LyDana - Prolog

338 63 24
                                    

Akhir bulan, book baru meskipun aku ada tanggungan cerita.

Well, aku nggak janji bisa update setiap hari karena aku perlu feel untuk membuat cerita horor/thriller seperti ini.

Aku berharap support dari kalian berupa komen dan vote.

Jangan lupa masukkan perpus dan reading list kalian supaya nggak ketinggalan update

Follow juga akunku kalau berkenan

Happy Reading

"AAAA.."

Jerit pilu menggelegar di segala penjuru. Menarik perhatian semua orang yang ada di sekitarnya.

Mereka pun berbondong-bondong mendatangi sumber. Menatap tak percaya pada sesuatu yang menggantung di dahan pohon. Pucat, pasif, dan biru.

Itu mayat. Jenazah dari sosok yang mereka kenal, Karen.

"Siapa yang berani melakukan hal sekeji ini?" Seorang ibu-ibu berpawakan mungil membuka percakapan dengan resah yang melanda hati.

Ia takut menjadi salah satu korban dari ini semua. Ditambah dia memiliki dua orang anak yang masih balita. Belum sanggup menjaga diri sendiri tanpa kehadiran seorang ibu di sisinya.

Namun seiring berjalannya waktu. Korban kian bertambah. Semakin marak hingga membuat semua orang dilanda cemas. Kerap kali mereka menemukan mayat yang mati mengenaskan seperti ini.

Awalnya hilang. Lalu berakhir mati dengan cara yang tidak manusiawi.

Ironisnya, tak ada jejak yang tertinggal. Membuat mereka kesusahan dalam menemukan dalang di balik penculikan atau pembunuhan di kompleks ini. Padahal mereka telah berulang kali melaporkannya ke pihak berwajib.

Namun hasilnya sama saja. Polisi tak dapat menemukan satupun bukti yang bisa mengarahkannya pada pelaku. Seolah-olah kejadian berdarah ini memang direncanakan secara matang. Sehingga membuat jejaknya sangat sulit terendus oleh aparat berwajib.

"Ini pasti ulah pasangan suami-istri itu!" cetus seorang petinggi yang ditunjuk sebagai penasihat kompleks.

Dia memiliki perawakan agak gempal dengan pipi yang memerah karena jerawat. Rambutnya hitam jagung, dimodel seperti remaja millenial yang sangat tidak cocok dengan parasnya.

"Benar! Sejak mereka datang di kompleks kita, banyak kejadian aneh yang datang silih berganti!"

Seorang gadis berbadan biola menimpali kata petinggi. Dia memiliki paras yang lumayan cantik. Tetapi riasan yang melekat di wajahnya, benar-benar melunturkan kecantikannya yang paripurna.

Sangat disayangkan.

"Hei, semua! Jangan asal tuduh! Bagaimana jika itu semua hanyalah prasangka? Tidak baik mencurigai seseorang yang telah beringan tangan kepada kita."

Seorang pria paruh baya menengahi opini publik. Berupaya mengubah jalur pemikiran para warga yang ricuh karena mala.

"Sudahlah.. lebih baik kita urus mayat ini terlebih dahulu.." usul seorang pria yang didapok sebagai lurah.

"Baik..!" Mereka berseru kompak. Lalu membagi tugas guna menyelesaikan masalah pelik mereka.

.
.
.

BRAK! DOK! DOK!

"KELUAR KALIAN!"

Pintu diketuk kencang. Mencipta gaung yang merambat hingga ke telinga seorang perempuan bernama Lydia Anggara. Ia pun menoleh ke arah jam, menatap jarum panjang yang bertengger di angka 7.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfekte Albinos {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang