03

173 37 6
                                    

Kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) resmi ditutup. Seluruh mahasiswa baru berkumpul di halaman utama, hanyut dalam lagu-lagu pop yang dilantunkan oleh band kampus mereka. Di antara lautan manusia itu, Anne ikut menyanyi, sementara Liana yang berdiri di sebelah Anne sibuk mengabadikan momen melalui ponselnya. Di tengah-tengah keseruan itu, pandangan Anne tanpa sengaja menangkap keberadaan Jordan yang tengah memandang Liana dengan tatapan tak terbaca.

Anne menyenggol Liana, "Kamu dilihatin Jordan, Lia."

Liana yang tak mendengar ucapan Anne karena volume musik yang keras, lantas meminta pengulangan, "Aku tidak mendengarmu, Anne."

Anne mendengus kesal, mendekatkan bibirnya pada telinga Liana dan mengulang kalimat yang sama. Liana melirik ke arah Jordan, benar saja, pandangan keduanya bertubrukan untuk sesaat sebelum Jordan berbalik memunggungi keduanya.

"Ada apa dengannya?" Gumam Liana tak mengerti.

"Ku rasa Jordan menyukaimu," Anne terkekeh geli, menyenggol pelan Liana sembari menggoda.

Liana berdecak tak suka, "Tapi aku tidak!"

"Oh, crab! Kamu akan menyesal jika menyia-nyiakannya, Liana, kamu tahu 'kan Jordan terlalu tampan untuk dilewatkan?" Anne menggebu-gebu ketika mengatakannya.

Liana merotasikan bola matanya malas, "Jika benar begitu, maka kamu saja yang mengejarnya, aku malas!" balasnya sembari menyodorkan ponsel miliknya pada Anne, "Fotokan aku!" pintanya.

Anne mengangguk dan mengambil beberapa langkah untuk mundur. Melangkah mundur dengan mata fokus pada layar untuk mencari angle yang pas, tanpa sengaja Anne menubruk punggung seseorang yang membuatnya langsung berbalik dan meminta maaf.

"Ah, maafkan aku," Anne menunduk tak enak hati.

Pria yang ditubruk oleh Anne terdiam untuk beberapa saat, "Bukankah kamu mahasiswi waktu itu? Yang menerima susu kotak milik Jordan?" tanyanya setelah berusaha mengingat.

Anne mendongak, menatap figur tinggi tegap dihadapannya, "Kamu tahu soal itu?"

Tama mengangguk, "Aku Tama, saat itu aku yang membawakan susu milik Jordan untukmu, sepertinya kamu lupa denganku?"

Anne tersenyum canggung, terkadang ingatannya terlalu payah dalam mengingat orang, "Maaf, aku lupa."

"Tidak masalah, akuㅡ"

"Ya Tuhan, Anne, kamu akan mengambil fotoku atau mengobrol? Cepatlah!" seruan Liana menyadarkan Anne, "Maaf, aku harus mengambil foto Lia sekarang atau dia akan marah," kata Anne dengan tawa kecil dibibirnya.

Tama sedikit bergeser dan memberi ruang agar Anne leluasa, sesekali Tama melirik pada Anne, "Cantik," puji Tama dengan suara pelan.

Saat Anne selesai, Liana berlari ke arah Anne dengan antusias, meminta ponselnya untuk ia periksa hasilnya. Keberadaan Tama yang tak mungkin Anne abaikan, membuat Anne kembali mengobrol dengan Tama.

"Ngomong-ngomong aku minta maaf karena sudah menabrakmu, juga karena aku tidak mengingatmu."

Tama tersenyum kecil, "Tidak masalah, tapi jika kamu ingin rasa bersalahmu hilang, bisa temani aku pergi malam ini? Ku anggap itu balasan yang harus ku dapat."

MÉMOIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang