Aku merentangkan tangan keluar jendela mobilku untuk menikmati butir-butiran salju yang pertama.
Hari ini adalah hari cuti pertamaku setelah menjadi seorang Ranger di sebuah gunung tertinggi di negaraku setelah sepuluh tahun berlalu. Aku ingin menikmati cuti pertamaku dengan tenang. Namun sebelum itu, aku putuskan untuk kembali ke basecamp terlebih dahulu, karena ada beberapa barang yang ingin aku bawa.
Menurut laporan cuaca pagi ini, badai salju kali ini akan jauh lebih lebat dan semua orang diharapkan untuk tetap di rumah. Maka dari itu aku putuskan untuk kembali ke basecamp dengan terburu-buru agar aku tidak terjebak badai.
Namun ketika aku sampai basecamp, salju sudah menutupi segala hal. Tampaknya badai kali ini dimulai dari gunung ini, pikirku.
"Hai Amy!" Aku menyapa Amy, salah satu penjaga pos yang dipanggil untuk menetap di basecamp sementara waktu dikarenakan badai salju.
Gadis remaja itu membalas sapaanku tak kalah ramah, lalu kembali mengerjakan pekerjaannya yang terganggu.
Aku adalah seorang Ranger senior yang telah bekerja dan menjaga gunung Fuji, yang merupakan sebuah gunung terbesar dan tertinggi di negara tempat ku tinggal. Sudah sepuluh tahun aku menjaga gunung ini dan sekarang, aku lah yang menjadi satu-satunya orang yang bekerja paling lama di tempat ini.
Aku kembali melanjutkan pekerjaanku yang tertunda, lalu memegang semua barang itu dalam genggamanku sekaligus.
Ketika aku hendak keluar, Amy datang dengan terburu-buru. Gadis itu terlihat resah.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Senior bagaimana ini? Tadi siang ada sekelompok orang yang mendaki. Namun hingga sampai saat ini, tidak ada laporan dari pos bahwa mereka telah lewat. Padahal sebentar lagi badai akan semakin deras" ucap Amy gelisah.
"Ada berapa orang?" Tanyaku yang kembali meletakkan barang itu ke atas meja kerjaku. Aku merebut walkie talkie yang ada di tangan Amy, dan kemudian mencoba menghubungi rekan-rekanku yang berada di pos jaga atas.
"Pos tiga, pos tiga! Kalian mendengarkan aku?" Aku menghubungi penjaga pos tiga yang saat ini masih di atas.
Sebelum panggilanku di jawab, aku bisa mendengar suara gemerisik, lalu sebuah suara yang ku kenal menjawabnya.
"Arhan pada pos 3 disini"
"Arhan, apa yang terjadi? Apakah kau tidak melihat seorangpun dari rombongan itu?" Tanyaku sambil melirik ke arah jendela dan mencoba menilai keadaan gunung saat ini.
"Senior, seseorang baru saja datang. Dia mengatakan bahwa dua orang dari rombongan mereka menghilang dan saat ini mereka semua sedang berpencar untuk mencari temannya"
Sialan, maki ku marah ketika mendengar informasi itu. Sekarang, bukan hanya dua orang yang perlu mereka cari, melainkan sekelompok orang-orang yang telah berpencar entah kemana.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang senior?" Tanya Amy lagi.
Aku hanya bisa menghela nafas lelah. Lalu kembali menghubungi Arhan. "Arhan, bersiaplah! Kami akan datang kesana dalam waktu dua puluh menit. Ah... tidak, dalam lima belas menit kami akan sampai disana!" Ucapku sambil menatap ke arah gunung yang terlihat curam karena tebalnya salju.
Setelah itu, aku menghubungi para bawahanku yang berada di dekat basecamp, dan meminta mereka untuk segera bersiap.
Aku meminta Amy menjelaskan kronologinya, mulai dari berapa orang yang pergi mendaki hingga pengamatan cuaca di atas gunung.
"Pencarian akan dilakukan berpasangan. Kencangkan tali sepatu kalian dan jangan sampai berpencar. Ingat, pekerjaan kita adalah melindungi mereka yang datang ke gunung" ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranger Isekai
Fantasy#Musim Kedua# Diana Carter, seorang gadis yang sangat menghargai kehidupan dan selalu mensyukuri kehidupannya, tiba-tiba terbangun ke tubuh seorang gadis gempal yang bernama Clea Mia Weieos. Clea adalah sesosok gadis yang selalu melakukan percobaan...