Dalam sebuah keluarga semua anggota di haruskan untuk saling tolong menolong dan saling menghormati, terlebih lagi pada dua orang utama dalam keluarga itu sendiri. Abah presiden terkuat di bumi yang selalu menjadi contoh untuk anak-anaknya. Abah Odi Kunandi, Anggota yang memiliki peran paling penting dalam keluarga
Sedikit bercerita, dahulu saat si bungsu Yaksa masih kanak-kanak keluarga Abah sangat bahagia, penuh dengan tawa. Abah yang sering memforsir dirinya bekerja sampai pulang larut malam, kini tidak pernah pulang lebih dari jam lima sore. kalo kata Abah, dia mau bantu Ibu ngurus Yaksa yang rewelnya minta ampun, saat itu juga ketiga anak Abah yang lain masih kecil-kecil, masih harus diawasi dan Abah kasihan sama Ibu yang pasti sangat kelelahan.
Tapi, yang namanya kebahagiaan di dunia tidak melulu akan abadi, pasti ada pasang surutnya. Saat Yaksa memasuki sekolah dasar semua permasalahan dimulai, Dari warung sembako Ibu yang mulai diambang kebangkrutan, Kahfi yang ingin melanjutkan pendidikan agar berseragam putih dengan empat bar di bahunya harus memutus impian itu karena masalah ekonomi. Dan, rahasia besar Abah yang terendus.
Awalnya upaya Abah untuk menyembunyikan istri keduanya sangat hebat, Kahfi akui itu. Tapi kembali lagi, sepintar apapun tupai melompat pasti akan jatuh juga. Waktu itu tak sengaja Nenek melihat Abah yang membonceng perempuan berambut sebahu, Nenek akhirnya membuntuti motor Supra Abah. Dan akhirnya Abah berhenti di salah satu RSUD, Abah membantu perempuan yang ternyata sedang hamil itu dengan perlahan. Nenek tentu sangat emosi saat itu, tapi nenek tak mau terlalu menuruti emosinya, akhirnya nenek menunggu Abah diwarung kecil seberang RSUD Ciracas.
Tak lama Motor Supra Abah melaju meninggalkan pekarangan RSUD, Nenek kembali mengikuti laju motor Abah. Dan tibalah Abah di salah satu kontrakan di gang padat penduduk, lokasinya lumayan jauh dari Rumah Abah
Abah lalu memapah perempuan hamil itu masuk kedalam rumah petakan itu, Nenek sebenarnya ingin mengetuk pintu kontrakan yang dilapisi asbes itu tapi mana mungkin Abah akan mengakui semuanya begitu saja, akhirnya nenek bertanya pada salah satu tetangga Abah yang sedang repot menyuapi anaknya. Dan orang itu bilang kalau Abah dan Nani-- perempuan itu, sudah menikah sekitar satu tahun setengah.
Ibu yang mendengar kabar itu tentu saja sangat terpukul, pernikahan mereka retak karena ulah Abah sendiri, yang saat itu pernah berjanji akan selalu menyayangi Ibu dan menua bersama. Tapi ternyata janji Abah tak lebih dari omong kosong belaka.
Arjuna yang mudah tersulut emosi langsung mengamuk, mengabsen semua nama binatang berkaki empat.
Saat malamnya Abah pulang ke rumah, lelaki tua itu bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Arjuna meninju wajah lesu abah, emosinya tidak dapat dibendung lagi. Tidak ada lagi Arjuna yang selalu menghormati Abah, tak ada lagi Arjuna yang memandang Abah bangga karena kegigihannya, kini hanyalah pandangan remeh yang ia tujukan pada Abah, dan mulai hari itu Arjuna menarik kata-katanya yang pernah bercita-cita ingin menjadi suami seperti Abah, suami yang siaga dan menyayangi keluarganya. Nyatanya sekarang Abah malah mencampakkan Ibu dengan menikah secara diam-diam, dan tentu secara halus Abah membuat anak-anak membencinya.
Sayup-sayup suara alarm membangunkan pria berusia dua puluh enam tahun dari tidurnya, dengan kesal pria berkaos dalam putih itu menggulirkan layar ponsel keatas sampai dering alarm itu berhenti.
Pria itu sangat kesal dengan adik bontotnya yang selalu menyetel alarm bervolume full, dan selalu diarahkan pas di telinganya. Tidak, dia tidak kesal karena tidurnya terganggu pagi buta seperti ini.
Tapi pria itu kesal dengan nada dering alarm si adik yang memakai salah satu lagu berbahasa Korea, yang pastinya anak itu sendiri tidak paham dengan arti dan makna yang terkandung.
Tapi karena kekasihnya menyukai lagu itu Yaksa akhirnya menyetelnya sebagai dering alarm, juga dering telepon.
"Bocah sialan" gumamnya pelan, dia menepuk bokong si pemilik alarm
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Terkuat
Teen FictionSaat pilar penyangga yang menjadi tumpuan pergi, mereka tetap berusaha untuk menjadi pondasi kokoh meski kehilangan sang pilar. ~•~•~ Aku sedikit bingung untuk kasih desk disini. Kamu yang sudah berkenan mampir dengan sangat aku ucapkan terimakasih...