awal yang buruk
---*---
"siapa dia? laki-laki dengan rahang indah dan proporsi wajah yang sempurna itu." Kalea terus memandangi laki-laki itu sampai dia pergi."namanya Raka, Kal." ujar Karin yang menyadari pandangan Kalea.
"hah! siapa?" Kale mengelak.
"ya itu cowo yang dari tadi lo lihatin terus!"
Kalea hanya ber-oh ria.
"lo terpesona kan sama dia?" Karin menyenggol lengan Kale.
"iya lah, orang ganteng banget!" seru Kale.
"anak manajemen itu Kal,"
"Kok lo tau sih?"
"loh, kan dia temennya mantan lo, detingnya cowo gue!"
Kale mengerutkan alisnya, selama ini dia tidak pernah melihat laki-laki itu tetapi mengapa Karin bilang bahwa laki-laki yang dilihatnya tadi adalah teman mantannya?
Kale berpikir sejenak, mantan yang mana?
tentu saja! mantan Kale yang satu kampus siapa lagi kalau bukan Bryan si bule itu.
"tapi Rin, selama gue pacaran sama Bryan kok gak pernah liat dia?" Kale masih saja keheranan.
"ya elo sih, kalo udah sama Bryan dunia milik berdua, cinta buta!"
Kale kesal dengan perkataan Karin baru saja. faktanya, saat Karin sudah bersama pacarnya pun sama seperti Kale dan Bryan yang lupa akan sekitar.
"lima menit lagi ada kelas, ayo buruan!" Karin menarik tangan Kale.
_____
"menurut lo, gue bisa gak sama Raka?"
"menurut gue, gak bisa kalo cuma diem-diem aja!" Karin menarik tangan Kale dan mengajaknya ke arah fakultas ekonomi bisnis.
Kale menahan Karin sekuat tenaga karena tau maksud dan tujuan temannya itu.
"Rin, apaan sih lo!" Kale melepaskan tangan Karin.
"lo harus kenalan, sama dia Kal"
"lo kira gue gak punya kodrat?!" Kale menyentil jidat Karin.
"biar lo cepet deket dong sama Raka!" Karin membalas Kale.
"ya gak gini juga Rin, semua tuh butuh waktu."
Mereka berdua diam seolah berpikir cara yang pantas untuk bisa medapatkan Raka itu.
"sayang!" suara seorang laki-laki dari kejauhan yang membuat mereka berdua kompak menoleh ke arah sumber suara.
saat mengetahui siapa yang datang, Kale merotasikan bola matanya 180 derajat, Reyno pacar Karin lah yang baru saja memanggil.
"jadi pulang bareng kan?" Reyno merangkul Karin membuat Kale semakin malas.
"Kal, gue pulang dulu gakpapa?" Karin meraih tangan Kale yang bersedekap.
"iya Rin, hati-hati ya!" Kale mengelus lengan Karin.
"oke, bye!" Karin melambai-lambaikan tangannya seraya meninggalkan Kale sendirian.
Kale pun membalas lambaian tangan Karin.
Kale mencoba menghubungi supir supaya lekas menjemputnya. seraya menunggu balasan dari supirnya, Kale berjalan ke arah lobby seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKSNOW || WINTJAY
Fanfictionkau pergi ketika kisah ini sedang tampak menyenangkan dimataku, sialnya, aku tak bisa membencimu.