3

126 22 6
                                    

⬐➺➺➺➺⬎
Sedikit kata tidak baku
Out Of Character
⬑➺➺❀➺➺

Questionable creature

→• ✿ •←

(Name) membuka matanya. Irisnya menatap sekeliling yang berbeda dengan tempat terakhir kali ia pingsan.

Kenapa aku bisa di sini, ya?

Ia duduk di tepi ranjang, memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

Ingatannya hanya sampai saat ia terdorong oleh shinsu Bam.

Pintu terbuka. (Name) tersenyum pada orang yang membukanya.

"Kau sudah bangun?"

"Iya, seperti yang Nona lihat."

Alora mengecek (Name) dari atas sampai bawah memastikan tidak ada lagi yang terluka. Jika ada dia akan menghajar wajah Arsen karena telah menyuruh (Name) untuk maju padahal dia leha-leha.

"Maafkan aku, harusnya kau tidak maju sendirian saat itu."

"Tidak masalah, lagipula aku yang mengiyakan Tuan Arsen kok."

"Apa manggil-manggil? Ada yang kangen?"

"Najis." Alora menatap jijik pada makhluk sombong yang baru tiba.

"Beliin makan dong." Arsen tambah ngelunjak minta makan. Mentang-mentang Alora dari keluarga Khun.

"Ogah."

"Beliin (Name) makan kalo gitu."

"Lu ngapain nyuruh-nyuruh? Bapak gue?"

"Lah gua bestie lu."

"Bestie bestie apaan jijik."

Alora memutar bola matanya malas. Ia menyuruh (Name) untuk kembali berbaring dan menuju kantin dengan menghentakkan kaki karena kesal.

Tidak lupa dia menginjak kaki Arsen dengan sekuat tenaga.

"Duh sorry ya, ga sengaja."

Untung saja teman. Jika tidak sudah dia jambak sampai kepalanya botak.

(Name) daritadi hanya menatap bingung. Baru saja dia bangun, sudah ada yang adu mulut.

"Tuan Arsen, aku tidur berapa lama?"

"Satu hari penuh."

"Se-seharian?"

Siapa sangka dirinya bisa tidur selama itu. Padahal paling lama hanya sekitar 5 jam.

"Lalu ujian selanjutnya?"

"Semuanya diberi waktu tiga hari untuk istirahat, besok lusa baru diberitahu," ucap Arsen menyeruput kopi kaleng.

(Name) manggut-manggut paham.

Keesokan harinya (Name) sudah sembuh total. Sikapnya yang berubah lebih aktif dari sebelumnya juga membuat yang lain merasa bingung.

"Gue kira dia kalem."

"Ternyata sebelas dua belas sama lo."

"Nona Alora! Apa aku boleh mengunjungi Tuan Bam?"

"Cih, Alora doang nih?"

Padahal jelas-jelas dia lebih kece dari Alora, tapi (Name) nempel terus sama Alora. Arsen kan juga mau punya adek baru.

"Tuan Arsen juga, apa boleh?"

ℒ𝒾𝑔𝒽𝓉, 𝓂𝑜𝑜𝓃 𝒶𝓃𝒹 𝒹𝑒𝒶𝓉𝒽 | 𝐓𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐎𝐟 𝐆𝐨𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang