💫💫💫
Tiga hari berlalu.
Baili Hong Yi berhasil disembuhkan oleh tabib istana yang memiliki metode mengeluarkan racun dengan suhu panas. Karena cairan racun itu baru setengahnya memasuki tubuh Baili, sedikit demi sedikit pengobatan itu membawa hasil dan kondisi Baili pulih seperti semula meski tubuhnya masih sangat lemah. Ia beristirahat total di Paviliun Lotus tanpa diberitahu kabar tentang Shi Ying. Hanya ketika di malam ketiga, sewaktu pelayan mengantarkan makanan untuknya, Baili pun bertanya tentang keadaan Shi Ying. Ia merasa heran karena kekasihnya sama sekali tidak muncul selama ia beristirahat. Alangkah terkejutnya ia sewaktu berita tentang Shi Ying yang menusuk dadanya sendiri dan belum terbangun sampai detik ini.
Tanpa mengindahkan seruan pelayan yang berusaha menahannya, Baili beranjak bangun dari tempat tidur. Tangannya merapikan baju putih yang menutup dada dan membiarkan rambutnya yang panjang terurai tak beraturan. Tepat di pintu paviliun, ia tertahan oleh pengawal pribadi Shi Ying.
“Tuan Muda, Anda masih belum sembuh,” Zhi Yuan berkata sambil menghalangi langkah Baili.
“Aku ingin menemui Shi Ying. Jangan halangi aku,” ujar Baili. Ia mendorong bahu Zhi Yuan dan berjalan tersaruk-saruk menuju Paviliun Teratai.
Zhi Yuan hanya bisa mengikuti langkah pemuda yang bahkan melupakan sandal untuk melindungi kakinya.
Baili tiba di tempat pribadi Shi Ying dan langsung menerobos kamar tempat mereka sering memadu kasih. Kakinya terasa lemas ketika melihat kekasihnya yang berparas malaikat itu terbaring diam di atas tempat tidur. Dengan langkah gontai, ia menghampiri dan bersimpuh di dekat tubuh Shi Ying.
“Kenapa kau sangat bodoh? Kenapa kau melakukan kebodohan ini?” ia berbisik seiring pelupuk mata yang menghangat. Tangannya gemetar membelai wajah pucat Shi Ying.
“Kenapa dia belum sadar juga?” gumamnya, tertuju pada Zhi Yuan yang berdiri di balik tirai.
“Menurut tabib istana, pedang itu hanya beberapa inci menusuk sisi jantung. Suatu keajaiban pangeran masih bernapas sewaktu mereka membawanya dari ruang sidang. Tetapi pengobatan yang dilakukan hanya bisa menyembuhkan luka tusukan. Mereka pun kebingungan karena pangeran seolah tidak ingin terbangun,” Zhi Yuan menjawab dengan nada sedih.
“Dia menduga bahwa aku tidak selamat dan ia pun tidak ingin bangun. Hidupnya terhubung dengan hidupku,” Baili bergumam pedih. Ia menggenggam jemari putih itu dan mendekatkan ke bibir, mencium lembut penuh perasaan.
“Apa yang harus kita lakukan?” gumam Zhi Yuan.
“Andai ada yang bisa membaca pikiran dan mimpi seseorang, mungkin kita akan mengetahui keadaan Shi Ying sebenarnya.”
Zhi Yuan mengerutkan kening beberapa saat. Mendengar perkataan tuan muda itu, ia berusaha menggali ingatan karena pernah ada yang mengungkit hal itu beberapa waktu lalu. Matanya mengerjap sewaktu mengingat pertemuannya dengan seorang kakek di bukit Linzhou. Saat itu sang pangeran sedang menyaksikan aurora yang indah di langit malam. Dia nyaris bersuara saat melihat kondisi Baili Hong Yi. Tuan muda itu tidak akan memedulikan dirinya dan akan berangkat saat ini juga demi menemui seseorang yang ia ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒉𝒆 𝑫𝒓𝒆𝒂𝒎 𝑾𝒉𝒊𝒔𝒑𝒆𝒓 [𝐛𝐚𝐢𝐬𝐡𝐢] [𝓔𝓷𝓭]
Romance𝐁𝐚𝐢𝐬𝐡𝐢 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐛𝐲_𝐀𝐑 𝐘𝐢𝐳𝐡𝐚𝐧 Bisakah sebuah mimpi menyatukan dua insan yang sama sekali tidak saling mengenal? Baili Hong Yi mengalami mimpi yang terus berulang setelah menyaksikan keajaiban alam di bukit Linzhou. Pertemu...