Mark berjalan sempoyongan kearah kamar Jeno, membukanya dan mendapati sang anak yang tengah tertidur dengan piyama yang tersingkap, mempertontonkan perut ratanya, Mark menatap lapar pada Jeno.
Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Hanya rasa mabuk yang menguasai dirinya.
Mark berjalan mendekati ranjang Jeno, mengukung dengan lengan kokohnya, Jeno membuka kedua matanya dan mendapati Mark menatapnya dengan kilatan nafsu, Jeno mencoba mendorong dada bidang sang ayah tapi tenaganya tak sebanding dengan Mark.
"Daddy"
Mark menyeringai, mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Jeno, hembusan nafas hangat Mark menerpa wajah Jeno yang kini menatap ayahnya takut, Jeno bisa merasakan sentuhan halus jemari Mark di beberapa bagian tubuhnya, terkesiap saat Mark menciumnya tepat di bibir, lidah hangat Mark mencoba masuk ke dalam mulutnya, Jeno masih diam hingga cubitan keras dadanya nya membuat Jeno terpekik, dan kesempatan itu digunakan Mark untuk memasukkan lidahnya ke dalam mulut Jeno, lidahnya bergerak menyentuh setiap sudut mulut Jeno, Jeno tau jika ayahnya sedang mabuk tapi semua sentuhan yang diberikan Mark membuatnya terbuai, ditambah kini Mark mengelus pipinya, Daddy-nya mabuk dan dirinya yang menjadi pelampiasan, hanya saja Jeno tak bisa menghindar atau bahkan menolak. Ia ingin berteriak, namun Mark membuatnya bungkam dalam seketika.
Anggap saja jika Jeno gila karena terbuai oleh sentuhan ayah tirinya. Jeno membalas ciuman Mark dan membiarkan tangan Mark bermain dengan dada nya.
Mark masih melumat bibir penuh Jeno, merangsekkan lidahnya masuk ke dalam mulut Jeno dan disambut lidah hangat Jeno, lidah keduanya saling membelit dengan tangan Mark yang tak tinggal diam, bergirlya indah diatas kulit mulus Jeno yang masih tertutup piyama, membuka beberapa kancing dan memperlihatkan tonjolan berwarna pink yang sedikit mengeras, jari-jari Mark bermain diantara tonjolan dada tersebut, menyentuhnya dengan gerakan memutar, sesekali dicubitnya keras hingga suara pekikan tertahan keluar dari bibir penuh Jeno.
Atensi Mark sudah tidak pada bibir Jeno, lidahnya bergerak turun menyesap sari manis dari leher jenjang Jeno, menjilatnya dengan seduktif diarea leher hingga belakang telinga, jari Jeno meremas seprei kuat merasakan rasa geli bercampur nikmat dari sentuhan bibir daddy-nya.
Jeno melenguh panjang, kenikmatan yang diberikan Mark membuat otak Jeno terasa kosong, tubuhnya menggelinjang dengan tangan yang bergerak mencari sesuatu yang bisa diremasnya.
Lidah panjang Mark terus turun hingga diantara dua tonjolan yang sangat menggoda, dijilatnya perlahan membuahkan desahan lolos dari bibir Jeno, tangan satunya pun ikut andil memberikan kenikmatan bagi Jeno, menyentuh dada yang terpampang jelas, memelintirnya dengan sedikit menarik.
Jeno pasrah akan kenikmatan yang didapatkan, tangannya mulai berani meremas rambut Mark lagi.
"Eungghh~"
Membusungkan dada Jeno ingin lebih dari sekedar sentuhan tangan Mark, sadar akan gairah Jeno yang mulai terlihat, senyum miring terukir dibibir Mark yang tidak mengurangi sedikitpun atensinya dari ujung dada merah muda Jeno.Membuka piyama Jeno dengan sekali sentakan dan membuangnya asal, tubuh putih mulus tanpa cacat terlihat menggiurkan untuk segera dicecap rasa madunya, lidah hangat Mark kembali menyusuri kulit mulus Jeno.
"Daddyhhh"
Desah Jeno menginginkan lebih, entahlah sentuhan Daddy-nya membuat Jeno hilang kendali.Jari Mark bermain diantara bagian bawah Jeno, bergerak memutar dan memasukkan satu jarinya, pekikan kesakitan keluar dari bibir penuh Jeno, yang sedari tadi terus mendesah, mengurangi rasa sakit Mark beranjak mencium bibir Jeno, melumatnya dan membiarkan jarinya keluar masuk dalam tubuh Jeno, menambah satu lagi, melakukan gerakan menggunting agar saat miliknya masuk tidak terlalu sakit untuk Jeno.
Rasa sakit tak lagi dirasakan Jeno saat beberapa jari Mark sudah bergerak didalam tubuhnya, mengaduk-aduk mencari tonjolan kecil yang belum juga ditemukan.
"Uhhh~ Daddyyyhh"
Mark hanya bisa tersenyum miring, disentuhnya berkali-kali tonjolan itu hingga Jeno lemas setelah mendapat pelepasan pertamanya.
KevanoAlvynSuldarta
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stepfather (MarkNo)
Ficção AdolescenteJeno, remaja 16 tahun yang harus mengalami masa sulit di usia mudanya akibat mengandung anak dari ayah tirinya. Story from child (Mafia Secretary)