Jujutsu Kaisen, sebuah sekolah yg sangat bergengsi dan luas dengan 3 gedung utama. Sekolah dasar, menegah pertama, sampai menengah atas ada di dalam 3 gedung itu.
Gedung A di tempati oleh anak-anak SD. Gedung B di tempati anak-anak SMP. Dan gedung C di tempati oleh anak-anak SMA.
Mereka semua hidup rukun...
Ya, tidak semua.
"Hahaha rasain kalian, gudangnya dah gwe kunci hahaha," anak SMP berambut hitam pendek itu sepertinya sedang mengerjai anak-anak SD.
"Sialan! Woy! Mai sialan cepet buka!" Anak SD berambut coklat pendek itu juga tidak mau kalah.
"Kak Mai! Tolong bukain!" Anak berambut pink itu menggedor pintu dari dalam.
"Nah Fushiguro Megumi, sekarang gimana?" Anak berambut pink satunya hanya memandang datar ke arah temannya.
"Nanti juga ada yg sadar kalo kita gak ada. Tunggu aja," anak bernama fushiguro Megumi itu terlihat tenang dan santai.
Semua ini berawal dari guru olahraga anak SD itu yg menyuruh mereka berempat untuk membereskan alat-alat olahraga yg telah mereka pakai. Sebenarnya itu hukuman karena mereka ribut saat kelas olahraga. Ralat, hanya yuuji dan sukuna yg ribut, namun setelahnya nobara dan Megumi berusaha melerai tapi malah ikut terseret.
Tempat penyimpanan alat olahraga anak SD saat itu sedang di renovasi karena kebocoran. Karena itu semua peralatan olahraga anak SD ada di gedung SMP. Namun malangnya ada satu anak SMP yg menjahili mereka.
Mai zenin adalah nama anak itu. Sebenarnya ini adalah balas dendam perihal bakso yg tempo hari dijatuhkan oleh nobara. Anak itu bersemangat saat melihat Maki, kembaran dari Mai yg sedang duduk di kantin.
Saat Mai ingin membawa makanannya ke tempat duduk, nobara lari dan menyenggol Mai hingga makanannya tumpah. Sejak hari itu dia ingin balas dendam.
Kembali ke masa sekarang
4 anak itu berusaha mencari celah untuk keluar dari tempat itu. Ada sebuah jendela kecil yg terbuka di sana, jauh di atas kepala mereka."Kita bisa keluar lewat jendela itu kan," tanya yuuji dengan penuh harap.
"Ide bagus yuuji, kau bisa terbang keluar lewat sana," sukuna menyatir.
Yuuji hampir tersulut emosi jika Megumi tidak bicara.
"Setidaknya salah satu dari kita, kita bisa membuat tangga manusia lalu--"
*Byuurr
Air jatuh begitu saja dari jendela itu, membasahi tubuh Megumi. Tidak, airnya tidak jatuh begitu saja."Pfft- haha maaf ya Megumi... Aku pikir kau cewek itu, wajahmu cantik sih hahaha," Mai tertawa dari balik jendela itu.
Megumi mengambil galah yg biasa digunakan untuk lempar lembing, "aku akan lubangi kepalanya."
Tapi itu tidak akan terjadi karena teman-temannya menahan Megumi.
"Jangan Gumi, nanti bisa gak lulus sekolah," kata nobara.
"Huaa kenapa anak SMP punya tongkat yg tajem begini," yuuji panik menahan tongkat itu.
"Aku mendukungmu Megumi"
Ya, tidak semua temannya. Sepertinya sukuna ingin keributan.
Setelah mengguyur Megumi, Mai menutup jendela itu lalu pergi.
Sekarang bagaimana, Megumi menggigil karena bajunya basah. Tapi dia menolak baju yg sukuna dan yuuji berikan. "Aku baik-baik saja" katanya.
Pada akhirnya mereka lelah berteriak dan memutuskan duduk dengan nyaman di ruangan itu. Nobara berbaring dengan santai diatas matras, sedangkan yuuji dan sukuna ada di samping kanan dan kiri Megumi.
"Hachii.." Megumi bersin.
"Tuh kan, nanti kau sakit Megumi," yuuji semakin khawatir.
"Buka aja bajunya terus jemur," usul sukuna
Wajah Megumi memerah, "Malu tau!"
Nobara memandangi Megumi, "kau mirip cewek ya"
"BERISIK! Kau kan satu-satunya cewe disini!" Megumi tersulut emosi.
Salahkan ayahnya yg memberi dia nama seperti anak perempuan. Untuk wajahnya, kita gak bisa melakukan apapun.
"Ini udah semakin sore, kenapa gak ada yg mencari kita?" Kata yuuji agak sedih.
"Siapa yg peduli," sukuna menyender ke Megumi, "ah basah"
"Ya jangan deket deket"
"Buka aja bajunya," sukuna mendorong Megumi dan berusaha membuka bajunya yg basah.
Megumi yg badannya lebih kecil dari sukuna hanya terdorong ke lantai dan berusaha mempertahankan bajunya.
"Sukuna! Kau! Hentikan," tangan Megumi agak bergetar karena dingin.
"Woy sukuna!" Yuuji menarik sukuna agar menjauh dari Megumi.
Nobara hanya menguap melihat keributan itu.
*Ceklek
Pintu gudang itu terbuka oleh seorang pria besar dengan wajah sangar dan luka disudut bibirnya. Dia menatap 3 anak kecil yg sedang tarik menarik itu."Kalian," suaranya penuh penekanan, "menjauh dari putraku" tatapan tajam itu seakan menusuk kepala anak kembar itu.
Mereka langsung saja berdiri dan menjauh dari Megumi. Mereka menunduk tak berani melihat sosok ayahnya Megumi. Megumi sendiri segera bangkit dan merapikan bajunya.
"Semuanya baik-baik saja?" Anak SMP berkacamata itu mengecek keadaan.
"Kak Maki!" Nobara senang seperti telah diselamatkan pangeran.
Ternyata kejadian itu diketahui oleh Maki setelah ayahnya Megumi menghubunginya. Sebelumnya dia sedikit curiga karena Mai tertawa terus, tak seperti biasanya. Tapi semuanya masuk akal setelah ayahnya Megumi mencari anaknya.
Langsung saja Maki mengintrogasi Mai, dan benar saja. Mai mengaku mengunci mereka di gudang SMP. Begitulah mereka bisa menemukan keempat anak yg terkunci itu.
Kemana gurunya?
Guru mereka tidak dibayar untuk memastikan semua anak telah pulang. Gurunya hanya dibayar untuk memberi muridnya ilmu.OMAKE
"Hachiih.."
Anak yg kemarin disiram air itu akhirnya sakit dan izin dari sekolah."Jangan deket-deket sama yg rambut pink ya, kamu jadi sakit gini"
"Hah?"
Anak itu tidak mengerti apa yg ayahnya bicarakan.Dia cukup pintar untuk mengetahui kedinginan dapat membuat flu. Tapi dia tidak cukup pintar untuk mengetahui maksud si ayah.
Author Note:
Dah saya mager
KAMU SEDANG MEMBACA
bocil jjk
Randomkisah di mana mereka hidup tanpa adanya kekuatan kutukan maupun sihir. hanya kehidupan anak sekolah biasa dengan tingkah gak jelas kerandoman bocil-bocil dan kesengklekan kakak kelas mereka. kehidupan yg damai ya gak juga sih paling ada yg berantem ...