Pertemuan yang tidak disengaja, membuat Xiao Zhan dan Wang Yibo menemukan jalan hidupnya.
Akibat salah kamar dan terjebak dalam sebuah rencana seseorang, membuat keduanya justru mengikat janji. Apakah ikatan janji itu akan membuat mereka terikat sa...
Selamat Malam Jomblo"er 😅😅😅🌚🌚 Terima kasih ya sudah baca cerita receh nya dari part awal sampai ending 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻 Jangan lupa tinggalkan komentarnya ya.Terima Kasih 🍂((🍁⥎🍁))🍂
Typo bertebaran🙏🏻
Agak Panjang jadi siapin kwaci biar gak merem 😅😅😅👉👈
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah tahu bahwa Zhan hamil, Yibo meminta Zhan agar tidak bekerja. Zhan bukanlah orang yang bisa menurut dan patuh. Xiao Yun Fat sendiri kadang tidak bisa membuat anak semata wayangnya itu patuh. Terbukti dengan perjodohan yang sudah lama direncanakan oleh Haikuan dan dirinya.
Keduanya sudah merencanakan perjodohan tersebut sewaktu Zhan berusia 10 tahun dan Yibo berusia 8 tahun. Kedua anak kecil itu dulu tampak serasi jika dijadikan pasangan. Zhan kecil yang pendiam dan agak cengeng, sedangkan Yibo si anak ceria dan senang sekali berulah.
Zhan tumbuh tanpa kasih sayang ibunya, begitu juga Yibo. Jika ibu kandung Zhan meninggal, ibu kandung Yibo lebih memilih tinggal di Amerika bersama keluarganya. Yibo kecil tidak suka tinggal di Amerika karena ia tidak bisa berbahasa Inggris. Ditambah lagi kakeknya, Wang Haikuan yang memanjakannya sejak kecil.
Zhan bukan pembangkang, tapi ia tidak mau urusan pribadinya diatur orang lain. Seperti soal perasaan dan juga cintanya. Menurut Zhan, jika ia tidak suka ya tidak mau. Tapi jika ia suka, ya dia pasti mau. Begitu juga dengan sekarang, walau sedang mengandung, Zhan tidak mau kegiatannya dibatasi. Dia masih ingin bekerja dan menyibukkan dirinya dengan berpikir tentang kemajuan perusahaan.
Yibo tidak bisa membujuk Zhan untuk tidak banyak beraktivitas. Namun, Zhan merasa bosan jika harus berada di rumah, tidak melakukan apa-apa. Ia tidak bisa memasak, membereskan rumah, ataupun mengerjakan suatu hobi. "Biarkan aku bekerja di kantor. Jangan pernah melarangku untuk memikirkan kemajuan perusahaan," itu kata Zhan.
"Ya Sudah. Tapi ingat, jangan terlalu keras berpikir. Aku tidak mau kesehatanmu menurun karena stres memikirkan pekerjaan," tegas Yibo.
Zhan menaruh kedua tangannya di pundak Yibo. Mereka saling bertatapan dan melempar senyuman. Rasanya aneh, tinggal bersama orang lain. Apalagi itu laki-laki, menurut Zhan. "Sini aku pasangkan dasimu." Yibo menyerahkan dasinya yang sedari tadi dipegang.
"Seperti mimpi. Akhirnya aku menikah dan mempunyai seorang istri," ungkap Yibo.
Yibo terus saja menatap wajah Zhan yang serius. Sesekali, Zhan membuka mulutnya karena terlalu fokus dengan kegiatannya mengikat dasi sang suami.
"Nah, sudah sel---mmmpppp." Yibo melumat bibir Zhan yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Zhan melingkarkan tangannya di leher Yibo. Ciuman Yibo membuat dirinya terbuai.
