🖇 Partner in Action

223 11 3
                                    

Trigger warning & content warning: violence, blood, death, sex

Perhatiin TW & CW-nya dulu yaa sebelum baca. Happy reading! ♡ (jangan lupa kasih vote & komentar juga yaa :D )

Dengan napas tersengal, gadis itu berdiri di depan para korbannya yang telah babak belur dan bersimbah darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan napas tersengal, gadis itu berdiri di depan para korbannya yang telah babak belur dan bersimbah darah. Ada lima orang pria yang telah dihabisinya malam ini, sesuai dengan perintah atasannya. Dia memastikan mereka semua sudah tak bernyawa sebelum dia tinggalkan tempat itu.

"Is everything okay, D?"

Terdengar suara sang rekan di alat komunikasi yang terpasang di telinga kanan gadis itu, menanyakan mengenai keadaannya.

Gadis yang dipanggil dengan nama 'D' itu masih terdiam, belum menjawab pertanyaan rekannya karena indera pendengarannya yang tajam dan instingnya yang sudah terlatih itu tiba-tiba merasa bahwa ada seseorang di belakangnya yang masih bergerak.

Dia menoleh ke belakang, mendapati salah seorang di antara lima lelaki itu masih hidup dan memegang sebuah pisau kecil-yang tadi dia gunakan untuk membunuh mereka. Lelaki itu, dengan sisa-sisa kekuatan yang dimilikinya, melempar pisau yang ia pegang ke arah si gadis.

Namun tentu saja dia yang sudah menyadari hal tersebut bisa menghindar dengan gesit sehingga pisau itu hanya tertancap di tembok yang ada di hadapannya.

Gadis itu mengambil pisaunya, kemudian berbalik, berjalan kembali ke arah korbannya yang masih hidup tersebut. Mengabaikan teriakan si korban yang meminta ampun padanya, dia memukuli wajahnya beberapa kali, sebelum kemudian ia menancapkan pisau kecil tadi di leher lelaki itu.

Darah mengalir deras dari leher si korban ketika dia mencabut pisau itu. Bahkan wajah dan pakaian serba hitam gadis itu pun terkena noda darah dari korbannya tersebut.

"Is everything okay? Do you need help?"

Sang rekan kembali berbicara, dan kali ini dia menjawabnya, "All cleared, R. I will be back in five. Team C udah stand by, kan?"

"Aman, they've been here since 10 minutes ago. Come on, D. Hurry up. Let's not waste our time."

"Ck. I know. Wait."

Gadis itu menepati perkataannya. Dalam waktu lima menit, ia telah kembali ke mobil. Sang rekan yang sejak tadi berbicara dengannya melalui alat komunikasi telah menunggunya di sana.

Baru saja dia duduk dan menutup pintu mobil, rekannya itu sudah mengepalkan tangan-mengajaknya fist bump. Gadis itu memutar bola mata, paham bahwa mobil mereka tidak akan mulai jalan sebelum mereka ber-"tos". Sebuah kebiasaan yang sudah mereka mulai entah sejak kapan, dia sendiri sudah lupa.

Lelaki itu tersenyum lebar ketika si gadis turut mengepalkan tangan dan akhirnya bertos dengannya, membuat tangannya sedikit terkena noda darah segar yang masih menempel di tangan gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang