Dream Whisper ~ 2

256 56 4
                                    

💫💫💫

Istana Timur, kerajaan Shi Liang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istana Timur, kerajaan Shi Liang.

Bangunan yang berdiri di sudut kerajaan itu sangat artistik. Didominasi warna putih dan selalu menguarkan aroma wangi. Beberapa kolam teratai dan pohon Blossom menjadi penyejuk dan pemandangan indah di luar bangunan. Kayu dari Cendana menjadi aroma tambahan di kala seseorang memasuki ruang istana.

Di salah satu ruangannya yang luas dan dibatasi tirai putih, pangeran Shi Ying, tokoh penting yang menempati istana timur sedang duduk termangu dengan kepala bersandar pada empuknya bantal bersarung sutra. Di dekatnya terdapat satu dupa yang menguarkan asap, menghasilkan aromaterapi yang menenangkan. Dengan satu tangan menopang sisi kepala, kelopak matanya terpejam menyembunyikan keindahan di dalamnya. Namun gerakan bola mata yang jelas terlihat menandakan bahwa dia tidak tertidur. Terkadang helaan napasnya sesekali mengisi heningnya ruangan sampai telinganya menangkap suara langkah kaki mendekat. Perlahan ia membuka mata, memperlihatkan sepasang mata indah yang cemerlang.

“Pangeran, apakah saya perlu mengganti aroma dupa di kamar? Saya sudah menyiapkan tempat tidur seperti keinginan Pangeran.”

Suara seorang wanita memecah keheningan.

Shi Ying menatap kepala pelayan wanita berbalut baju warna peach, berdiri di balik tirai putih.

“Tidak perlu,” ia menyahut sambil mengubah posisi duduk, menegakkan punggung dan mengurut pelan pelipisnya yang sedikit berdenyut. “Aku tidak ingin tertidur malam ini,” lanjutnya.

“Tapi hal itu akan merusak kesehatan juga membuat wajah Pangeran kusam.” Pelayan wanita itu sedikit membantah.

“Tertidur dalam gelisah akan semakin membuatku buruk,” timpal Shi Ying.

“Apakah Pangeran masih bermimpi buruk?”

“Bukan mimpi buruk tapi justru sangat mengganggu ketenangan.”

Hembusan napas berat Shi Ying menjadi pengiring bangunnya ia dari tempat duduk beralas busa. Matanya tertuju pada sisi ruangan yang membentuk jendela kayu berlapis ukiran bunga teratai. Malam mungkin sudah kembali menyelimuti ibukota Shi Liang dan ia justru ketakutan untuk menghadapi malam hanya karena sebuah mimpi.

“Mimpi itu benar-benar mengganggu. Aku tidak tahu kenapa sosok itu sangat membuatku penasaran. Aku tidak pernah mengalami mimpi seperti itu sebelumnya,” ia mendesah, mengeluh atas hal yang membuatnya kebingungan.

“Sejak kapan Pangeran mulai bermimpi?” Pelayan itu masih berdiri di balik tirai.

“Xue Lu, masuklah. Aku ingin kau mengganti dupa di sini.”

Perintah itu menggerakkan pelayan wanita berjalan ke sisi tirai dan kini melangkah masuk. Kepalanya mengangguk sekilas sebelum melangkah mendekati meja pendek di sisi ruangan. Ia sempat melirik susunan lilin yang menyala dan ada beberapa batang yang harus diganti.

𝑻𝒉𝒆 𝑫𝒓𝒆𝒂𝒎 𝑾𝒉𝒊𝒔𝒑𝒆𝒓 [𝐛𝐚𝐢𝐬𝐡𝐢] [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang