Ruang Pembelajaran Utama
"Nona, sebelum pembelajaran hari ini kita mulai, bisakah saya mengetahui apa yang Nona pahami dari pembelajaran yang saya ajarkan kemarin?"
"Ya..", Sasuke membalas dengan lesu, dia begadang seperti orang kesurupan kemarin karena setelah membaca jawaban yang dibawa seekor burung sebelumnya, ia sudah melupakan semua yang dipelajari saat kelas.
"Seorang Saintess adalah sosok yang selalu dipenuhi dengan kebijaksanaan"
"..."
"Saintess hanya melayani dan setia pada Dewi"
"..."
"Saintess tidak boleh memaafkan kesalahan orang lain, hanya Dewilah yang bisa"
"Ada lagi?"
"Saintess dilarang menjalin hubungan baik dengan Dewa atau Saint yang dikirim sang Dewa ke dunia"
"Benar, itu yang terpenting!"
'Jadi kenapa mereka tidak bisa melakukan itu???', pikir Sasuke tidak habis pikir.
"Lalu pelatihan dasar menggunakan kekuatan suci, kemajuan Nona sudah sampai mana?"
"Aku bisa mengeluarkan cahaya, tapi tidak bisa bertahan lebih dari lima menit"
"Hm!", guru pembimbing itu mengangguk.
"Perkembangan Nona tergolong lamban, tapi sudah ada kemajuan, cahaya suci Nona hanya sebesar kerikil awalnya, sekarang sudah seperti bola biliar, sudah ada kemajuan, tapi cahaya suci setidaknya harus bisa bertahan minimal enam jam"
'Ukh!', Sasuke tersenyum gelisah,'sekarang aku disamakan dengan bola yang ada di kasino, kata-katanya selalu menusuk dan tegas dari pertemuan pertama.'
"Latihlah lagi setelah kelas, sekarang kita akan beralih ke langkah berikutnya kelas teori"
"Ya!", balas Sasuke cepat begitu dilirik tajam oleh guru pembimbingnya.
"Jadikan ini sebagai bantuan!"
Sasuke melihat beberapa gambar di atas buku terbuka yang ditaruh di depannya.
"Madam, apa ini?"
"..mulailah bertanya sejak kemarin, jangan hanya sekarang, mengerti Nona?"
"Ya!", balas Sasuke panik,'sudah puluhan kali aku ditegur sejak kemarin' rasanya ingin menangis lirih.
"Ini Saint dan ini Saintess, di atasnya ada Dewa atau Dewi yang mereka layani. Saint dan Saintess tidak boleh saling bekerja bersama! Lalu yang ada di bawah mereka adalah masing-masing simbol dari semua kekuatan suci pemberian Dewa atau Dewi selama generasi ke generasi"
Sasuke mengangguk mantap, madam yang melihat itu tersenyum kecil,"Nona harus mencoba datang langsung ke kuil dan mendekatkan diri pada sang Dewi untuk meningkatkan kepercayaan dan meningkatkan kekuatan suci Nona secara bertahap."
"Saint atau Saintess tidak bisa memiliki semua jenis kekuatan suci ini dan hari ini kita akan memastikan kekuatan suci jenis apa yang Nona miliki, lalu cara paling benar untuk mengetahuinya adalah dengan mencobanya langsung. Cobalah Nona berdoa dan sampaikan dengan setulus hati keinginan Nona pada sang Dewi, bertanyalah!"
'Bertanya?!'
Mendengar itu membuat Sasuke merasa hal itu adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.
'Aku hanya harus mencobanya, kan?', pikir Sasuke kemudian dengan pasrah.
"...", Sasuke mulai menggenggam tangannya dan suara yang terdengar di sekitarnya langsung menghilang.
'Wahai Dewi, aku.. gimana mengatakannya ya?'
Bukannya berdoa, Sasuke malah tersesat dalam kalimat yang harus diucapkannya pada sang Dewi.
"Wahai Sang Dewi yang selalu dipenuhi keadilan, tolong dengarkanlah panggilan hamba ini!"
"..."
"...."
Madam memperhatikan dalam diam murid yang saat ini ia bimbing sebagai calon Saintess masa depan.
Dilihatnya sang murid, Sasuke membuka matanya dengan perlahan.
"Bagaimana?"
"Madam, sepertinya ada yang salah dengan caraku.. Dewi sama sekali tidak menjawabnya"
"Oh ya?", balas madam dengan cuek.
"Uhh..", Sasuke langsung gelisah.
"Nona, secara yang terlihat oleh mata hamba, tidak ada yang salah dengan cara Nona berdoa. Baik apa yang Saint dan Saintess ucapkan saat berdoa dengan Dewa atau Dewi dari setiap generasi bersifat pribadi"
"..."
"Nona, berdoalah dengan setulus hati dan percayalah!"
'Ukh!', pikir Sasuke yang sekarang terbebani.
"Akan kulakukan lagi!", ucap Sasuke pada madam yang langsung mengangguk.
"Wahai Dewi, tolong bantulah anakmu ini! Hamba ingin mengetahui kekuatan suci apa yang hamba milikki!"
"Kau tidak sopan, berhenti menggangguku!"
"...?!", Sasuke terdiam, matanya pun langsung terbelalak karena kaget,"Dewi membenciku!"
Madam pun tertegun,"apa yang Nona katakan pada sang Dewi? Saat berdoa Nona harus merendah dan tetap menghormati sang Dewi!"
"Hahh...", Sasuke menghela napas dan menjatuhkan wajahnya ke meja, ia shock.
"Nona, anda harus memikirkan ini dengan serius dan minta maaflah pada sang Dewi!", ucap Madam sembari membereskan barang bawaannya dan berjalan pergi.
'Aku ingin sekali meloncat kabur dari sini!', pikir Sasuke lemas.
"...."
Ruangan Pribadi Putra Mahkota
"..."
Sang Pangeran memasuki portal, terlihat seperti salah satu ruangan mewah di dalam Kuil. Tempat doa.
Dihiasi dengan dinding putih, beberapa lampu mewah yang juga putih dan ada patung Dewa Dewi di masing-masing sisi altar.
Langkah kaki sang Pangeran pun terhenti di depan patung sang dewa.
"Wahai Dewa, seluruh perintah anda telah saya kerjakan"
"..."
"Kerja bagus, anakku!"
"Terima kasih"
"Sekarang, aku memintamu untuk jangan melakukan apa-apa! Kerjakanlah aktivitas harianmu seperti biasa, ingatlah, jangan pernah berhubungan lagi dengannya sampai batas waktu yang kutentukan!"
"Dengan setulus hati akan saya lakukan!"
"..anakku, hingga saatnya tiba.. biarkan dia menentukan pilihannya, tidak perlu ikut campur ataupun mencoba membimbingnya"
"Wahai Dewa, saat waktunya tiba.."
"Aku tahu! Kau ingin selalu kembali ke sisiku apapun yang terjadi.."
Sang Pangeran pun tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Sasuke [Slow up]
FantasySasuke tahu jika ia diberi kesempatan, tak sedikitpun dirinya berniat membiarkan semuanya terulang. Demi masa depannya, Sasuke mengambil langkah maju, meninggalkan dirinya di masa lalu, dan yang terpenting, memutar kembali takdir yang terkilir.