Prolog

7 2 0
                                    

"Aku bisa apa kalau yang kamu mau bukan aku? Aku bisa aja menjadi apa yang kamu inginkan, tapi kamu bisa buka hati kamu buat nerima aku? "

"Gisha Salsa Rafatina"

Hujan  turun menerpa dua insan manusia, menerpa gelombang rasa yang tak mungkin untuk diucapkan.

Gisha menatap Arif dengan mata yang berkaca-kaca. Sedangkan lelaki itu terlihat diam seribu bahasa, tak berniat untuk membuka percakapan.

"Maafin aku, Sha! Aku belum bisa menjadi sosok lelaki yang kamu inginkan selama ini dan aku mau kita akhiri saja semua omong kosong yang pernah terjadi diantara kita. Aku ngga mau menyakiti perasaan mu terlalu dalam lagi, Sha! " seru Arif setelah beberapa lama bungkam, dengan semua yang dia katakan membuat Gisha semakin terkejut dibuatnya.

"Ap-apa? Mas Arif mau mengakhiri hubungan yang udah dua tahun kita bina dengan alasan yang aku tidak tahu. Dan juga semua hal yang kita lalui selama ini hanyalah omong kosong aja buat Mas Arif? "

Gisha mencoba meminta penjelasan dari lelaki yang sangat dia cintai itu. Berat rasanya menerima fakta bahwa orang yang ada di hadapan nya sekarang ini memilih untuk pergi dan mengubur semua keinginan bersama.

Arif hanya diam, terlihat tidak ingin memberi penjelasan lain lagi. Dia pun berjalan menjauh meninggalkan Gisha di tengah taman pada malam itu seorang diri.

Gisha yang masih belum puas dan ingin meminta penjelasan dari Arif mencoba mengejar lelaki itu hingga ke tempat mereka memarkirkan kendaraan.

Dari sisi kiri Gisha terlihat cahaya terang berwarna putih yang terlambat untuk Gisha sadari, bahwa itu lampu depan mobil yang menabrak nya cukup keras hingga membuat nya terpental hingga beberapa meter.

Cinta dan AndrophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang