"Kenapa kamu berubah?"
Kalimat itu berhasil membuatku mematung sesaat dan kemudian mengalihkan pandangan kepadanya, ledakan rasa sakit yang kupendam lama kembali bergejolak di jiwaku. Membakar kembali amarah yang membuatku berkeinginan membalas dendam. Tapi kemudian, aku tersadar. Kembali menenangkan diriku, menghembuskan nafas lalu meraih cangkir kopi hangat di hadapanku dan meneguknya tenang.
"Terkadang, ada beberapa hal dari pelajaran hidup dan itu tanpa sadar merubah jalan pandang kita." aku menatapnya lekat. "Kita mungkin memang tidak protes terhadap Tuhan ketika sakit atau luka itu datang, mencoba menerima lapang dada. Tapi jangan lupakan bekasnya luka itu. Karena ketika dia pulih seutuhnya pun, belum tentu dia sama lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
words.
Poetry... Sepatah kata tanpa makna, yang tak terucapkan dan pada akhirnya menjadi belati pembunuh jiwa. © 2023 by qnanaa All Rights Reserved