Part 8

1 0 0
                                    

Terik matahari cerah dengan cahaya panas silau aku berdiri bersama Hellen dan Davina menunggu kakak tingkat yang akan menemani ku mencari kos. Khairul sudah sampai bersamaan dengan Shasa teman nya Hellen akan tetapi kakak tingkat datang nya lebih lama.

" Nyasar kali lihat maps makanya gak sampai-sampai." Cetus Hellen sudah mulai kesal menunggu di bawah terik cuaca panas.

Aku melihat ke arah Hellen menggelengkan kepala karena tidak tahu menjawab apa.
Tetapi tiba-tiba ada seseorang berhenti menyerupai kakak tingkat itu. Aku fokus melihat ke arah nya dan ternyata benar dia orangnya.

" Itu dia. Aku langsung aja ya. Saling berkabar kalau udah nemu kos nya." Ucap ku pergi meninggalkan mereka.

" Ya Senja." Sahut Hellen.

" Ayuk langsung naik aja." Ajak kakak tingkat.

Aku menaiki motor nya dan mulai melaju menuju lokasi pencarian kos. Dia adalah kakak tingkat yang tengah mengambil S2 di kampus, untuk usia dia jauh lebih tua dari ku. Namanya Alex Rudiyan biasa di kenal dengan Alex orangnya baik selama ini saat berkomunikasi secara tidak langsung dengan ku. Dia memiliki perasaan kepada ku tetapi aku menganggap dia hanya sebatas kakak tingkat yang disegani.

Memasuki pembelokan kemudian bertanya satu persatu kos putri yang kosong semua kos rata-rata sudah penuh.
Akhirnyaa saat sudah pasrah tidak mendapatkan kos , masuk pesan dari Hellen mengabarkan sudah mendapatkan kos untuk kami bertiga wilayah sekitar Wonocatur. Hellen sudah booking tiga kamar sekaligus agar tidak keduluan oleh orang lain.

" Anterin Senja ke Wonocatur dong kak, temen ku udah dapat kos nya. Maaf merepotkan."

" Gak papa. Siap kalau anterin Senja yang manis. "

" Dih kok mulai jijik ya. Tahan dulu Senja kali ini masih butuh bantuan dia. " Batin ku dengan raut wajah ingin muntah.

Di perjalanan aku terdiam males untuk berbicara dengan nya, sebenarnya aku mendengar dia berbicara tetapi aku pura - pura tidak mendengarkan nya. Sampai akhirnya aku sudah tiba di lokasi tujuan.

" Senja. maaf nih kakak duluan ada urusan mendadak. Nanti malam keluar mau ya."

" Oalah allhamdulilah." Cetus ku senang mendengar kakak tingkat ada urusan.

" Kok allhamdulilah?"

" Oalah maksud Senja allhamdulilah udah sampai disini. Terus tadi kakak ada urusan kan? Yaudah diurus aja. Makasih udah anterin." Aku berusaha menutupi kebohongan ku dan bodohnya kakak itu percaya.

Aku masuk kedalam kos putri itu untuk mengecek dan memilih kamar mana yang ingin aku tempati. Aku memilih kamar di depan Hellen kemudian di sebelah kamar ku itu kamar Davina. Membayar admistrasi kemudian pergi meninggalkan kos , kemungkinan besok pagi kami akan menempati kos ini.

" Terimakasih. Mari Bu." Ucap kami pamit pergi kepada ibu pemilik kos itu.

Sebelum kembali ke Nologaten kami berkunjung ke kos Khairul untuk menunggu grab datang. Kos nya tidak terlalu jauh dengan kos yang sudah kami booking. Namun teman Hellen yang bernama Shasa balik duluan setelah mengantar kan ke kos Khairul.

" Capek juga. Panas lagi ." Cetus Davina di kos Khairul.

"Aku bersyukur banget udah dapat kos. Aku sih dah geli semotor sama kakting itu eh taunya gak dapat- dapat ." Aku mengeluh di depan mereka semua.

" Kok bisa kenal kakting? Keliatan orang nya cuek. " Khairul bertanya penasaran.

" Gak tau ah. Kepo bingitsss." Aku meledek Khairul.

" Senja Emang kalian kemana aja sih kok bisa full semua? " Kembali Hellen bertanya.

" Daerah belakang kampus sih tapi emang gak beruntung aja. Malah panas banget tadi. " Ucap ku membuat mereka tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takut Dengan Kehidupan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang