Dibalik Jendela

2 1 2
                                    

"Lihat! Di luar hujan, mau mencoba bermain?"

"Tidak, kamu saja. Aku akan menunggu disini."

"Kamu tidak seru sekali! Ayo, nanti hujan reda dan kita tidak bisa main air lagi."

"Kamu saja yang bermain, aku akan menunggu disini. Nanti kalau aku sakit siapa yang akan merawat aku?"

"Aku bisa merawatmu."

"Jika kamu sakit siapa yang akan merawat?"

"Kan, ada kami."

"Tapi aku sakit juga, bagaimana?"

"Masih ada dokter."

"Dokternya sibuk. Jadi tidak bisa."

"Kamu kenapa sulit sekali diajak keluar sih!"

"Bukan aku yang sulit diajak keluar, tapi disana hujan."

"Lalu kenapa kalau hujan? Hujan kan masih air!"

"Hujan masih air, tapi disana dingin."

"Aku mampu menahan dingin."

"Tapi aku tidak."

"Ya sudah kamu disini saja, biar aku yang keluar."

"Hati-hati, jangan lupa pakai jas hujan."

"Tidak akan!"

"Nurut ya, semakin kamu memberontak kamu akan semakin aku kekang."

"Kamu diam saja, kamu tidak tahu apa-apa."

"Aku tahu, karena setiap kamu menangis kamu berlari kearahku."

"Kamu hanya membual."

"Tidur ya, besok adalah hari yang panjang."

"Tidak akan, aku ingin bermain!"

"Baiklah."

"Kak, aku ngantuk."

"Lalu?"

"Aku mau tidur, boleh ya?"

"Iya, kamu boleh tidur."

"Mainnya boleh besok?"

"Iya sayang, besok kita main. Sekarang kamu tidur."

"Selamat malam kakak."

"Selamat malam."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang