Terlihat Rosie tengah berjalan di koridor kampusnya. Ia berniat bertemu Joy. Namun, sekelompok pemuda di tangga berhasil menghentikan langkahnya.
"Cepet-cepet amat sih, Cantik. Ayolah gabung sama kita-kita."
Rosie hanya bisa menghela napas pelan. Ia memilih untuk mencari jalan lain. Baru tiga langkah ia berjalan, ada seseorang yang menahan tangannya.
"Lewat sini aja."
Gadis itu menoleh, tak lama tangannya ditarik pergi. Ia hanya diam membiarkan orang itu membawanya. Sekelompok pemuda di tangga mendadak diam setelah kedatangan orang itu. Mereka pun terus berjalan hingga sampai ke ruangan yang di tuju Rosie.
"Joy lagi ada kelompok. Lo tunggu aja di sini."
"Thanks, Rio."
"Yoi."
Orang yang menolong Rosie adalah Mario. Masih ingat dia siapa? Ya, dia salah satu anggota The Boys. Ada satu informasi tambahan. Tidak semua anggota The Boys kuliah di Trisaksi. Lima orang di antara mereka berkuliah di tempat yang sama dengan Rosie, salah satunya ya Mario ini.
Lantas bagaimana keduanya bisa saling mengenal? Jawabannya karena Joy. Ya, Mario dan Joy adalah teman satu jurusan. Keduanya kerap menjadi rekan satu kelompok. Itulah alasan mengapa Rosie dan Mario bisa saling mengenal.
"Tumben kalian ngga satu kelompok."
"Temen-temen pada minta ganti partner."
Rosie mengangguk. Ia menatap Mario yang tengah fokus bermain ponsel. Pemuda itu terlihat lebih bugar dari terakhir mereka bertemu. Rosie masih ingat betul wajah Mario yang penuh lebam.
"Kenapa?"
Rosie terkesiap. Ia langsung berdehem pelan. Mario kini tengah menatap Rosie intens. Ia tahu Rosie sedari tadi menatap ke arahnya.
"Gapapa."
Mario kembali fokus pada ponselnya. Tanpa sadar sudut bibir pemuda itu terangkat. Ia tersenyum mengingat bagaimana wajah Rosie saat terkejut.
Lucu.
Tak lama pintu kelas terbuka. Satu per satu anak ilkom keluar. Kini giliran Joy yang keluar. Gadis itu terlihat nampak kerepotan. Rosie langsung menghampiri temannya itu dan membawakan laptop serta buku milik Joy.
"Thanks, Oci."
Rosie mengangguk. Mario menghampiri mereka berdua. Ia menjulurkan tangannya seolah meminta sesuatu. Joy hanya bisa mendengus. Sementara Rosie hanya bisa mengamati interaksi dua orang itu.
"Hp gue belum penuh. Besok gue balikin deh."
Sama seperti Rosie, Mario juga menunggu Joy. Gadis itu meminjam power bank miliknya.
"Ck! Besok loh beneran."
"Iya, Mario. Takut amat power banknya ilang."
"Mahal tuh, limited edition."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙷𝙾𝙼𝙴
FanfictionRumah. Satu kata sederhana dengan banyak makna di dalamnya. Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan kata itu. Begitu pula dengan Jeka dan Rosie. Keduanya punya pandangan berbeda tentang definisi rumah. Lantas apakah ses...