Angels Like You

341 47 7
                                    

"Seong Yohan pecundang"

"Mantan pengikut sekte sesat."

"Muka kayak banci."

"Cuma bisa berlindung di belakang Lee Zin."

Hanya kata-kata itu yang bisa Yohan dengar setiap hari dari sekumpulan anak sampah didepannya. Tubuhnya sudah dipenuhi memar akibat pukulan yang dilayangkan oleh sekumpulan itu, tetapi yang sakit malah hatinya karena apa yang mereka katakan benar.

Yohan menundukkan kepalanya sembari mengepalkan tangannya. Air matanya mengalir.

"Andai aku jadi kuat kayak Zin.."

Yohan merasakan badannya dipeluk oleh seseorang. Ia mendongakkan kepalanya dan bertemu dengan wajah Zin yang sedang menatapnya dengan raut wajah khawatir.

"Han, Lo gapapa? Maaf tadi gue nemenin Mijin ke perpus jadi ga bisa ke kelas bareng lo." ujar Zin.

Yohan hanya diam, tidak merespon omongan Zin sama sekali. Zin tahu bahwa Yohan sebenarnya tidak baik-baik saja. Apalagi melihat keadaan tubuh dan wajah Yohan yang babak belur membuat Zin marah. Ia pun melepas pelukannya lalu berbalik menatap ke arah sekumpulan anak nakal di depannya dengan tatapan tajam.

"BANGSAT LO SEMUA, UDAH GUE BILANG GAUSAH GANGGU YOHAN YA GAUSAH GANGGU ANJING! LO SEMUA MASIH BELUM PUAS SAMA PUKULAN GUE KEMARIN??"

Mendengar teriakan Zin bukannya takut tetapi mereka malah tertawa.

"Aduh, pacarnya dateng nih. Kabur ah.."

Kumpulan anak nakal itu pun berlari meninggalkan Zin dan Yohan. Namun sebelum itu Zin hendak beranjak untuk mengejar mereka.

"Stop belain gue. Lo ngebuat gue malu."

Omongan Yohan membuat langkah Zin terhenti.

"Yohan..?"

"Apa? Lo sebenarnya kasian kan sama gue?"

"Nope. Gue belain lo karena lo sahabat gue. Atau lo kepikiran sama omongan mereka yang ngatain lo? Kan udah gue bilang lo sama sekali ga kayak gitu."

"Lo tau apasih tentang gue? Gausah sok jadi pahlawan brengsek."

"..."

"Nyatanya gue cuma cowok lemah mantan pengikut sekte sesat yang selalu berlindung di belakang lo."

Yohan meringis pelan ketika mencoba berdiri karena memar di tubuhnya. Zin mengulurkan tangannya untuk membantu Yohan namun langsung ditepis oleh Yohan.

"Jadi, sekarang gue minta stop perduli sama gue. Anggep aja kita gapernah kenal."

Yohan berjalan tertatih-tatih sementara Zin hanya menatap Yohan. Karena ia tahu bahwa Yohan sekarang sedang emosi. Daripada menambah emosi Yohan. Ia memilih untuk mengalah dan membiarkan Yohan pergi.





































Zin mengacak rambutnya.

Setelah hari itu Yohan mendadak menghilang. Sudah beberapa hari Yohan tidak masuk sekolah. Bahkan ibu Yohan sampai datang ke rumahnya untuk mencari Yohan karena Yohan tidak pulang ke rumahnya.

"Andai waktu itu gue ga biarin Yohan pergi.."

Zin hanya bisa mengutuk kebodohannya. Namun seketika ia kembali sadar bahwa Yohan pergi menghilang karena sekumpulan anak nakal itu. Ia pun langsung berjalan ke belakang sekolah kebetulan sekarang sedang istirahat jadi belakang sekolah sepi.

Melihat keberadaan kumpulan anak nakal yang sedang tertawa bersama. Membuat Zin semakin marah. Langsung saja ia memukul salah satu orang yang ada di situ. Sehingga membuat orang yang sedang fokus bercanda menatap ke arah dirinya.

123Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang