3. Awas Kau, Xiao Zhan

381 66 4
                                    

"Jadi, kau sungguh tidak ingin belajar?"

"Harus berapa kali lagi aku mengatakannya kepadamu? Haruskah aku mengejanya untukmu? Xiao Zhan ... aku ... tidak ... mau ... belajar."

"Bagaimana jika Ibumu mengetahuinya?"

"Selama kau tutup mulut, itu bukan masalah besar, lagi pula. Bukankah akan lebih mudah bagimu jika kau punya murid sepertiku? Hanya diam dan mendapatkan gaji cuma-cuma."

Percakapan itu terekam sempurna lewat ponsel yang diputar Fan Bingbing di depan Wang Yibo. Wanita itu tersenyum miring menatap wajah putranya dengan kilatan mata mengancam. Di pihak lain, Wang Yibo menatap ibunya itu dengan ekspresi terkejut yang tidak biasa.

Begitu rekaman selesai diputar, wanita itu masih menatap putranya dengan sorot mata tajam. Sangat efektif menciutkan nyali Wang Yibo.

Seperti sang suami, secondary sex Ibunya Wang Yibo adalah alpha. Satu Keluarga Wang berstatus alpha tak terkecuali Oh Sehun—walau ibunya seorang omega, ayahnya Oh Sehun adalah alpha.

"Ya ampun, pintar sekali anak ini," gumam Fan Bingbing memuji putranya. Pintar dari sudut pandang yang lain tentunya. Beruntung sekarang Tuan Wang selaku kepala keluarga sedang pergi ke Korea Selatan untuk urusan pekerjaan. Jika tidak, habislah Wang Yibo mendapat amukan sang ayah.

Wang Yibo tahu betul akan ke mana arah pembicaraan ibunya atas bukti rekaman tersebut. Wanita itu berkacak pinggang, berusaha untuk tidak berteriak detik ini juga.

"Kau pikir aku tidak tahu apa yang sudah kau lakukan, hah?!" tanyanya setengah berteriak tepat di wajah Wang Yibo.

Alpha muda itu tidak menanggapi dan hanya menundukkan wajah takut jikalau terciprat cairan yang menyembur dari mulut ibunya. Wang Yibo diam bukan karena menyesal. Dia tahu-jika dirinya mengeluarkan satu kata saja maka ibunya akan mengeluarkan sepuluh kata. Jika dia mengeluarkan lima kata. Maka ibunya akan mengeluarkan lima puluh kata begitupun seterusnya. Wang Yibo tidak mau masalah rekaman ini berbuntut panjang. Akan tetapi, dia akan membuat perhitungan dengan Xiao Zhan.

"Seharusnya kau bersyukur dilahirkan di keluarga mampu, jadi kau tak harus bekerja keras. Lihatlah Xiao Zhan, dia begitu gigih menuntut ilmu, tak sepertimu. Kau juga tidak memanggilnya gege. Bagaimana bisa kau bertingkah tidak sopan? Mama tidak mau tahu, mulai sekarang kau harus baik kepadanya."

Wang Yibo menyerah. Dia menyerah atas celotehan ibunya yang membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Wang Yibo juga tidak punya apa pun untuk berdalih. Mau tak mau dia harus mengikuti kehendak ibunya.

Setelah Wang Yibo pikirkan lagi, tidak ada yang salah ibu menyewakan guru les privat. Namun, yang menjadi permasalahan adalah, kenapa harus lelaki yang menendang benda pusakanya yang menjadi guru privatnya?

***

"Question tag. Kata kerja bantu yang terdapat dalam sebutan atau kalimat tertentu harus diulangi bila kata bantu tidak ada, maka do, does dan did digunakan. Tetapi ingat! Tense sebelum menggunakan do, does dan did."

Seorang guru dengan memegang sebuah buku di tangan tengah membacakan catatan yang akan dijadikan soal untuk mata pelajaran saat ini.

Wang Yibo duduk di mejanya sambil menengok keluar jendela dengan menopang dagu di satu tangannya-tampak acuh tak acuh pada Pak Liu Haikuan bahasa Inggris. Pak guru tampan itu biasa dipanggil oleh para siswa dengan Liu Laoshi. Lelaki yang umurnya pertengahan tiga puluh itu sesekali memandang ke arah salah satu muridnya-Wang Yibo, dengan ekspresi tak suka karena ada salah seorang muridnya tidak memperhatikan penjelasannya.

SATISFIED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang