Haechan yang mendapat perlakuan seperti itu hanya diam mematung. Perbuatan Mark membuat jantungnya berdebar. Seketika pipinya memerah karena itu. Dengan cepat Haechan mengambil alih tisu yang Mark pegang. "Bi-biar aku saja, hyung". Mark hanya mengangguk dan kemudian duduk kembali di kursinya.
Kemudian Mark melanjutkan makan siang yang tertunda sebentar tadi. Kali ini Haechan memakan makanannya dengan lebih santai tapi masih termasuk cepat bagi Mark. Dalam sekejap Kimchi Chigae dan Tteokbokki milik Haechan sudah kandas sedangkan Mark baru menghabiskan setengah dari Spaghetti nya. Mark yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
Haechan meminum sedikit Milkshake nya kemudian lanjut memakan Dessertnya. "Kau sangat lambat Mark" ucap Haechan ketika melihat Spaghetti Mark yang belum juga habis. "Kau saja yang terlalu cepat" balas Mark. Haechan hanya memutar matanya dan memainkan handphonenya. 5 menit kemudian Mark telah selesai dengan acara makannya. Haechan yang melihat itu segera menghabiskan sisa Milkshake nya dan langsung berdiri untuk membayar. Sebenarnya Haechan malas untuk membayar makanan mereka, hanya saja Mark baru akan mendapatkan kartu identitannya besok mengharuskan Haechan yang membayar.
Ya, rumah sakit Daddy nya ini memakai kartu Identitas sebagai kartu kredit untuk membayar. Kenapa Haechan memilikinya? Karena ini rumah sakit Daddy nya jadi dia meminta untuk dibuatkan agar bisa leluasa keluar masuk rumah sakit.
"Kita akan kemana?" tanya Mark dengan nada malasnya. Haechan berjalan kearah lift sambil berfikir. Hingga mereka sudah di dalam lift, Haechan masih berfikir mareka akan kemana. Mark yang melihat Haechan belum juga menekan angka tujuan mereka pun sedikit kesal. "Kalau kau tidak tahu kemana, lebih baik kembali keruangan ku saja. Masih banyak yang harus aku kerjakan" ucap Mark dengan kesabaran yang tersisa. "Tidak tidak tidak. Kau akan mengabaikanku nanti. Bagaimana jika kita ke ruang konferensi? Setahuku mereka sedang mendiskusikan kasus rumit yang akan di operasi nanti. Kemudian setelahnya kita bisa ke ruang operasi dan lanjut ke rooftop. Bagaimana?" tanya Haechan yang sudah menekan tombol untuk ke ruang konferensi tanpa menunggu Mark menjawabnya. Mark hanya menganggukkan kepalanya.
Hening menyapa lift tersebut. Haechan yang tidak menyukai susana hening dan canggung tersebut berusaha mencari topik. Akan tetapi dia tidak tau ingin membicarakan topik apa. Hingga dia mengingat sesuatu yang sejak tadi ingin dia tanyakan.
"Oh ya hyung, kenapa kau ingin pindah ke RS di Korea? Kenapa tidak menetap di Canada saja? Bukankah RS disana lebih bagus?" tanya Haechan beruntun.
"Tidak ada alasan khusus sebenarnya. Selain karena RS ini membutuhkan dokter kandungan, aku merindukan seseorang yang sudah lama tidak kulihat". Jawab Mark dan mengecilkan suaranya di ujung kalimat. Haechan yang mendengar itu semua hanya menganggukkan kepalanya. Tidak lama pintu lift terbuka. Haechan keluar terlebih dahulu diikuti oleh Mark. Haechan mendorong pintu ruang konferensi. Mereka duduk di kursi belakang seraya memerhatikan seseorang yang tengah menjelaskan.
Sekitar setengah jam mereka mendengarkan diskusi, akhirnya keputusan telah dibuat. Para dokter dan perawat yang berhadir segera membubarkan diri dan mempersiapkan ruang operasi. Terlihat juga kepala RS atau Daddy Haechan sedang berbincang dengan para dokter. Haechan dan Mark memilih menunggu di luar.
"Hwajangnim" sapa Mark ketika sangat kepala RS keluar. "Oh ternyata kalian kesini. Apakah kalian ingin ke ruang operasi?" tanya Johnny, mereka mengangguk. "Kalau begitu, ayo kita pergi bersama" ajak Johnny. Haechan langsung menggandeng tangan Daddy nya. Mark yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Kemudian dia menyusul mereka yang sudah tertinggal 5 langkah.
Ternyata dia masih sama seperti dulu. Sangat manja dengan Daddy nya. Batin Mark.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor is Mine [Markhyuck]
RomanceMark bertemu dengan Haechan setelah 17 tahun tidak bertemu. Mark pikir Haechan akan mengingatnya, ternyata dia sama sekali tidak mengingat Mark. Mark kecil sudah suka pada Haechan sejak pertama kali dia berkunjung ke rumahnya bersama keluarganya. Bo...