⬐➺➺❀➺➺⬎
Sedikit kata tidak baku
Out Of Character
⬑➺➺❀➺➺⬏Strange place
→• ✿ •←
Lt.2 Evankhell
Ujian telah dimulai, para peserta berkurang drastis dengan bau anyir yang mulai mengudara.
Seseorang terdiam. Menatap lantai ujian dengan kosong.
Berandai-andai kapan ia mati.
Namun lamunan kosongnya buyar ketika sebuah tangan terjulur.
"Apakah kau baik-baik saja?" Suara yang terdengar lembut.
Ia menengadah, menatap pemuda bernetra emas yang tersenyum hangat kepadanya.
Itu adalah pemuda yang ia temui sebelum berada di tempat aneh ini.
Namun bahasanya aneh. Gadis itu tidak paham apa yang pemuda itu bicarakan.
Yang pasti ini adalah lantai ujian, tidak akan heran jika ia meninggal kala menerima uluran tangan tersebut.
Tapi tangannya terangkat, menerima uluran tangan tersebut dan masih menatap sang pemuda yang tersenyum lebar padanya.
Di belakangnya tampak pemuda bersurai biru yang menatap tidak suka.
"Hoi, apa yang kau lakukan? Dia tetaplah musuh di sini."
"Kita harus cepat sebelum buaya itu datang."
"Ah, tapi Tuan—"
"—eh?" Orang itu menatap sang gadis yang telah menepis tangannya dan berlari menjauh.
"Kubilang apa? Ayo, kita tidak punya banyak waktu."
"Uhm, baiklah."
Di sisi lain, gadis itu terus berlari tak tahu arah. Senjata-senjata yang ingin membunuhnya ia hindari bukan dengan sengaja.
Surai putihnya terombang-ambing kala kaki ia langkahkan.
Menengok ke belakang untuk mengecek dan kini ia menabrak punggung seseorang hingga jatuh terduduk.
Brugh!
"Ma-maaf ...," gumamnya menunduk takut, berpikir bahwa inlah akhir baginya.
Tak mendapat respon apa-apa, kepalanya mendongak. Kini ia melihat seorang perempuan dan laki-laki yang saling menatap satu sama lain.
Sebuah tangan lagi-lagi terjulur untuknya. "Apakah kau mau bergabung bersama kami?"
Tidak ada jawaban yang keluar.
Perempuan itu mengeluarkan pedangnya dan berlari kearah gadis itu.
Ia membelalak kaget saat menoleh ke belakang, darah menetes deras. Pedang itu menembus jantung salah seorang reguler yang hampir membunuhnya.
"Te-terima kasih."
"Sama-sama!"
Dia bicara apa ...?
Sebuah tendangan perempuan tujukan pada lutut laki-laki itu. "Aku yang menolongnya, kenapa kau yang menjawab, hm?"
"Aku hanya membantumu bicara! Kau kan malas bicara!"
"Apa katamu? Siapa yang malas bicara?"
Gadis itu menatap keduanya dengan tatapan bingung. Bahkan mereka dengan lihai menghindari serangan dari musuh dan membunuh mereka diposisi masih berdebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ℒ𝒾𝑔𝒽𝓉, 𝓂𝑜𝑜𝓃 𝒶𝓃𝒹 𝒹𝑒𝒶𝓉𝒽 | 𝐓𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐎𝐟 𝐆𝐨𝐝
Fanfiction╰┈➣ ❝𝓛𝓸𝓸𝓴 𝓪𝓽 𝓽𝓱𝓮 𝓼𝓽𝓪𝓻𝓼. 𝓛𝓸𝓸𝓴 𝓱𝓸𝔀 𝓽𝓱𝓮𝔂 𝓼𝓱𝓲𝓷𝓮 𝓯𝓸𝓻 𝔂𝓸𝓾. ❞ -𝓒𝓸𝓵𝓭𝓹𝓵𝓪𝔂 Tidak bisa diprediksi. "Apa maksudnya?" Kehidupan. Kehidupan yang memang sejak awal hancur lebur, mulai ia tata sedemikian rupa agar masa l...