Part 5

2 1 0
                                    

Sekitaran satu tahun berlalu dengan sangat cepat aku sudah menginjakkan perkuliahan semester 5 , menjalani pahitnya kehidupan selama satu tahun ini. Aku belajar kemudian membantu Bunda setiap harinya di saat perkuliahan sudah selesai tidak mengenal waktu berlibur ataupun bermain dengan teman ku. Mendapatkan uang setiap hari nya tetapi langsung diberikan kepada penagih hutang. Bunda meminjam uang agar dapat kembali mengelola toko nya dengan baik tanpa meminta bantuan kepada kedua abangku, karyawan Bunda saat ini hanya tersisa  dua orang yaitu Delta dan Melmel hanya mereka tetap bertahan disaat kondisi toko sudah menurun. Mereka juga tidak masalah jika diberi gaji tidak tepat pada waktu nya.

Untuk sisa penghasilan Bunda hanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari aku pun tidak pernah meminta uang karena aku sadar betapa sulit nya ekonomi ku saat ini.
Menangis? Iya setiap harinya aku menangis meratapi kesedihan nasib ku yang malang, untuk kuliah pun aku memaksa diriku untuk semangat karena disaat belajar dengan konsentrasi full setiap harinya  rumah di ketuk oleh rentenir membuat keadaan panik disaat Bunda tidak bisa membayar tagihan. Aku merasakan ketakutan setiap harinya terkadang bersembunyi dengan Bunda di saat tidak bisa membayar hutang.

Akhirnya beberapa bulan lalu aku memutuskan kembali bekerja ditempat kerja ku dahulu ke cafe bu Mirani, dengan dukungan dari Bunda juga.

" Senjaaaa anterin ini dong ke meja no 2." Perintah Sonia.

Berjalan mengantarkan makanan dan minuman ke meja no 2.

" Ini pesanan nya, selamat menikmati." Ucap ku ramah dengan senyuman yang manis.

" Terimakasih kak ." Sahut pemesan meja no 2.

" Senjaaa sini? " Dari kejauhan ibu Mirani memanggil ku.

" Ada apa Bu? " Tanya ku kebingungan.

" Kamu sekarang dibagian kasir ya , kamu ahli dalam hal ini. Biar Dhea bagian cooking." Perintah bu Mirani dan aku tidak bisa menolak.

" Baik bu."

" Anjay kembali ke kasir kaya dulu lagi ga tuh. HAHAHA ." Dhea meledek ku karena ia tau aku merindukan pekerjaan ku yang dulu.

" Cooking sana HAHAHA ganti job dulu kita." Sahutku meledek dengan tertawa.

Ting bunyi lonceng memesan menyala.

" Pesen lemon tea ice 2, kebab original 2, kentang goreng 2 sauce nya di banyakin ya ." Ucap pemesan.

" Baik silahkan tunggu di meja no 9 Terimakasih. " Aku memberikan catatan pesanannya kepada pemesan itu dan seperti biasa makanan akan datang dalam waktu yang tidak lama.

🌻🌻🌻🌻
Waktu pukul 17:00 wib waktunya aku dan yang lainnya  pulang karena bergantian shift dengan shift malam.

" Senja nebeng dong gak bawa motor aku." Sonia minta tolong kepadaku.

" Oiya boleh Son."

" Senja hati -hati ya." Ucap Timo satu cowok yang dari dulu menyukai ku tapi tidak pernah aku tanggapi.

Aku menjawab dengan senyuman lebar kemudian melaju mengendarai motor mengantar Sonia tidak jauh dari rumah ku. Di perjalanan karena sangat melelehkan Sonia terdiam juga meminjam punggung belakang untuk dia tidur.
Aku membiarkan ia tidur terlelap asal menjaga keamanan di atas motor dengan terus merangkul ku kuat agar tidak terjatuh.

🌻🌻🌻🌻
" Sonia dah sampai bangun. " Aku membangunkannya.

" Aaa dah sampai. Cepet ya , makasih banyak Senja hati-hati." Sonia turun dari atas motor dengan wajah ngantuk tidak terkondisikan.

" Ya sama- sama." Aku pun pergi meninggalkan rumah Sonia melaju ke arah rumahku.

🌻🌻🌻🌻
Sampai di rumah perasaan capek hilang melihat Bunda yang sudah beristirahat didalam kamar. Membuka tas kecil yang sedang aku pakai untuk mengambil uang  untuk memberikannya ke Bunda. Karena Bunda tertidur dengan pulas aku memasukan semua gaji ku kedalam dompet Bunda. Agar digunakan membayar tagihan lainnya karena yang aku inginkan satu persatu hutang Bunda lunas.

Takut Dengan Kehidupan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang