#File 01

90 20 12
                                    

"Mommy, nanti malam jadi jalan-jalan, 'kan?" Chloe bertanya saat Alya menjemputnya pulang dari sekolah. Kini Chloe sudah kelas 2 sekolah dasar.

"Jadi, dong! Chloe mau dinner di restoran mana?" tawar Alya sembari memasangkan sabuk pengaman untuk Chloe.

"Mmm ... Chloe sedang ingin makan sushi buah, Mommy ajak Chloe ke Sora Sushi, ya!" pinta Chloe dengan bersemangat.

"Oke, Sayang!"

Alya lalu gantian memakai sabuk pengaman dan mengemudikan mobilnya membelah jalanan yang ramai. Di tengah perjalanan mereka memutar musik dari soundtrack anime kesukaan lalu menyanyikannya bersama. Alya dan Chloe tampak bahagia, meski hanya ada mereka berdua.

***

Mereka sampai, Chloe berlari masuk ke dalam rumah sembari memanggil-manggil Kania. "Nana! I'm home! Nana!"

Chloe mencari-cari ke ruang tamu, ruang teve, tetapi tak menemukan sang Nenek. Chloe lantas pergi ke dapur, siapa tahu sang Nenek sedang membuat makan siang. Namun, ketika sampai, Chloe dibuat mematung karena mendapati sang Ayah ada di sana.

"Eh, Chloe sudah pulang." Kania menyambut Chloe, namun cucunya itu malah melengos pergi setelah memberikan tatapan tak suka pada Gavin.

Alya yang baru saja masuk dan mendapati wajah cemberut Chloe pun memanggilnya, "Chloe, ada apa?"

Chloe menghampiri Alya kemudian mengadu, "Nana membawa Gavin ke sini!"

"Chloe!" Alya menegur, "Tidak boleh begitu, panggil Daddy."

"Tapi Chloe tidak suka! Dia jahat! Gavin jahat pada Mommy!" teriak Chloe dengan mata memerah.

Alya lalu mensejajarkan dirinya dengan Chloe, kedua tangannya menangkup wajah sang putri, lalu sambil tersenyum dia berkata, "Sayang, Chloe boleh benci atau tidak suka pada Daddy, tapi Chloe tidak boleh kasar dan berlaku tidak sopan. Biar bagaimana Daddy tetap Ayah kandung Chloe."

"Tapi Mommy hampir mati karena Daddy! Chloe tidak mau kehilangan Mommy!" ucap Chloe seraya itu menangis.

"Iya, Mommy mengerti apa yang Chloe rasakan, tapi Mommy minta Chloe sopan pada Daddy, ya, Sayang?" pinta Alya kemudian menghapus air mata Chloe dengan ibu jarinya. Tanpa mereka sadari, Gavin ada di sana mendengarkan obrolan mereka.

***

Alya menemui Gavin saat pria itu hendak pulang, meski terpaksa tetapi Alya harus menyampaikan permintaan maaf atas sikap Chloe saat makan siang tadi.

"Maafin Chloe soal tadi, dia masih anak-anak, belum tahu mana yang salah atau benar. Lain kali bakal aku ajarin supaya—"

"Gak perlu, Al. Aku ngerti kok kenapa Chloe begitu. Kamu gak usah marahin dia, aku gak masalah kok," potong Gavin dengan senyum khasnya.

Alya menatap Gavin lalu berkata, "Tapi aku gak mau Chloe tumbuh jadi orang yang kasar. Dia harus menghargai orang di sekitarnya, terlebih yang udah tua."

Gavin tentu merasa tersindir, tapi dia hanya diam sambil tersenyum. Lalu, keadaan mendadak hening dan membuat canggung, Gavin bisa melihat Alya yang mulai merasa tak nyaman.

"Alya," pangil Gavin.

Alya mendongak menatap Gavin yang lebih tinggi 20 centimeter darinya. "Kenapa? Kamu mau aku bilang apa ke Chloe?" tanya Alya.

Gaving menggeleng kemudian menjawab, "Aku cuma mau minta maaf. Maafin aku karena udah kasar sama kamu. Maaf karena udah gak percaya sama kamu. Maaf karena waktu itu aku—"

"Vin, tolong ... di antara kita udah selesai. Aku gak mau bahas itu lagi," selak Alya.

"Tapi aku menyesal, Al."

"Itu bukan urusan aku, Vin. Aku udah lupain kejadian itu, tapi kalau kamu mau menyesali itu seumur hidup silahkan. Aku gak peduli, tapi yang jelas ... kita gak bisa lagi bersama, Vin. Kamu yang duluan buang aku, jadi tolong jangan mengemis buat kembali lagi sama aku. Aku mau hidup tenang sama Chloe," tutur Alya sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Gavin.

Gavin tak bisa menahan wanita yang pernah menjadi istrinya itu. Pun Gavin terlalu malu jika harus memaksa Alya mendengarkan ucapannya. Benar pula yang Alya katakan, dirinyalah yang duluan membuang Alya, jadi seharusnya Gavin tidak mengambil kembali apa yang telah dibuangnya.

***

"Mungkin, Tuan, bisa dekati Nona Chloe terlebih dulu. Ambil hatinya kembali, Nyonya Alya sangat menyayangi Nona Chloe, jadi semisal Tuan sudah mendapatkan maafnya, pasti Nona Chloe akan meminta Tuan dan Nyonya Alya untuk rujuk," saran Leo ketika Gavin bercerita bahwa dirinya tengah dilanda pusing.

"Susah sekali mendapatkan hatinya, Leo. Keras kepala Chloe menurun dari saya," balas Gavin.

Gavin lalu mengingat kembali saat Alya baru sadar setelah mengalami koma, saat itu Alya bersikeras ingin mengakhiri hidupnya. Gavin tentu saja merasa hancur melihat keadaan Alya saat itu, namun kemudian Chloe datang dan memeluk Alya. Mengucapkan kata sayang dan meminta Alya untuk tetap hidup agar selalu bisa berada di sampingnya.

Alya luluh, dia semangat untuk hidup. Namun, ketika Gavin menawarkan kehidupan baru untuknya, Alya menolak dengan keras. Alya memilih pindah ke luar negeri daripada harus kembali bersama dengan Gavin yang sudah menyakitinya. Gavin tentu saja panik, dia tidak mau kehilangan Alya untuk kedua kalinya, jadilah Gavin mengalah.

Gavin bicara pada Kania agar mau membolehkan Alya tinggal bersamanya, yang untungnya Kania setuju. Biar bagaimana Alya pernah menyelematkan nyawa putranya, jadi Kania tidak masalah jika harus menampung Alya di rumahnya. Selamanya, Kania akan tetap menganggap Alya bagian dari Alexander.

"Memang sulit, Tuan, tapi Tuan harus konsisten, semangat, dan tidak boleh menyerah karena pasti lambat laun Nona Chloe akan luluh jika Tuan terus mendekatinya." Leo kembali memberikan saran dengan mrnggebu.

Gavin jadi tersadar dari lamunannya, dia lalu menatap jam di dinding yang ternyata sudah pukul setengah tujuh malam, dia lalu beranjak dari duduknya.

"Gawat, saya hampir telat!" pekik Gavin.

"Ada apa, Tuan?"

"Mama bilang malam ini Alya dan Chloe akan dinner di Sora Sushi, mereka mungkin akan sekalian main, saya harus segera ke sana!" jelas Gavin sembari merapikan mejanya.

"Memang Tuan diundang?"

Pertanyaan polos Leo langsung dihadiahi pelototan oleh Gavin. "Tentu saja tidak! Tapi ini kesempatan yang bagus supaya saya bisa lebih dekat sama mereka!" ungkap Gavin.

"Ini, tolong kamu rapikan berkas-berkas ini, saya tidak punya waktu lagi. Besok kamu antar ke rumah saya, ya? Sekalian titip laptop!" titah Gavin kemudian dengan secepat kilat ia melesat meninggalkan kantor.

Leo hanya bisa mengusap dada. "Semoga berhasil, Tuan."

***

Republish!

Mi Scusi, Alya #2 || 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang