Andrew berjalan dengan tegap dan penuh wibawa, matanya menyisir di setiap penjuru ruang yang ia lewati dengan sesekali menatap tajam mereka yang sibuk memandangnya.
Andrew Draftzhalion Guardtiola pengusaha berjaya di bidang otomotif dan perhotelan dan sekarang tengah merambat untuk membangun bisnis barunya.
"Bos, pukul sebelas siang nanti anda harus meninjau langsung pembangunan apartemen dibukit zara. Bos Rian berkata jika ada sesuatu yang harus dibicarakan." Ujar Kodzok yang menjabat menjadi sekretaris kepercayaan si tuan muda Andrew.
Andrew hanya melirik tak minat lalu mengangguk, keduanya memasuk lift untuk ke ruangan sang bos besar.
Andrew adalah anak kedua dari tiga bersaudara, dan dia anak tengah yang artinya dia memiliki satu kakak dan satu adik.
Keluarga mereka dikenal sebagai keluarga giant. Karena apa? Karena seluruh keluarga mereka mulai dari si ibu, ayah hingga si bungsu memiliki tinggi badan yang luar biasa.
Puncaknya atau maksimalnya hingga mencapai dua meter, ya, dan si pria setinggi 210 centimeter itu adalah Andrew.
Memang gila, entah apa makanan yang mereka konsumsi hingga bisa bertumbuh hingga setinggi itu. Bahkan si gadis bungsu keluarga itu saja tingginya mencapai 184 centimeter. Luar biasa.
Andrew itu orang yang memiliki kepribadian perfeksionis, maka dari itu tak heran jika dalam sehari ia bisa memecat karyawan lebih dari 5 orang karena dia merasa pekerjaan mereka sangat berantakan dan lamban.
Satu-satunya orang yang akan menetap dan tak ada pemecatan dadakan hanyalah Kodzok, karena sang ayah sendiri yang memilah dan menetapkannya.
Andrew hanya bisa menerima, toh kinerja Kodzok sangat bagus dan bisa ia terima dengan baik.
Jam alarm dari ponsel Kodzok berdering cukup nyaring, menandakan waktu pukul 11 hampir tiba.
Ia segera membenahi meja kerjanya dan berjalan cepat menuju ruangan disebelahnya.
"Bos,"
"Baik, siapkan semuanya. Saya segera menyusul," ujarnya dengan mata masih fokus pada selembar kertas.
...
Andrew hanya mengangguk dengan usulan Rian dan beberapa masukan yang Rian sampaikan mengenai pembangunan apartemen miliknya yang sudah mulai berjalan ini.
"Baik, ku rasa lokasinya memang cukup meyakinkan. So, is there anything else?"
Rian tersenyum bangga, "tidak ada bos, mari anda harus melihat perkembangan pembangunannya."
Keduanya, diikuti sekretaris masing-masing dan dua bodyguard mulai berjalan menyusuri area pembangunan tersebut.
Tak ada yang menarik, selain kinerja para pekerjanya yang sangat gesit dan telaten.
"Naikkan gaji mereka." Ujarnya tanpa beban disanggupi oleh Rian.
Masih jarang pemukiman di area pembangunan apartemen ini, hanya saja tempatnya sangat strategis karena dekat dengan beberapa tempat wisata dan tempat-tempat diadakannya perayaan dari berbagai kepercayaan.
Pelataran disekitarnya memang masih area hutan yang dijaga, namun beberapa hektar hutan itu resmi menjadi miliknya yang akan dibangun menjadi pusat pembelanjaan dan restoran cepat saji.
Wah, lihat betapa melimpahnya kekayaan yang dimilikinya! Sungguh, nikmat mana yang kau dustakan.
Mata Andrew memicing melihat sedikit keributan terdengar tak jauh dari tempat yang mereka pijak.
"Lepas! Naun anak baik!"
"Tidak bocah! Cepat menjauh, ini daerah terlarang bagi yang tidak berkepentingan! Jika tidak bos Andrew akan marah!"
"Naun anak baik!"
"Naun mencalri csuami Naun!"
"Aish!"
"Ada apa itu?" Tanya Andrew entah pada siapa.
"Saya juga tidak tahu, bos. Saya akan mengeceknya," Rian pun bergegas menuju keributan terjadi diikuti dua bodyguard dibelakang mereka setelah mendapatkan persetujuan dari si bos besar.
Sementara Andrew hanya berjalan dengan telinga yang ia pasang untuk mendengarkan keributan tersebut.
Matanya memicing kala melihat sesosok lelaki? Yang memakai jubah putih terbuka tanpa baju dalam ataupun kemeja dengan celana selutut.
Apakah dia seorang pemberontak? Cih, berani sekali dia.
Matanya senantiasa memicing tajam hingga sosok itupun menatap kearahnya. Entah kekuatan dari mana, tiba-tiba para pekerja serta Rian yang tengah melerai terjatuh terduduk hingga si sosok itu bebas berlari; tanpa alas kaki.
Mata Andrew melotot tajam tatkala sosok itu melompat kearahnya dan memeluk erat lehernya dengan kaki seenak udelnya melingkar di perutnya.
"Czuami Naun ketemu!"
...
Andrew menggeram kesal ketika sosok aneh ini benar-benar tidak bisa dilepaskan dari tubuhnya, seakan ada lem diantara mereka hingga rasanya sangat sulit dilepaskan.
"Apa maumu?" Tanya Andrew tajam.
Sosok itu mendongak, tersenyum lebar lalu tanpa aba-aba mencium dagu si tinggi membuatnya benar-benar kehabisan kesabaran.
Dengan keras, ia menampar keras pipi sosok yang ada di pelukannya itu, tapi bukannya merasa sakit atau terkejut karena tamparannya, sosok itu justru tertawa dan kembali mengecupnya, kali ini di leher membuat Andrew benar-benar kehabisan akal.
Mereka berdua berada diruangan sementara milik Andrew, tak ada siapapun selain mereka berdua disana.
Pipi si sosok itu memang terlihat memerah namun reaksi si korban justru terlihat dangat gembira.
Oh shit, apakah ini pertanda buruk?
To be continued
Setelah berabad-abad ga nulis, btw ini nulis karena gabut, jadi gatau mau next or no, tapi kalo pada minat diusahakan kalo engga auto unpublish sih wkwk
Bye byeee
5 feb 23
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐥𝐟-𝐇𝐮𝐦𝐚𝐧 【ʙxʙ】
RomanceKetika tiba-tiba Andrew bertemu dengan lelaki aneh yang memanggilnya suami dan berakhir hidup bersama? Oh shit. Bl || BOYSLOVE || MATURE⚠️ • Boyslove story • Mature content! • Male pregnant • Homophobic? Go bitch! Started : 5 Februari 2023 End :