1. Ada Yang Tegak, Tapi Bukan Keadilan

963 93 6
                                    


oishielmo

Keramaian orang di lantai dansa sibuk meliuk-liukkan tubuh mereka mengikuti aransemen musik EDM yang dimainkan oleh DJ dalam sebuah kelab malam di kota metropolitan Beijing.

Keremangan ruangan diterangi kerlap-kerlip lampu disko, juga cahaya minim dari LED di belakang sang DJ bergerak mengikuti irama dentum musik. Pekatnya alkohol bercampur asap rokok, pewangi ruangan, parfum menyengat, keringat dan sebagian bau dari feromon mereka yang memiliki secondary sex meningkatkan libido. Mereka melonjak-lonjak, berlenggak-lenggok sesekali mengambil kesempatan mencumbu pasangan. Sedangkan yang sendiri terkadang melakukan pelecehan diam-diam atau pun terang-terangan.

Tak jauh dari konter bar, tiga lelaki muda sedang duduk di sofa marron meja hitam dengan kaca sebagai alasnya, menghadap langsung ke lantai dansa. Antara sofa tempat duduk mereka dan lantai dansa hanya dibatasi oleh pagar besi sederhana. Ketiga lelaki bercengkrama dengan senyum sambil melempar cerca berujung tawa sesekali menyesap vodka. Kebiasaan anak muda menghabiskan malam Minggu dengan bersenang-senang. Ah, ketiganya bahkan belum cukup umur, masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Berhasil masuk berkat bantuan dari orang dalam dan sogokan.

"Apa, Wang Yibo masih perjaka?!" tanya seorang lelaki bersetelan houndstooth vest hitam putih dan kaus putih sebagai dalaman. Sukses mengundang decakan dari mulut si pemilik nama.

"Aku melakukan 'itu' hanya dengan seseorang yang aku cintai." jawab lelaki yang diketahui bernama Wang Yibo dengan menyisipkan sedikit emosi ke dalam nada bicara.

Seolah sebuah lelucon yang diucapkan seorang stand-up comedy. Di detik berikutnya, penegasan dari lelaki itu kembali disambut oleh gelak tawa.

"Kalian berdua, diamlah!" bentak Wang Yibo dibuat kesal oleh kedua temannya.

"Habisnya, aku tak menyangka, jaman sekarang masih ada orang kolot yang mengandalkan cinta dalam melakukan itu." Gong Jun terkekeh mengejek sesekali merapikan drap cardigan biru yang dia kenakan.

"Dan orang itu adalah Wang Yibo," tambah Luo Yihang.

"Atau jangan-jangan, kau ..." Gong Jun mencoba menebak, matanya melirik Wang Yibo dengan pandangan menyelidik.

"Kau impoten!" tungkas Luo Yihang.

"Ahahaha!!!"

Gelak tawa itu kembali terdengar seolah mencoba melawan hentakan musik. Untuk pertama kalinya, Wang Yibo merasa seperti orang bodoh. Ditertawakan seperti itu hanya karena soal keperjakaan. Dia berdecak kesal, melemparkan tatapan tajam untuk kedua temannya secara bergantian.

"Come on, bung. Ini hanya masalah having sex, bukan making love." papar Gong Jun, tatkala atensinya menerima tatapan dari mata setajam elang.

Tak ingin memancing emosi Wang Yibo, Luo Yihang lekas mencari solusi. Atensinya menatap jeli sekitar, tak butuh waktu lama, jarinya menjentik kala ide didapat.

Ditepuknya bahu Wang Yibo yang ekspresinya tengah merengut, lalu dia tunjuk seorang gadis yang sedang duduk sendirian di konter bar sesekali menyesap segelas cocktail.

"Kau liat gadis itu?" tanyanya.

Mengikuti ke mana arah jari Luo Yihang. Wang Yibo mengangguk lalu bertanya balik. "Menang ada apa dengannya?"

"Ajak dia tidur denganmu." tantangnya, mengundang kerutan samar di dahi Wang Yibo. Lelaki itu lekas menatap Luo Yihang dan mendapat penjelasan. "Kalau kau berhasil menidurinya, kami tidak akan meragukan kemampuanmu sebagai alpha di atas ranjang, bagaimana?"

Perlu diketahui. Antara Wang Yibo, Gong Jun dan Luo Yihang, hanyalah Wang Yibo yang berstatus alpha, sedang kedua temannya adalah beta.

Merasa tertantang akan hal itu, Wang Yibo berpikir, dia tidak perlu mempertimbangkan lagi tentang 'menjaga keperjakaan' daripada terus dicurigai sebagai seorang impoten. Apalagi dia adalah seorang alpha, harus ditaruh di mana wajahnya nanti?

SATISFIED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang