura seperti biasanya ia menunggu di bawah pohon besar yang biasa di jadikan tempat para mahasiswa/i berdiskusi ia duduk di tempat itu, sesekali ia memandangi jam tangan yang melekat di tangan nya. Orang yang ia tunggu sedari tadi kini  menghampiri nya,  Laura berlari tergesa-gesa ia terlihat sangat bahagia  senyumnya terus mengembang di wajahnya membuat ia penasaran, tidak mungkin Laura mendapatkan nilai bagus kemarin saja ia mendapat kan nilai E. Laura bisa dibilang tidak pintar dalam akademik, akan tetapi. Ia sangat hebat dalam memahami orang lain dan jangan lupa dia sangat cantik. Wajah nya masih dengan senyum yang mengembang netra mata nya berbinar-binar lalu dengan cepat ia berkata, "Aku jadian sama Febriano cowok terkeren terkenal dan yang pastinya dia ganteng banget,"

Pria itu mencoba mencerna ucapan Laura, Laura kembali mengulangi lagi ucapannya agar terdengar lebih  jelas, sesekali Laura menghela nafas lega. Hanya satu kata yang bisa ia katakan saat itu 'selamat'. Setelah itu Laura mengatakan tidak perlu menunggu nya lagi karena ia akan pulang bersama pacar barunya, dan. Itu lah menjadi hari terakhir mereka bertemu, bertemu pun itu hanya sekilas saja tidak ada candaan lagi atau belajar bersama. tak jarang ia sesekali menunggu Laura ditempat yang sama berharap Laura yang dia kenal datang berlari menghampiri nya, ia juga memperhatikan Laura dari jauh atau memberikan hadiah ulang tahun untuk Laura melalui orang lain. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Aku Dia Dan DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang