Tap, tap, tap
Kaki nya ia langkahkan ke depan menuju gadis yang tengah tersenyum ceria kearah nya sambil melambai.
Agenda sore ini bagi Taufan, Pergi ke taman tempat biasa ia latihan, tapi bukan untuk latihan. Taufan balas tersenyum ceria pada Y/N, to the point Taufan langsung bertanya kenapa Y/N menyuruh ia kemari?
"Ya..., Karna..., Umm...hehe.., bentar," Y/N mengeluarkan kain merah dan melipat nya menjadi panjang, "Tutup mata dulu, Kak, hihi..,"
Taufan hanya menurut dan menunggu kain itu diikat oleh Y/N, "ayo, Kak," Ajak Y/N. Y/N meminta Taufan menggenggam sebuah ranting dimana sisi lain dipegang oleh Y/N.
"Ini mau ngapain? Gue gak ultah weh! Kalo ngasih kejutan gagal ya!" Celoteh Taufan, "enggak, bukan."
Mereka melangkah ke area latihan yang biasa digunakan Taufan untuk latihan. Y/N melepas kan tangan nya dari ranting lalu berlari kecil menuju semak-semak, mengambil suatu benda pipih panjang dengan empat roda menghiasi benda itu. Warna biru dengan gradasi biru dan kuning melengkapi benda tersebut.
"Nah, Kak Taufan coba buka kainnya sendiri, bisa toh?" Pinta Y/N. Senyum simpul mengembang di wajah cantik nya. Tangan Taufan bergerak naik, membuka si kain merah lalu matanya melotot tak percaya, "Tara~"
"Ini, Si Angin, kerjaannya dinaikkin Kak Ufan, Nemenin Kak Ufan latian, hehe...," Y/N memperkenalkan skateboard Taufan yang entah mengapa bisa menyambung kembali dengan sempurna.
"Tau kok. Kak Taufan pasti bingung 'kan? Kok bisa gini? ,Yaa... jawabannya karna Gue lem, Tapi lemnya bukan lem biasa! Lem buatan Ayah Gue emang fantastis! Epic! Luar biasa! Bisa buat ngelem bata pula, lumayan 'kan hemat semen kalo bangun rumah? Kalo mau beli lem nya silahkan! Limited edition! Buruan beli sebelum kehabisan!" Ujar Y/N panjang tanpa jeda. Mirip kaya duta lem Bapak ya?
Y/N memberikan Skateboard itu dan Taufan menerima nya dengan senang hati. Rasanya seperti menjadi Iron man! Begitulah kata Taufan.
"Makasih,ya Y/N.. hisk, G-Gue terharu... Lo udah nyelametin Angin, tanpa Angin Gue pasti gak bisa idup, hisk..," Ucap Taufan dengan dramatis dan tangis yang dibuat-buat alias air mata buaya, juga suara yang dilebay-lebay kan. "Sans aja kali, Kak. Gak usah nangis bombay juga, makasih sama lem Ayah Gue aja. Hehe.."
"Iya,deh...," Mata Taufan berkaca-kaca dan senyum teduh ia perlihatkan dalam wajahnya.
Tep
Srak, srak, srak
Tangan Taufan bergerak mengelus rambut Y/N lembut, "Sekali lagi makasih,ya~ Y/N yang cantik,"
Pssshhhhh....
"Eh?" Taufan tersentak lalu menarik kembali tangannya, "S-sorry! Gue gak sengaja! T-tangan Gue gerak sendiri!"
Ah, Sungguh. Tangan nya bergerak sendiri tanpa menerima perintah dari otak!
Taufan ikut salah tingkah. Ia menggaruk tengkuknya dan membuang muka. Kemanapun asalkan tidak menatap Y/N. Begitu pula Y/N. Keduanya panas. Atmosfer canggung menemani mereka, mereka diam, hanya diam sampai bermenit-menit berlalu.
Jantung keduanya berpacu tak karuan cuma gara-gara Taufan. Memang bocah pembuat onar ya? Jantung pun dibuat nya berpacu.
"Aaa--...Y-ya udah,Kak... G-Gue mau... Mau pulang dulu!" Y/N berlari kecil menghancurkan suasana beku beberapa detik yang lalu.
Taufan menatap kepergian gadis berambut H/C itu, tanpa sadar senyum mengembang di bibirnya. "Apa...,Gue..?"
Sementara Taufan bingung akan gejolak aneh yang merambat di tubuhnya, disisi lain Y/N sudah menabrak tiang lampu gara-gara salah tingkah. Sekarang kepalanya saja sudah benjol, kasian.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot MembagongkaN
Fanfichanya sekedar one shot g jelas yg ada kait paut dengan smile?Rather suvver Jangan baca klo g mau nyesel+kecewa awok!! Note--boleh req