KILL IT (II)

2.1K 207 9
                                    

Gracia dengan menggunakan dress biru dongker yang membuat dirinya menjadi lebih cantik dan mempesona, disampingnya ada sang ayah yang duduk berseberangan dengan calon sang mama baru.

"Gracia cantik banget ya, Tante ga nyangka kalau kamu secantik ini" puji sang calon mama barunya, Gracia hanya tersenyum mendengar pujian itu

"Jangan Tante lagi dong sayang, sebut mama aja gapapa kok, iya kan gre?" tanya sang ayah kepada anaknya

"Iya yah" Gracia hanya tersenyum tipis menanggapi sang ayah.

"Ini dua anak nakal lama banget" gerutu wanita yang lebih tua itu

"Gapapa sayang, mungkin ada kendala apa gitu" balas boby, sedangkan Gracia tidak terlalu mengikuti pembicaraan orangtua itu, dirinya hanya fokus makan es krim pesanannya, karena boby melarangnya makan karena harus makan bersama.

"Sorry ma, kita telat" suara yang tak asing bagi Gracia membuat dirinya mendongak menatap sosok yang ia sangat kenali yang kini juga ikut menatap dirinya, Gracia memegang erat sendok es krim yang berada ada digenggamnya, tak kalah terkejut juga jinan yang berada di sebelah Shani, bagaimana bisa seperti ini kondisinya?

Shani yang melihat Gracia hendak akan membuka suara, Shani dengan cepat menggelengkan kepalanya mencegah tindakan Gracia.

Gracia hanya bisa diam, hatinya sakit, jika boby menikah dengan Veranda secara langsung hubungannya dengan Shani akan berakhir, namun dirinya tidak mau hal itu terjadi, ia sangat mencintai Shani dan sangat menyayangi kekasihnya itu. Gracia hanya mampu menunduk menahan gejolak dari dirinya, ia sangat kesal dengan hal ini semua, andaikan saja ia tahu bahwa veranda itu ibu kandung dari kekasihnya sendiri, dengan keras ia akan menolak dan tidak merestui Boby yang akan menikahi Veranda.

Namun nasi sudah menjadi bubur, dari awal pertemuan Gracia mengatakan bahwa dia setuju jika boby dan Veranda menikah, tidak mungkin kan jika dia mengecewakan boby dan merusak kebahagiaan sang ayah.

"Duduk dulu nak" ucap boby mempersilahkan Shani dan Jinan agar duduk, Shani duduk berhadapan dengan Gracia dan berada di samping veranda.

"Kak" bisik jinan yang berada di samping Shani

"Jangan gegabah ya, biarin mama bahagia" Shani hanya tersenyum dalam diam mendengarkan penuturan sang adik.

"Aku izin ke toilet" ucap Gracia beranjak langsung meninggalkan mereka berempat, melihat itu Shani ikutan izin ke toilet dan mengejar sang kekasih.

"Sayang" Gracia hanya menatap Shani dari pantulan cermin, Gracia mengabaikan Shani sedari tadi memanggil dirinya dan fokus mencuci tangannya di westafel.

"Aku manggil kamu ge" Shani menarik tubuh Gracia kedalam pelukannya, dirinya juga benci dengan keadaan seperti ini.

"Jangan diemin aku sayang" ucap Shani lirih dan memperat pelukannya sedangkan Gracia hanya diam tak membalas pelukan itu.

"Kamu gapapa babe?" tanya Shani dengan penuh khawatir dan menangkup pipi sang kekasih.

"Ayo putus" Shani hanya diam mendengarkan penuturan dari Gracia. Mereka berdua hanya diam, sambil menatap dalam mata masing masing.

"Aku bilang ayo putus Shani" Gracia kesal karena Shani hanya diam tak menanggapi ucapannya.

Cup

Shani awalnya mengecup bibir pink milik Gracia, namun lama kelamaan sang Indira melumat pelan bibir yang sangat candu bagi dirinya itu. Gracia dengan kesal mendorong paksa Shani agar Shani menjauh darinya.

"Aku bilang putus Shani Indira" Gracia mengucapkannya dengan suara meninggi dan bergetar, air matanya jatuh begitu saja.

"Aku gamau babe" balas Shani dengan intonasi tenang

ONESHOOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang