Bab 6

269 43 7
                                    

Follow & vote yakk-!
.

~ 6 •• "Bisa berbagi kesedihan dengan mu itu adalah kesempatan yang sangat ku syukuri" -Mikhaella Fannyta.

"Yaudah deh kalo kamu masih ga mau bicara .. " ujar Mikha memecahkan keheningan di kamar besar milik Leo.

Leo tetap diam menatap ke arah langit yang sudah mulai gelap. Entah sudah berapa jam diri nya menghabiskan waktu dengan merokok di balkon kamar nya dengan Mikha yang mengompres perut telanjang nya.

"Aku pulang ya .. kompres nya dilanjut besok, entar kamu masuk angin" ujar Mikha kembali. Yang seperti tengah berbicara seorang diri.

Leo tetap tidak menggubris Mikha.

Mikha akhirnya berdiri dan bergegas pergi. Namun langkah nya terhenti saat melihat Leo ikut berdiri lalu memakai kaos hitam yang diambil lelaki itu dari lemari nya.

Lelaki itu seperti tengah bersiap untuk pergi juga.

".. mau kemana?" Tanya Mikha.

Leo lagi-lagi tak menggubris Mikha, lalu meninggalkan Mikha seorang diri di kamar nya.

Mikha sedikit kesal, tapi mengikuti Leo yang turun ke bawah.

"Mikha udah mau pulang?" Tanya Arisa yang berjumpa dengan Mikha di ruang tamu. Leo tampak acuh dan berlalu dari situ. Lelaki itu langsung keluar rumah.

"Iya bun .. Mikha pulang dulu yah. Bilang sama papa, jangan marahi Leo lagi. Leo ga sepenuh nya salah, Leo juga luka" jelas Mikha panjang lebar. Membuat Arisa tersentuh melihat Mikha yang perhatian pada Leo.

Ini pertama kalinya seorang gadis langsung membela Leo di depan orang tua nya. Jadi wajar jika Arisa tersentuh. Apalagi Mikha terlihat tulus.

"Yaudah .. kamu hati-hati ya nak .. "

"Iya bun .."

"Sering-sering kesini lagi!"

"Siapp!"

Setelah menyalam Arisa, Mikha buru-buru keluar dari rumah besar keluarga Adijaya. Ia harus cepat-cepat, pasalnya ini sudah maghrib, takutnya angkot yang lewat di depan komplek perumahan Leo sudah tidak ada.

Sesampainya di luar rumah, ia dapat melihat Leo yang seperti tengah menunggu sesuatu di atas motor besar milik lelaki itu.

'Ganteng juga ya' batin Mikha tanpa sadar, namun langsung membuang pikiran itu jauh-jauh. Ia tidak boleh menaruh perasaan pada lelaki kejam itu! Ia punya Gerald yang juga 'sangat sempurna' untuk dirinya!

"... ngapain disini?" Tanya Mikha membuat Leo sedikit kesal.

"Ini rumah gue kalo lo lupa" balas Leo sinis.

"Iss! Bukan itu maksud aku Leo! Kamu nunggu siapa maksudnya!"

"Lemot banget sih!" Lanjut Mikha yang menyibir Leo dengan suara pelan sanking kesal nya. Tapi Leo mendengar nya.

"Apa?! Lo bilang apa?!"

Mikha membuang muka nya ke arah lain. Tak berani menatap manik mata tajam milik Leo.

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang