Dream Whisper ~ 1

629 63 18
                                    

💫💫💫

“Keindahan alam ini disebut aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Keindahan alam ini disebut aurora. Apakah kau begitu ingin melihatnya hingga terus menunggu di sini?”

Suara itu rendah, sedikit berat, mengandung ketakjuban dan juga tanda tanya, berasal dari sosok tampan berbalut pakaian putih. Seorang pemuda berparas rupawan, rambut panjangnya yang hitam sedikit diikat di belakang kepala. Ujung pita yang mengikat rambut itu bergeletar tertiup angin.

“Alam selalu menyimpan rahasia terindahnya, hanya di sini aku bisa menyaksikan warna-warna indah dan menakjubkan. Bukankah kau juga menyukainya?”

Sosok yang menjawab pertanyaan sebelumnya itu menoleh pada seseorang yang berdiri. Paras yang dimilikinya sangat mempesona, tak kalah indah dari pesona alam yang sedang dinikmatinya saat ini. Senyum tipis dan mata yang cemerlang menambah kecantikan parasnya. Dalam balutan warna putih yang menyamai sosok tampan di sebelah, rambutnya yang panjang tergerai menutup punggung dan bergerak pelan disapa angin berhembus.

“Aku pikir kau tidak datang,” ia kembali berkata. Merdu suaranya berpadu dengan desau angin kencang yang teramat dingin, menyapa tubuhnya yang ramping. Fokusnya beralih lagi ke depan, pada langit malam di ujung sana yang memperlihatkan tarian warna indah.

Bibir tipis itu seakan tak lepas dari senyum ketika menyaksikan warna yang silih berganti berpadu di langit malam. Warna hijau yang mendominasi, bergelombang indah seakan mengikuti alunan musik tertentu. Dia merasa tak sia-sia menunggu dalam dinginnya cuaca musim gugur. Duduk menyendiri di atas bukit yang langsung memperlihatkan keindahan proses alam tersebut. Ia sangat ingin menyaksikan kecantikan paduan warna yang disebut aurora oleh sosok di dekatnya.

Pemuda tampan yang berdiri menurunkan mantel putih tebal berbulu yang sebelumnya ia sampirkan di lengan. Setengah membungkuk, mantel putih itu ia sampirkan pada sosok yang duduk berselonjor di atas hamparan rumput.

“Meskipun kau begitu ingin menikmati keindahan ini, setidaknya kau bisa melindungi tubuhmu sendiri dari cuaca dingin,” ia berkata sambil menempatkan diri di sebelah sosok yang kembali menoleh.

“Karena aku merasa bahwa kau akan datang untuk menemuiku lagi.” Sosok cantik itu menanggapi, tersenyum indah sambil membenahi mantel yang menutup tubuh.

“Apa selain menunggu keindahan alam, kau juga menungguku?”

“Sebelum pesona alam itu disaksikan olehku, mataku sudah terlebih dulu menangkap keindahan lain, yaitu dirimu.”

Sosok tampan berbaju putih itu menoleh, menatap paras mempesona yang menyilaukan. Segelintir rambutnya jatuh mengenai sisi kening dari rambut panjang yang tergerai.

“Aku melihatmu terus datang dan duduk seorang diri. Aku bertanya-tanya, siapa gerangan sosok mempesona yang tanpa putus asa mendatangi tempat ini, sampai akhirnya, aku memberanikan diri menghampirimu. Apakah sangat berarti bagimu menyaksikan peristiwa indah ini hingga kau begitu bertekad?”

𝑻𝒉𝒆 𝑫𝒓𝒆𝒂𝒎 𝑾𝒉𝒊𝒔𝒑𝒆𝒓 [𝐛𝐚𝐢𝐬𝐡𝐢] [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang