(Disini Gojo, geto, ieri, sama amanai itu siswa SMA tahun terakhir)
(Gambar bukan punya saya)
"Sekarang lg banyak kasus penculikan ya" gadis berambut pendek dengan mata yg mengantuk itu terus membaca berita yg tersebar di grup chat keluarganya.
Ya, akhir-akhir ini kasus penculikan sedang ramai di kota. Anak TK dan sekolah dasar adalah anak-anak yg sering menjadi korban. Berdasarkan berita yg beredar, pelakunya mengaku mereka menculik untuk mengambil organ anak-anak tersebut.
"Wah! Kalo gitu gak boleh dibiarkan! Ayo Amanai, kita lindungi kota"
"Aku tepat di belakang mu Gojo!"
"Mereka mulai lg" lelaki dengan rambut dikuncir itu hanya menghela nafas melihat dua temannya yg ingin jadi power rangers.
Keempat sekawan ini baru saja pulang dari sekolah. Rencananya mereka akan mengerjakan pr bersama di rumah Amanai.
Namun rencana itu sepertinya akan sedikit terganggu karena Gojo dan Amanai yg sedang mengintip di ujung gang menyuruh temannya untuk mendekat.
"Hey geto, temanmu mau berulah lagi tuh"
"Apa maksudmu Ieri? Kau lah temanku" dia hanya tersenyum ke arah gadis disebelahnya.
Ya mau tidak mau orang di belakang itu mendekati temannya yg ada di depan.
"Itu, di depan ada orang yg mau menculik anak"
Keempat orang itu mengintip ke arah si terduga penculik. Mereka melihat seorang pria dengan tubuh kekar dengan luka disudut bibirnya sedang tersenyum menyeramkan ke arah seorang anak kecil yg duduk di bangku dekat taman itu. Dia sepertinya ingin membujuk anak itu dengan sebuah permen.
"Kau yakin itu penculik anak?"
"Ckckck itu sudah jelas terlihat dari mukanya, geto" kata si albino.
"Apa yg harus kita lakukan" perempuan yg rambutnya dikepang itu terlihat kebingungan.
"Haruskah aku telpon polisi?" Gadis yg satunya menyiapkan hp nya untuk menelpon.
Anak itu menerima permen pemberian orang itu dan sepertinya mereka akan pergi.
"Tidak akan sempat"
"Heh! Tunggu! Gojo!" Geto terkejut melihat temannya berlari begitu cepat. Entah karena refleks atau apa, geto ikut berlari mengejar temannya.
"Berhenti kau penculik!" Gojo langsung saja melayangkan tendangan ke 'penculik' itu.
Penculik itu menoleh dan langsung menahan tendangan itu dengan mudah. Dia terlihat marah dan bingung. "Apa-apaan ini?"
Anak kecil yg di sebelahnya hanya terkejut melihat kejadian itu. Tak tinggal diam, dua gadis SMA itu langsung berlari dan membawa anak kecil itu menjauh.
Menyadari anak kecil itu dibawa pergi, orang itu langsung melempar Gojo dengan keras. Untungnya teman baiknya selalu sigap dan berhasil menangkap tubuh Gojo.
"HEY NONA! KAU MAU BAWA DIA KEMANA?!" Orang itu langsung mengejar dua gadis SMA itu. Namun langkahnya terhenti karena dihadang oleh dua bocah SMA lainnya.
"Heh bocah-bocah sialan! Kalian mau membawa anakku kemana hah?!"
"Penculik pendusta! Mana mungkin kau bapaknya!"
"Heh albino! Kau mau ku patahkan leher mu?"
"Maju lah kalo berani! Gwe gak takut!"
"Bocah kurang ajar!"
"Dia memang ayah anak ini" gadis berambut kepang itu kembali sambil menggendong anak kecil itu.
Dan pernyataannya membuat mereka semua menoleh*1 menit yg lalu
Dua gadis yg tadi membawa anak itu menjauh, sudah merasa lega."Nah sekarang kau aman adik kecil, jangan mau terima permen dari orang asing lagi ya" gadis berambut kepang itu tersenyum manis ke arah si anak. "Oh iya, nama mu siapa?
"Hmm namaku Megumi" anak itu tampak tak berekspresi
"Nama yg imut"
"Tapi kak... Yg tadi itu ayah ku"
"HEH?!" Dua gadis itu terkejut.
"Wajah ayah memang galak dan seram tapi ayah baik kok" anak itu berucap polos.
"Waduh"
"Aku gak ikut-ikutan, tadi kau dan Gojo yg mulai" gadis berambut pendek terlihat tak acuh.
"Matilah kita"
"Kalian, kau dan Gojo. Aku dan geto gak ikut ikut"
*Saat ini
"Mana mungkin?! Liat tuh muka anaknya lucu begitu masa bapaknya begini!""Kau bilang apa albino?!"
Anak kecil itu berlari dan memeluk kaki ayahnya. Ayahnya langsung saja menggendong anak itu.
"Kau gapapa Megumi?" Ayahnya bertanya dengan lembut.
Anak itu hanya mengangguk.
Keempat anak SMA itu ingin mencari celah untuk kabur, namun..
"Kalo kalian kabur, saya tidak segan untuk melaporkan ini ke polisi"
Karena merasakan hawa membunuh yg sangat mencekam, keempat anak SMA itu langsung duduk berlutut di pinggir jalan yg sepi itu.
Orang bertubuh kekar itu terus saja mengomel. Sedangkan anaknya duduk dan memakan permen yg tadi ayahnya beli.
Ya, dari satu kesalahan ini mereka akan belajar untuk tidak menilai orang dari luarnya.
Author Note:
Inget ya kawan, papa toji itu sebenernya sayang sama GumiWalau mukanya begitu
KAMU SEDANG MEMBACA
bocil jjk
Randomkisah di mana mereka hidup tanpa adanya kekuatan kutukan maupun sihir. hanya kehidupan anak sekolah biasa dengan tingkah gak jelas kerandoman bocil-bocil dan kesengklekan kakak kelas mereka. kehidupan yg damai ya gak juga sih paling ada yg berantem ...