O5. Until Death do Us Part

40 11 3
                                    

Johannes
Kalau udah sampe bilang yee

Winter
Gw di dpn
Read

Winter melangkah masuk ke dalam Moccaku dimana ia telah membuat janji dengan Johannes. Lelaki yang sedang sibuk membuat kopi itu mengadahkan kepalanya ketika mendapati Winter yang telah tiba. Ia segera meminta bantuan rekannya untuk menggantikannya sebentar.

"Duduk Win. Lu mau minum apa?"

"Cappuccino, gue lagi mau yang anget-anget."

"Oke sip bentar."

Setelah Johannes memesankan pesanan Winter ia bergegas kembali menghampiri gadis itu dan duduk di hadapannya. Johannes pikir Winter akan datang bersama Ben, tapi ternyata gadis itu datang sendiri. Penasaran akan apa yang akan Winter katakan, lantas lelaki itu langsung membuka obrolan.

"Gimana kabar lu?" tanya Johannes.

"Baik. Never felt better than now," sahut Winter.

"Good to know. Ga kesini sama Ben?"

"Ngga, dia lagi tidur."

"....Kok lu tau? Eh bentar setau gua Ben tinggal di rumah susun, jadi lo tetangganya?"

"More than that. I'm his roommate." Jawaban dari Winter berhasil membuat Johannes tersedak ludahnya sendiri.

"Wha- how the fuck? Lu temenan sama dia dari kapan anjir? Dia ga apa-apain elu kan? I don't mind if you guys are in relationships but I REALLY MIND IF IT'S JUST A FRIENDSHIP," tekan Johannes.

Winter menarik nafasnya dalam-dalam sebelum akhirnya menceritakan segalanya pada Johannes. Johannes agak terkejut dengan cerita Winter karena dirinya memang tidak begitu dekat dengan Ben. Johannes hanya menganggap Ben sebagai pelanggan setia di cafenya. Tetapi yang Johannes tau, Ben memang tidak memiliki teman meskipun lelaki itu memiliki banyak penggemar.

"First of all, I feel sorry about everything that happened to you. Dunia emang keras," ucap Johannes setelah Winter selesai menceritakan segalanya. Sejak pertemuan pertamanya dengan Ben hingga saat ini.

"Well, if I was you and I'm a girl, I'll be fuckin in love with him. Who doesn't fall in love with a lovely guy like him? Ga salah kok lu suka sama dia. Apalagi recalling about how sweet it was when he treated you like a princess," komentar Johannes.

"Gua juga bisa liat dia tulus sama lu waktu dia ngenalin lu ke gua. Dia tau kalau lu susah buat kenalan sama orang baru jadi dia yang wakilin," lanjut Johannes.

"I know. But my question is, did he felt the same way as me? He always mentioned me as his friend and I don't wanna ruin our friendship because of my feeling towards him," ujar Winter.

"You should ask him to figure it out. I mean, he fixed you up, that's why you have a feeling towards him. And you must know, a brave woman is the one who's confess first. You don't have to feel guilty about your own feelings."

"You know what? I think he was right when he called you Snow White. You can make a better version of Snow White, the brave one. Anyway I think you guys can make a beautiful couple so, fighting it up Winter!"













...













Ben baru saja bangun dari tidurnya. Ia tidak menemukan keberadaan Winter di kamarnya. Kemudian ia menemukan sticky note berwarna kuning di mejanya bertuliskan mau cari angin sebentar.

Snow White and Her SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang