13

146 17 2
                                    

Shisan pov

Aku tidak bisa melihat ujian chunin tahap 2 dikarenakan aku diberikan misi mendadak untuk mengecek tim yang tersisa di kawasan hutan larangan.

Huftt, sangat menyebalkan , jujur saja aku ingin melihat pertarungan mereka. Tapi aku bisa apa?

Ketika kembali ke tempat ujian ke 2 ( manara). Aku melihat pertarungan selanjutnya adalah hyuuga neji vs hyuuga hinata.

Jujur saja aku mempunyai firasat tidak enak, dan benar saja di pertarungan terakhir antara mereka , hinata jatuh bersimpuh darah dengan neji yang menyerangnya menurutku terlalu berlebihan.

Bukankah mereka berdua berasa dari satu klan yang sama? Kenapa aku bisa melihat raut kepuasan neji setelah membuat hinata terluka parah?

Aku tidak melanjutkan untuk menonton pertarungan selanjutnya. Mata ku melirik Neji yang keluar dari arena pertarungan. Aku segera mengikutinya.

Langkahnya terhenti otomatis aku juga berhenti.

" Berhenti mengikuti. "
Tegasnya

" Kenapa kau sangat membenci nya? Bukankah dia saudara mu? "
Tanyaku

" Kau tidak akan mengerti. "

" Aku akan mendegarkan alasanmu. "

" Berhentilah seolah olah kau mengasihaniku, itu menjijikan. "
Jawabnya

( ngegas bgt si untung syg)

" Sepertinya kau salah mengartikannya, aku peduli kepadamu bukan mengasihani mu."

" Bagaimana aku bisa percaya padamu, sedangkan kau han- ...ya"

Tak sempat menyelesaikan perkataan nya, neji sudah lebih dulu ambruk ke belakang, untung saja aku sigap menangkapnya.

" Kau ini sudah kelelahan tapi masih tetap saja berkata seolah olah kau tidak ingin di perhatikan ya. "
Gumamku

Cukup lama aku memandang wajahnya, hanya 1 kata yang bisa ku deskripsi kan.

TAMPAN.

Bibirnya itu ingin sekali aku menciumnya, terlihat lembut.

Aku menggelengkan kepalaku untuk tidak berpikir yang tidak tidak.

Aku akan membawanya sementara ke rumahku, sebelum itu aku akan memberi tau tentang neji yang pingsan karena kelelahan.

Aku hanya mengirimkan bunshin untuk pergi kembali ke arena ujian chunin tahap 2.

---

Sesampainya dirumah aku segera
Membuat kan kompres, karena aku sempat memegang dahi nya dan dahinya sangat panas.

( hanya memegang dahi nya saja, tidak lebih)

Aku segera Memgompres nya dengan air hangat agar panas di dahi nya menurun.

Sembari aku menunggunya untuk bangun, aku juga akan memasak makan malam.

Kurasa sebentar lagi sasuke akan pulang, jadi aku bergegas untuk menyiapkan air hangat untuknya.

Setelah selesai memasak, aku menyiapkan kan nya di meja makan dan lagi lagi aku dikejutkan oleh bang toyib

( ehemm maksudnya sasuke)

yang tengah duduk sambil mengarahkan pandangannya terhadap neji yang masih menutup matanya.

"Sa-sasuke kapan kau pulang?
Tanyaku yang kaget karena sedari tadi aku sama sekali tak mendegar suara pintu terbuka.

(Tidak mungkin kan dia make portal , kan belum ada rinnegan nya-_-)

" 20 menit yang lalu mungkin, sejak kau berkata : aku akan menyiapkan air hangat untuk sasuke. "
Jawabnya enteng

" Huhhh, kau ini.ehh matte matte , apa yang ada di lehermu itu?
Aku mendekatkan wajahku untuk melihat lebih jelas tanda yang ada di leher Sasuke itu.

" Kutukan menjijikan. "
Jawabnya

" Kutukan? Apa maksudmu? Apa sesuatu berbuat jahat kepadamu? Apa kau terluka? Hoi siapa yang melakukannya?
Tanyaku bertubi-tubi

( kurasa itu dapat membuatnya jengkel)

" Daripada menanyakan hal tidak penting, lebih baik aku yang bertanya, siapa laki laki itu, Bukankah dia salah satu peserta ujian chunin?

" Ahh dia hyuuga Neji , aku membawanya kemari karna dia pingsan. " Hoiii kau bahkan belum menjawab pertanyaan ku saskeeeeeehhh. "
Protes ku

" Aku lapar. "

( dua kata yang dapat membuat ku rambut panjang ku berterbangan karena emosi akibat jawaban nya itu.)

Seolah tak memperdulikan perkataan ku, dia hanya melongos pergi tanpa adanya rasa bersalah.

( anoooo yarooooo)

" Dimana aku? "

Suara tersebut sontak mengalihkan pandangan ku ke asal suara itu.
Aku mendekatinya dan melepas kompresan yang ada di dahinya.

" Sudah baikan? "
Tanyaku

Tak membalas perkataan ku, dia berusaha untuk bangun, aku membantunya untuk duduk.

" Tidak usah dipaksakan, kau demam dan kelelahan, istirahat lah terlebih dahulu. "
Sambung ku

Lagi lagi dia tidak menjawab pertanyaan ku melainkan dia menundukkan kepalanya.

" Apa kepalamu sakit?
Tanyaku lagi

" Aku tidak bisa kembali sekarang ke kediaman hyuuga, aku tidak ingin melihat wajah hinata. "

( padahal kan hinata di rumah sakit bg, bilang ae sih mo nginep susah bener elah, pasti mo modussssss ehehe)

" Wakatta, kau boleh menginap sementara disini, aku akan merawatmu. "
Jawabku dengan seutas senyuman

Boomm

Wajah neji merah bak tomat setelah mendengar perkataanku.

Aku yang tak peka pun menganggap bahwa demam nya naik, aku meletakkan tanganku ke dahinya untuk mengecek panasnya.

Tapi aksi ku terhentikan oleh sasuke yang selalu saja datang disaat yang tidak pas.

-shisan pov end

UNTUKMU: PRINCE HYUGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang