ReyBay || Prolog

40 3 3
                                    

"Kakak, udah dulu baca bukunya, bahaya. Ntar kalo mata kakak rusak, gimana? Mau pake kacamata?" tegur Diana, kepada anak pertamanya, sebenarnya Diana sangat tau jika putrinya itu tidak akan mendengarkannya karena sang putri tersebut sedang dalam mode marah.

Reyna Eka Riesdian, Gadis yang biasa dipanggil Rey atau Reyna itu hanya melirik sekilas pada sang Ibu, dan melanjutkan aktivitasnya, yaitu membaca buku. Padahal posisinya saat ini sedang berada di dalam mobil yang sedang melaju, apalagi ditambah jalanan yang berbatu hingga membuat mobil lebih bergoyang, tetapi Reyna mengabaikan teguran dari sang Ibu.

"Baca apa sih?" tanya anak laki-laki berusia 13 tahun, langsung merebut buku dari tangan Reyna dengan mudahnya karena posisinya tepat di samping Reyna.

"VIKO!" Kesal Reyna mendapati bukunya direbut oleh sang adik, Reyna mencoba merebut kembali bukunya dari adiknya hingga terjadilah pertengkaran kecil.

"Kakak! Adek! Udah, siniin bukunya!" lerai Diana tegas pada kedua anaknya yang bertengkar memperebutkan sebuah buku.

Viko dengan senang hati menyerahkan buku tersebut. Sedangkan Reyna? Jangan ditanya! Sekarang ia sangat merasa marah dan kesal.
Bagaimana tidak? Tiba-tiba saat pagi, ia dijemput dan langsung di ajak pindah secara tiba-tiba, dan sekarang? Bukunya disita oleh Ibunya.

Reyna pun hanya diam, ia sudah terlalu lelah untuk mengamuk, apalagi pada adiknya, percuma saja ia mengamuk pada adiknya itu, ia tidak akan merasa bersalah pada Reyna.
Merasa bosan Reyna mengeluarkan earphone dan langsung saja menyetel musik di ponselnya, menyamankan posisi kemudian berusaha tidur, tetapi selalu gagal karena pikirannya sedang kacau.

***

Flashback On.

"Kak, ayo beresin semua barang-barang kamu." Perintah Aries, sang ayah pada anak pertamanya, Reyna.

"Kok di beresin sih Yah? Biasa juga ditinggal, kan Rey sering nginep disini, nggak papa kan Yah, kalo barangnya Rey ditinggal." ucap Reyna tetap santai sambil memakan beberapa kue yang dibawakan oleh Ibunya.

Posisi mereka sekarang memang sedang berada diruang tamu, rumah bibinya Reyna.
Reyna dapat menangkap gerak-gerik ayah dan ibunya yang sedikit berbeda, seperti tidak nyaman.

"Reyna, kamu beresin dulu barang-barang kamu yah, ga boleh ngebantah perintah ayah kamu!" tegur Eva, bibinya Reyna.

Reyna memang tidak bisa tidak menurut pada bibi kesayangannya itu. Bahkan Reyna akan lebih menurut kepada sang bibi daripada ayah, ibunya sendiri.
Reyna pun bergerak menuju kamar yang selama ini ia pakai sebagai kamarnya, kemudian membereskan barang-barangnya.
Tentunya dengan perasaan yang tak enak, tidak biasanya ayahnya seperti ini.
Apakah ia tak diperbolehkan menginap di rumah bibinya lagi? Atau ada hal lain?
Padahal seminggu kemarin ayahnya sendiri yang nyuruhnya untuk menginap di rumah bibi, dan melarang Reyna untuk pulang.
'Sebenarnya ada apa ini?' batin Reyna dengan perasaan yang tak enak.

Setelah selesai Reyna membawa 1 ransel besar yang penuh, 1 koper dan 2 kotak kardus berukuran sedang.
Setelah kembali ke ruang tamu....

"Viko kamu bawa barang-barang Kakak kamu ke mobil!" Perintah Aries pada anak keduanya, yang langsung dikerjakan oleh Viko.

"Tumben Ayah, emangnya Rey ga boleh nginep disini lagi?" Tanya Reyna langsung pada Ayahnya.

Aries terlihat menarik nafas panjang, menatap putrinya dengan lembut dan perasaannya tidak tenang.
Terlihat Eva hanya menghela nafas kemudian berdiri dari duduknya, saat melewati Aries, Eva menepuk pelan bahu Aries, adiknya itu, kemudian berlalu menuju dapur, meninggalkan Reyna dengan kedua orangtuanya.

Setelah diam sejenak, akhirnya Aries mencoba berbicara. "Rey, bukan ga boleh menginap disini lagi, tapi kita bakal lama ga kesini lagi."

"Kok bakal lama?, rumah kita sama bibi kan deket Yah!" protes Reyna.

Tetangga Baru || ReyBayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang