9

74 8 32
                                    

"Udah gw bilang Lo harus putusin dia" bentak orang itu di dalam sebuah kafe

"Tapi gw udah jatuh cinta sama dia" balas orang satunya

"Ngga ada pilihan lain, gw harus bertindak" orang itu mengambil jaketnya

"Ehh Lo mau kemana?!" Orang satunya melihat orang itu ingin meninggalkan kafe

"Ngga usah ikut campur"

"Ehh kak" panggil orang satunya yang ternyata orang itu adalah kakaknya

Orang itu meninggalkan ruangan dan masuk ke dalam mobilnya.

Ternyata tepat di depan pintu kafe ada seseorang yang mendengar percakapan mereka berdua yang buat orang itu terkejut.

"Jadi..."

*

Keesokan harinya Chika berniat untuk menjenguk Vito kembali karena sebelumnya dia telah mencelakakan Vito dan dia ingin menebus kesalahannya. Namun niatnya menghilang karena Zahran menghampiri dirinya.

"Ehh Chik" panggil Zahran setelah turun dari mobilnya

"Loh kenapa kamu kesini?" Tanya Chika yang melihat Zahran disana

"Cuman lewat aja, ikut aku yuk" ajak Zahran

"Hah? Ngapain?"

"Udah ikut aja" Chika menuruti permintaan Zahran dan masuk ke dalam mobilnya

Tanpa disadari Chika, Vito yang melihat itu tampak tidak peduli namun di hatinya merasa sakit karena dia tahu niat awal Chika tetapi terpatahkan dengan kehadiran Zahran disana.

Sesaat sedang memandang jendela, Okta menghampirinya di kamarnya, "Nak"

"Ehh pah kenapa?" Tanya Vito yang terkejut melihat papahnya disana

"Tumben kamu sering duduk di Deket jendela" tanya Okta menghampirinya dan duduk bersama

"Gpp pah lagi nyaman aja ada angin" Vito kembali memandang ke luar jendela

"Masa sih"

"Iya pah"

"Iya deh iya, oh iya papah mau bilang sama kamu rencananya Minggu depan papah sama om Vino mau ngadain acara bersama. Kamu ikut yah?" Ajak Okta pada Vito

Vito langsung menghadap Okta, "Hah ngapain pah?"

"Bisa dibilang liburan bareng gitu" jawab Okta tentang liburan itu

"Aku ngga ikut pah" Vito menolaknya

"Lah kenapa? Kan kamu sama Chika udah baikan kan?" Okta yang heran dengan anaknya

"Udah sih tapi aku ngga mau" jawab Vito tetap menolak

"Ya sudah kartu kamu papah blok yah" Okta mencoba mengancam

Vito yang mendengar itu terkejut dan takut, "Ehh jangan gitu dong pah, kan disitu ada tabungan aku"

"Makanya ikut" Okta tetap memaksa Vito untuk ikut

"Iya deh iya terserah papah" dengan terpaksa Vito mengikuti kata papahnya

"Nah gitu dong"

Okta senang karena Vito dapat dibujuk dengan triknya namun berbeda dengan Vito karena dia tidak ingin berlibur apalagi bersama dengan orang lain, dia suka berlibur dengan dirinya sendiri karena itu membuat dia sedikit leluasa untuk berpergian kemanapun dia inginkan tanpa ada permintaan dari orang lain.

*

Dan hari itupun terjadi sekarang keluarga Vino dan Okta pergi menuju Bali karena mereka sudah menyepakati akan berlibur kesana, sebenarnya Okta dan Vino telah berteman sejak lama namun karena perbedaan kampus dan semakin lama komunikasi mereka menurun membuat mereka jarang berkomunikasi kembali sampai akhirnya mereka bertemu kembali pada saat Vino baru saja pindah rumah.

Gunung Es [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang