Devil : Prolog

642 17 1
                                    

SUASANA yang ramai nan juga memekakkan, membawa sensasi bak surga dunia bagi semua orang yang merasakannya. Lantunan musik yang menggema disertai aroma minuman yang khas, memberikan kesan nakal di sekitarannya. Lampu yang tepencar secara remang tak menyisakan masalah, baik mereka-- orang-orang penyuka duniawi, terlihat begitu menikmatinya. Bersama teman, baik kekasih yang berujung pergulatan panas di salah satu kamar.

Dalam dentingan keras yang tercipta di sebuah meja bar, gadis yang menggunakan pakaian ketatnya itu nampak menggeram kesal. Mulutnya terus meracau, tanpa henti meneguk minuman keras yang sudah habis sebanyak satu botol lebih. Kedua matanya memerah, bahkan kerap kali menyenderkan kepalanya di atas meja karena rasa pusing yang mendera kepalanya.

"Kenapa lo selalu nolak gue, hah?" Racaunya kembali terdengar. Dalam keadaan matanya yang sayup-sayup, gadis itu tertawa kecil. Kemudian mengangkat gelas sisa minuman kerasnya kepada salah satu penjaga bar yang ada di sana.

"Lagi!" Ujarnya lirih.

Sang bartender yang melihat itupun sontak kembali menuangkan sedikit cairan mahal itu ke gelas milik sang gadis, yang lantas langsung diteguknya dengan haus. Meski terlihat sudah mabuk berat, nyatanya gadis itu tetap tidak mau berhenti.

"G-Gue, kurang apa sih...?" Wajahnya berubah sedih. Kemudian menegakkan kepalanya yang sempat menyender di atas meja, memukul dadanya beberapa kali. "Sakit banget tau nggak hati gue lo tolak terus!"

Air matanya keluar, sedikit membasahi pipi gembulnya yang terlapisi oleh bedak tebal. "Pa-Padahal gue cantik! Tapi kok lo nggak mau sama gue, huh?"

"G-Gue suka sama lo Zayyan, gue suka sama lo! Seharusnya lo nerima perasaan gue, bukan malah nolak gue terus!" Gadis itu kembali meracau tak jelas, menyebutkan nama 'Zayyan' dalam setiap racauannya yang tak berfaedah. Dalam rasa mabuknya dia lagi-lagi tertawa, entah menertawakan apa.

"Gue harus ngapain huh biar lo mau terima gue?" Dia kemudian tersenyum lebar, membayangkan sesuatu hal yang membuatnya mengerang rendah.

"Ahhh, atau perlu gue kasih tubuh gue biar lo mau hem?" Tawanya kembali menguar. Menyebabkan bartender yang daritadi memperhatikan gadis itu menggelengkan kepalanya.

Dia pun mengerucutkan bibirnya, menimbulkan kesan yang begitu menggemaskan apabila dilihat oleh mata. Lalu kembali menelungkupkan wajahnya di atas meja bar. Terlihat di sana jika gadis tersebut semakin meracau, kemudian memukul meja dengan sedikit keras meski tak banyak orang yang terlalu meladeninya. Kemudian di susul kembali dengan tawa, begitu terus hingga pandangannya bertemu pandang dengan seseorang yang tengah dia pikirkan.

"Za-Zayyan?" Ujarnya dengan mata yang teramat sayu. Dia memperhatikan pemuda berbadan tegap di sampingnya yang nampak tengah memesan sebuah minuman. Tanpa bisa dicegah senyuman lebar terukir di kedua belah bibirnya, kemudian tanpa malu langsung menarik tubuh milik pemuda itu agar menghadapnya.

"I-Ini beneran lo kan, sayang? Hihihi, ganteng banget!!"

Dengan manja dia mengalungkan kedua lengannya ke leher milik pemuda tersebut, semakin merapatkan tubuh mereka berdua hingga menyebabkan pakaian di bagian belah dadanya sedikit tersingkap.

"Gue suka banget sama lo, ah bukan... Tapi sangat, sangat suka sama lo..." Ujarnya dengan senyuman tipisnya, memandang penuh puja ke arah pemuda yang tengah dia peluk sekarang.

Salah satu tangannya bergerak, mengusap penuh sensual pipi pemuda yang masih berdiam diri di tempatnya. Memandang penuh arti ke arah gadis yang masih saja memberikan senyuman lebarnya di sana.

"Gue mau lo jadi milik gue Zayyan," Ujarnya lirih, kemudian memajukan wajahnya, mengecup sekilas bibir pemuda yang dia sebut-sebut sebagai Zayyan itu.

Mata gadis itu teramat sayu-- terlihat begitu menggoda, terlebih di bagian belah bibir yang berwarna merah cherry itu. Begitu seksi, hingga menyebabkan sang pemuda yang ada di hadapannya itu mulai merasakan sensasi aneh yang secara perlahan menghinggapi tubuhnya. Terlebih atas kecupan singkat yang diberikan, semakin memberikannya kesan lain yang menyebabkannya langsung saja mencium bibir penuh milik gadis itu.

Raut wajah terkejut dapat terlihat sangat jelas di wajah sang gadis-- dikarenakan sang pujaan hati kini menciumnya dengan sedikit panas, tapi tak lama tersenyum senang ketika pemuda yang dia sukai itu memulai lebih dulu ciuman yang telah dia nantikan sebelumnya. Hingga dengan mesra dia ikut membalas pagutan yang diberikan oleh sang pemuda. Menimbulkan suara kecapan panas yang menggairahkan di tengah-tengah derungan lagu yang memekakkan telinga.

Sesekali mereka memiringkan kepalanya guna memperdalam ciuman yang semakin terasa panas dan menggairahkan itu. Bahkan dengan sensualnya tangan si pemuda mulai bergerilya di tubuh langsing milik sang gadis, hingga menimbulkan suara desahan yang semakin meningkatkan libidonya.

Hingga ciuman tersebut terhenti dikarenakan napas mereka yang perlahan mulai habis. Mereka berdua kemudian saling menatap satu sama lain, menyatukan permukaan kening mereka dengan deru napas yang tidak beraturan. Di antara keduanya terlihat saling menginginkan satu sama lain. Terlebih sang pemuda yang kini telah merasakan bagian dari bawah tubuhnya yang mulai menegang. Dia mengusap bibir gadis itu.

"Mau melanjutkannya?"

"Yes, I do!"

Mendapatkan jawaban yang begitu memuaskan dari sang gadis, dengan cepat dia langsung mengangkat tubuh gadis itu ke dalam gendongannya. Kembali memberikan ciuman yang memabukkan hingga membuat sang gadis seperti melayang di angkasa. Benak sang gadis berteriak senang, karena sang pujaan hati kini telah membalas perasaannya.

Dalam kesadarannya yang tak karuan, dia merasakan jika Zayyan membawa tubuhnya untuk memasuki ke sebuah kamar yang telah tersedia di klub ini. Masih dalam ciuman yang diberikan, jejak kaki Zayyan terus bergerak, hingga berhenti di sebuah kamar yang berada tepat paling ujung.

Dengan kasar dia melemparkan tubuh gadis tersebut ke atas ranjang, memperhatikan keseluruhan tubuhnya yang semakin meningkatkan gairahnya. Secara perlahan dia bergerak naik ke atas tubuh gadis itu-- selepas berhasil membuka keseluruhan pakaiannya, dan memulai permainan malamnya dengan gadis cantik yang baru pertama kali dia temui.

Desahan tiap desahan pun saling menguar di sela-sela aktivitas panas mereka, memberikan kesan yang teramat indah bagi keduanya. Malam yang dipenuhi dengan kebisingan sarat akan gairah itu terpampang jelas, menandakan jika kedua makhluk yang tengah bergulat panas di dalam sebuah ruangan remang-remang itu begitu menikmati kenikmatan surga dunia yang disajikan.

•••


Pertama kali dipublikasikan tanggal :
25 September 2023, (Senin)

Tertanda
© Frina_rah

DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang