Chapter 1 : Mencari Tukang Kayu

4 1 0
                                    


Pada liburan semester dua aku mulai melakukan penyelidikan terhadap sejarah keluarga batara dalam benakku kepada "founder" siapa kau sebenernya? Dan apa yang kau lakukan dimasa lalu? Hal ini terus-terusan menghantuiku hingga pada saat aku mendapatkan libur yang panjang ini pun aku manfaatkan untuk mencari tahu lebih jauh, mulai dari buku,julnal,internet,perpustakaan daerah (perpusda) mengenai sejarah nusantara bahkan sampai membuatkan memberanikan diri untuk mendatangi sejarawan,jurnalis, hingga BPCB,BPNB,Sejarawan museum dan kenalanku yang berada di kesultanan dalam hati hati aku selalu berkata "ahh..aku ingin kebenaran dan pembuktian".

Kenalan yang berasal dari kesultanan merupakan salah satu pangeran di kesultanan, beliau menikah dengan saudara perempuanku hingga terungkaplah beberapa hal yang takkan pernah ditulis dalam sejarah negeri ini. Sungguh, histori yang begitu luar biasa membuatku tercengang hingga gemetar mendengarnya. Sebenarnya aku ingin menemui sang sultan unttuk mengetai lebih detail tapi rasanya tidak etis jika aku menemui beliau hanya karna rasa penasaranku ini.

Hari demi hari aku lalui untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan referensi yang aku dapatkan hingga akhirnya terhubunglah semua misteri ini dan aku berhasil menemukan sebuah hal yang janggal namun masih dugaan dan belum pasti yaitu sebuah titik kordinat sisa warisan para leluhur. Tapi, takku sangka itu akan menjadi akhir bagiku.

Beberapa hari setelahnya aku menceritakan hal ini kepada orang tuaku, mereka menceritakan sedikit yang mereka ketahui tapi mereka tidak tahu pasti karna hanya mendapat warisan lisan dan pusaka yang turun temurun diwariskan keluarga ini yaitu sebuah "Mandau" jenis senjata tradisional khas tanah borneo. Medengar semua itu membuatku memutuskan menelusuran lebih lanjut mengenai titik kordinat yang ku temukan itu. Aku berpamitan kepada keluargaku untuk melakukan perjalanan secara mandiri hingga aku sampai dititik itu.

Setelah aku sampai tak ku sangka yang ku temui bukanlah petunjuk melaikan sebuah hutan pedalaman yang gelap. Hutan tropis khas sekali dengan tanah borneo,tapi aku tak langsung melakukan eksplorasi ke dalam hutan alangkan baiknya aku mempersiapkan diri dengan mengumpulkan informasi dipermukiman warga sekitar, dari sebuah warung hingga kantor desa pun aku kunjungi banyak cerita dan legenda yang aku dengar sehingga tidak satu pun orang yang berani memasuki hutan itu namun bapak kepala desa setempat menyarankanku untuk mengunjungi salah satu tukang kayu di desa itu, beliau dikenal dengan penyair karna selalu menceritakan dogeng kepada anak-anak desa dan yang aku dengar dia ramah kepada anak-anak.

Disambut hari yang mendung esok harinya aku pergi mengunjungi tukang kayu itu setelah menanyai beberapa warga akhirnya ku temukan rumah beliau namun beliau sedang tidak dirumah karna hari dilihat cuaca tampak tidak bersahabat dan mulai tampak gelap disertai gemuruh tanpa angin deras membuatku merasa aneh pada hari ini.

Tidak ingin rasanya hari ini sia-sia begitu saja uangku hamper habis untuk bertahan hidup disini aku pun memutuskan untuk bertanya "kemana beliau pergi?" (Wanita yang terlihat cukup tua itu sepertinya adalah istrinya) menjawab "bapak sedang mengambil kayu dihutan" tanpa firasat yang buruk aku bertanya "hutan? didaerah mana ibu?" beliau pun menunjuk kea rah hutan yang dipenuhi misteri tersebut membuatkku sedikit takut untuk memasukinya. Setelah ibu itu memberiku arah dimana lokasi bapak berada dan menitipkan aku beberapa pesan (wejangan) kepadaku, aku pun melanjutkan perjalananku menuju hutan itu.

Rex Regum The Borneo RisingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang