KILL IT (I)

2K 174 10
                                    

Gadis cantik yang mempunyai ginsul dengan gembira menuruni anak tangga dan duduk di kursi untuk sarapan bersama sang ayah, Boby Dabith.

"Sayang kamu ingatkan hari ini ada acara penting? Biar kamu kenalan sama calon mama baru kamu" ujar boby, Gracia maklum jika boby berniat menikah lagi karena mama kandung Gracia sudah meninggal 8 tahun yang lalu, wajar saja ayahnya ingin menikah lagi.

"Dia punya anak juga ya pah?" Boby mengangguk menjawab pertanyaan sang anak

"Punya, dia punya dua anak, setahun lebih tua dari kamu. Tapi papah belum liat wujud anaknya" ayah Gracia tertawa renyah

"Dahlah" ketus Gracia

Gracia dengan semangat berjalan melewati koridor sekolah. Langkahnya terhenti saat seseorang menarik tasnya. Bau parfum yang sangat ia kenali, Gracia tersenyum manis dan berbalik menatap seseorang yang lebih tinggi dari dirinya.

Gracia cemberut melihat wajah datar dari sang kekasih, selalu saja datar jarang sekali tersenyum jika dilingkungan sekolah. Gracia dengan jahil menarik pipi kekasihnya dengan gemas.

"Kak Shaniii" rengek Gracia karena yang bernama Shani itu mengacak gemas rambut Gracia. Ketua OSIS yang berpacaran dengan Shania Gracia, walaupun terkenal dingin dan tidak tersentuh namun Gracia gadis mungil itu dengan segala usahanya dapat meluluhkan sang Shani Indira. Memakan waktu lama untuk meluluhkan hati beku Indira itu, namun tak disangka bahwa Gracia menang dan menjadi kekasih Shani.

"Ayoo aku anterin kekelas kamu" dengan hati berbunga-bunga Gracia membalas genggaman tangan Shani dengan erat.

"Belajar yang rajin ya" Shani mengecup lama pipi kanan gadis mungil itu, tidak peduli dengan sekitar yang kini menatap aksi tiba tiba dari Shani, banyak siswa dan siswi yang iri kepada Gracia, ingin sekali bertukar tempat dengan Gracia, namun harapan mereka untuk menggantikan posisi Gracia harus pupus karena hal itu tidak mungkin terjadi, Shani Indira sangat tidak peduli dengan orang lain, dan hanya hangat kepada Gracia.

Shani hanya memerlukan Gracia didunianya, saat mengenal gadis mungil itu entah mengapa dunia Shani sedikit bewarna, walaupun awalnya Gracia ini sangat berisik bagi Shani.

Tetapi Shani sangat amat beruntung bisa memiliki Gracia, selalu perhatian kepada diri Shani, dan selalu saja membuat hati Shani menghangat saat mendengar suara Gracia saja.

Jika ditanya kepada Gracia kenapa Shani bisa menjadikan gadis kecil itu sebagai pacarnya? Dengan percaya diri Gracia menjawab 'Siapa yang bisa menolak pesona sang Gracia yang imut dan gemes ini'. Gracia juga merupakan salah satu primadona sekolah banyak yang mengejar Gracia begitu juga Shani gadis dingin itu memiliki fans yang amat banyak.

"Liat tempat dong anjir" celetuk Jinan memukul pelan bahu Shani.

"Gracia bisa bisanya mau sama tukang sosor" lanjut feni dengan tertawa ringan

"Udah ya kak, gre masuk dulu. Ayo cin" ajak Gracia pada cindy yang berdiri disamping Jinan dan masih saling menggenggam tangan.

Saat ini Gracia sedang melaksanakan aksi ngambeknya kepada Shani, karena Gracia melihat kekasihnya itu memangku Chika, orang yang selalu mendekati Shani.

Walaupun sudah dijelaskan oleh Shani tentang rincian kejadiannya bahwa itu tidak sengaja karena chika yang waktu itu melewati meja Shani, dengan sedikit akting Chika menjatuhkan dirinya kearah Shani dan tepat duduk dipangkuan sang Indira, seisi kantin terkejut dengan aksi Chika, Shani dengan cepat mendorong kasar Chika agar berdiri namun naas Chika jatuh kelantai dan ditertawakan seisi kantin, dengan raut cemberut dan kesal chika meninggalkan kantin diikuti oleh teman teman chika.

Namun dengan alasan itu tidak membuat Gracia memaafkan sang Indira dengan mudah, Gracia tetaplah Gracia yang percemburu, Gracia masih tetap kesal kepada Shani! Gracia cemburu namun gengsi untuk mengatakannya!.

ONESHOOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang