"Kirana! itu bukannya Pak William?" Kirana tidak ikhlas menoleh ke arah yang ditunjukkan Dinda barusan. "Siapa tuh cewek centil yang bergelayut di lengan pak William?"
Kirana menyipit mata melihat William yang baru masuk lewat pintu utama Cafe. "palingan pacarnya"
Dinda yang tidak puas dengan perkataan Kirana menjambak ujung rambut Kirana gemas. Tanda ia geram melihat tingkah tidak peduli Kirana terhadap sekitarnya. "tapi Ki, gaya pak William kok beda dari biasanya saat di kampus ya?"
Kirana hanya mengangkat bahu tidak peduli. Memilih fokus dengan laptopnya untuk menyelesaikan perbaikan bab tiga dan bab empat skripsinya. Sebenarnya Kirana juga penasaran dengan penampilan keren William yang berbeda dari biasanya. tetapi dia tak peduli. toh itu bukan urusannya. lagipula ia masih jengkel dengan sikap William yang menolak skripsinya untuk yang kedua kalinya minggu lalu. Dua kali di tolak!
"kau tidak cemburu Ki melihat pak William duduk mesra dengan cewek centil itu?" Dinda menatap Kiran dengan sedikit menggoda sambil menoel pipi tirus Kirana.
Kirana mendengus kesal, "Apaan sih Din. gak lucu tau"
Dinda terbahak melihat bibir Kirana mengerucut lucu. "Aku gak lagi melucu Ki. aku serius"
Kirana mendelik tajam. "Udah deh Din. jangan ganggu aku, oke?" Kirana menyesap kopi pahit nya sejenak. "Lagipula aku benci sama Pak William"
Dinda mengernyit, "ha?"
Kirana memutar bola mata kesal, "Lagi-lagi Pak William menolak skripsi yang sudak aku perbaiki minggu lalu. gimana ga kesal coba!"
Kedua alis Dinda naik turun seraya menatap Kirana jahil, "itu tandanya kau bisa berlama-lama bersama Pak William, Ki"
Kirana menoyor kepala Dinda kesal. kalau membunuh orang dapat dilakukan dengan sepuasnya, Kirana tak akan segan-segan membunuh sahabat gilanya ini.
****
bruuaakk
"maaf" suara yang terdengar tak ikhlas saat mengucapkan kata ajaib itu membuat hati Kirana mencibir
Kirana mengelus bokongnya yang terasa sakit akibat membentur kelantai saat jatuh tadi seraya berdiri dengan sempoyongan. Kirana merapikan rambutnya yang sedikit berantakan dengan jari-jarinya dan mendongak melihat orang yang menabraknya barusan. bahkan orang yang menabraknya tidak membantunya berdiri.
Kirana hanya mengangguk sekali menjawab perkataan lelaki itu dan berjalan menjauh dari lelaki itu menuju kelasnya. Kirana menggerutu menjumpai lelaki seperti itu dan seperti itu lagi. lelaki yang bermodal wajah tampan yang memiliki ego yang tinggi, sombong dan yang paling utama ialah playboy. bahkan sampai ashole man.
"Hai Kirana..." sapa David yang baru keluar dari perpustakaan. salah satu penggait wanita dikampusnya.
Kirana melirik malas kearah David dan kembali berjalan. Kirana tau kalau David ke perpustakaan kampus bukan membaca atau meminjam buku tetapi melakukan sex di pojok ruangan perpustakaan dengan salah satu mahasiswi dikampusnya. tampak dari rambut dan kemeja David yang berantakan dan bercap lipstik merah di pipi kiri lelaki itu.
David mencekal tangan Kirana, "mau kemana sih buru-buru?"
Kirana melepaskan tangannya dari genggaman David dengan halus. "Ada apa?"
David hanya nyegir, "Kirana yang dulu ku kenal berbeda jauh dengan Kirana yang ku kenal sekarang. kau kenapa sih menjauh dariku?"
Kirana menatap datar kearah David, "dan David yang ku kenal berbeda jauh dengan David yang TAK ku kenal sekarang" ucapnya dengan menekan kata 'TAK' dalam kalimatnya. menirukan perkataan David.
David menghela nafas berat, "bukan aku yang berubah Kiran. kau yang berubah semenjak dua tahun yang lalu" ucapnya lirih
Kirana mendelik tajam, "kau menyalahkan ku?"
David mengusap wajahnya kasar, "Aku salah apa Kirana? salah apa?"
Kirana mencoba menahan amarah yang bergejolak di dadanya dengan mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya. ia tak ingin meledak-ledak tidak jelas yang berakhir mempermalukan dirinya sendiri. ia menggeleng-geleng kepalanya menghilangkan pemikiran konyolnya barusan.
Kirana menatap David datar, lalu mengangkat bahunya sebagai jawaban pertanyaan David padanya.
Lagi. David menghela nafas berat. ia tak tau mau melakukan dan mengatakan apalagi agar Kirana percaya dan memaafkannya. ingin sekali ia berteriak tepat di wajah Kiran dan mengatakan kalau semuanya hanya salah paham. tapi untuk memiliki kesempatan saja ia tak punya lagi.
Kirana menatap David yang menundukan kepala dalam-dalam. ia tau kalau David sedang sedih. ia tau sifat David yang ini. kirana ingin memeluk David seperti dulu dan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. tapi tubuhnya tak bergerak sedikitpun. tubuhnya terasa kaku dan tak bereaksi seperti dulu lagi.
Kirana menghela nafas panjang, "Aku ingin agar kau tak menampakkan muka mu lagi kepadaku David"
Setelah mengucapakan kata yang membuat hati David teriris dan terhempas kuat kedasar jurang, air mata jatuh tanpa permisi dari sudut mata David. hanya Kirana yang dapat memporak-porandakan hatinya. hanya Kirana.
******
Bastian mondar-mandir tidak menentu di seluruh apartemen William sambil menasehati tingkah bodoh William. Ingin sekali Bastian mendorong William dari jendela apartemen dan merayakan jatuhnya William dengan kolega bisnis William. tapi ia tak bisa. William atasannya sekaligus sahabatnya.
William mengeluh kesal, "bisa tidak kau jangan mondar-mandir dan jangan menasehatiku dengan semua omong kosongmu!"
Bastian seketika berhenti dengan pergerakannya mendegar bentakan William. Bastian duduk di samping William yang sedang menonton. Bastian tahu kalau ia tak menuruti perkataan William, ia akan mendapat hukuman dari sahabat galaknya ini.
" Sekarang yang terpenting, jangan ikut membuat ku panik, oke?!" amuk William tepat di muka Bastian. Bastian hanya cengengesan. ia menyesal sudah membangunkan singa cantik terbangun dari bobok cantiknya. eh!
William mendengus kesal, "Kapan mama ke indonesia?"
Dengan senyum puasnya, Bastian mengangkat kepalanya dan berkata, "lusa siang"
William menyesap kopinya dengan kening berkerut. ia memikirkan bagaimana cara menghadapi rentetan pertanyaan yang akan di luncurkan dari bibir tipis mamanya itu. Rencana William hampir berhasil, tetapi mamanya merusak semuanya. hanya dengan kedatangan mamanya ke Indonesia lusa siang.
William mengutuk dirinya yang lupa tentang Papanya. Ia yakin Papanya dapat membantunya dalam menghadapi mamanya.
yah, walaupun sedikit.
*****
Thanks buat yang mau baca, vote atau komen.

KAMU SEDANG MEMBACA
a sacrifice of romance
Romancesinopsis : Bagaimana sih perasaanmu saat skripsimu di tolak hingga 10 kali? menjengkelkan? Kesal? Sedih? Marah? putus asa? atau kamu lebih memilih tidak jadi Wisuda? Semua perasaan itulah yang dirasakan Kirana Sheehan saat Skripsinya di tolak hing...