ASOR (3)

2.9K 105 11
                                    


masih ada yang nungguin kan ya? wkwk

Enjoy guys! :)

*****

Kirana mengelap keringat yang jatuh di pelipisnya dengan sapu tangan bercorak bunga matahari. Wajah putihnya memerah akibat terlalu lama dibawah matahari.

Suara decakan kesal keluar dari bibir tipisnya. Ia tidak habis pikir dengan cuaca jakarta yang sangat terik padahal belum sampai jam sepuluh.

Matanya melirik cafe kecil yang terletak diujung jalan. Dengan senyum harapan yang tersungging dibibirnya, ia melangkah pasti ke cafe yang bernuansa klasik.

Ia duduk di pojok kanan ruangan yang dipenuhi dengan warna cokelat tua dan muda. Kursi yang dipahat dengan ukiran yang pelik namun mewah. terletak bantal-bantal kecil berwarna cream yang mengisi sandaran kursi panjang yang ia duduki. Meja bundar yang diatasnya terbuat dari kaca tembus pandang.

"mau pesan apa mbak?"

Suara keras nan lembut itu menyadarkannya dari kekagumannya terhadap interior cafe itu.

Kirana tersenyum ramah, "lemon tea dingin aja mbak"

Pelayan yang imut itu menulis pesanan Kirana dan tersenyum hangat sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya.

Kirana mengerutkan keningnya melihat penampilan pelayan tadi. Kirana harus mengakui bahwa pelayan tadi sangat lah cantik nan anggun. Sangat cocok menjadi model. Tapi kenapa ia menjadi pelayan di cafe seperti ini?

Kirana mendengus geli. Ia merasa geli melihat tingkahnya yang sangat memperdulikan kehidupan orang lain.

Ia meraih ponselnya yang bergetar di saku kiri kemejanya. Ia tersenyum geli membaca pesan yang dikirim sahabatnya itu.

Kau lagi dimana Ki? Tolong sahabat menyedihkan mu ini dari jeratan ketampanan Rio

Dinda

Jari-jarinya mulai berlarian di keyboard ponselnya hendak membalas sms menggelikan sahabatnya itu, tetapi Ia menghentikan jarinya saat mendengar deheman keras dengan suara bass yang dalam.

Ia mendongak dan matanya membelalak terkejut ketika mengetahui siapa lelaki tampan yang duduk di seberangnya.

Demi Tuhan?! Ia tidak tahan melihat senyum itu di wajah tampannya.

*****

Satu tepukan pelan mendarat di puncak kepala Kirana pelan. Kirana meringis melihat dirinya yang terpesona dengan senyum manis itu. Senyum yang tidak pernah di tunjukkan oleh sipemilik selama ini.

Kirana tersenyum kaku, "ada perlu apa pak?"

Lelaki di hadapannya tampak menahan senyum melihat kekakuannya, "setua itukah saya sehingga kamu memanggil saya dengan sebutan 'pak' ?!"

Kirana menggeleng pelan. Ia mengernyit bingung mendengar suara lelaki di hadapannya ini terlalu berat dari biasanya ia dengar.

"Jadi bapak eh kau mau dipanggil apa?"

Lelaki di hadapannya ini terkekeh pelan sehingga hampir membuat Kirana pingsan hanya melihat betapa tampannya lelaki itu terkekeh. Ia mengerjapkan matanya agar membantunya tetap fokus.

"Oh iya, Kita Belum berkenalan kan nona? Kenalkan saya Andreas"

WHAT?!

namanya ANDREAS?!

Bukannya Ia Pak William?!

Dan Kirana pingsan melihat lelaki dihadapannya ini sangat lah mirip dengan pebimbing skripsinya. Padahal bukan.

*****

Thanks buat yang mau baca, vote atau komen.

a sacrifice of romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang