"Jam berapa sekarang?" Jeonghan bertanya pada Jihoon di dalam kamar hotel, sedikit bersantai sebelum melakukan perjalanan kembali ke West Coast.
Hari ini hari keenam Jeonghan bertugas dan kali ini, di hari terakhirnya berada di Gold Coast, para kru maskapai tempatnya bekerja diberi waktu bebas untuk berkeliling Gold Coast sebelum mereka terbang kembali ke West Coast.
"Kau ingin keluar?" Jihoon bertanya sembari memakai mantel yang cukup tebal karena saat itu di Gold Coast sudah masuk awal musim dingin dan suhu dibawah nol derajat.
"Tidak. Bagaimana denganmu?" Jeonghan menoleh, mengacungkan dua jempolnya saat melihat penampilan Jihoon.
"Ya. Aku akan keluar sebentar. Membeli oleh-oleh kurasa. Kalau begitu, kau jaga kamar ya?!" Jeonghan mengangguk, sekali lagi mengacungkan dua ibu jarinya sebelum Jihoon berlalu dari dalam kamar hotel tempat mereka menginap.
Sepeninggal Jihoon, Jeonghan mengambil ponsel yang ia letakkan di tas kecil bepergian hadiah dari Ibunya. Keningnya berkerut karena sekali lagi ia merasa hampa saat mengecek ponselnya. Tidak ada satu pun panggilan tak terjawab ataupun sekedar pesan singkat yang dikirimkan oleh Mingyu.
Hatinya terasa nyeri.
Kira-kira dua minggu lagi mereka akan mengikat janji setia sehidup semati, namun nyatanya, sampai detik ini Mingyu sama sekali tidak menunjukkan perilaku baik atau sekedar menyesal karena pernah berselingkuh di belakang Jeonghan.
Pria itu masih tetap sama seperti dulu. Masih kelewat cuek, bersikap seenaknya, dan menganggap Jeonghan memiliki hati yang sangat sabar dan kuat hingga bisa dipermainkan begitu saja.
Semuanya akan baik-baik saja, semuanya akan baik-baik saja. Berulang kali Jeonghan merapalkan mantra yang diharapnya bisa sedikit menguatkan hatinya, namun nyatanya tetap saja sifat Mingyu tidak berubah dan sikapnya tetap membuatnya sakit hati.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Jeonghan yang sedang merenung merasakan getaran di tangannya. Tangan yang sedang menggenggam ponsel. Tapi itu bukan pesan singkat dari Mingyu. Nama Seungcheol lah yang muncul di layar ponselnya, membuatnya melengkungkan senyuman. Dengan gerakan terlampau cepat ia menekan lambang berwarna hijau di ponselnya, mengucapkan kata halo dengan nada sangat riang.
"Aneh." Jawaban singkat yang diberikan Seungcheol membuat Jeonghan kembali mengerutkan kening meskipun Seungcheol tidak akan melihatnya.
"Siapa yang aneh?"
"Kau, tentu saja."
Jeonghan kembali mengerutkan kening, kali ini lebih dalam. "Dimana letak keanehanku?"
Terdengar tawa pelan dari seberang telepon membuat Jeonghan ikut tertawa. "Kau bersikap seolah-olah kau baik disana. Nada bicaramu terlalu dibuat-buat, Nona Yoon."
Yang terdengar selanjutnya adalah makian, sumpah serapah Jeonghan, serta tawa renyah khas seorang Choi Seungcheol.
"Bagaimana kabarmu?" Seungcheol bertanya setelah keduanya sempat terdiam.
"Baik, tentu saja. Bagaimana kabar West Coast?"
Terdengar dengusan dari seberang telpon. "Kau bertanya kabar West Coast dan tak ingin menanyakan kabarku lebih dulu?"
Jeonghan memutar kedua bola matanya meskipun lagi-lagi, Seungcheol tetap tidak akan bisa melihatnya. "Baiklah, kuralat pertanyaanku. Bagaimana kabarmu? Dan kabar West Coast?!"
Tawa merdu yang dilantunkan oleh Jeonghan membuat Seungcheol ikut tertawa. "Baik. Tidak terlalu baik."
"Kenapa?"
"Karena kau sedang bertugas."
Kembali memutar bola mata.
"Jangan bercanda, Seungcheol!"
![](https://img.wattpad.com/cover/333637597-288-k458004.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLIN FLOWER | JEONGCHEOL (END)
FanfictionDisclaimer : © SEVENTEEN BG, PLEDIS ENT, HYBE ENT Pair : Choi Seungcheol (Scoups) x Yoon Jeonghan (genderswitch) Rate : M for some reasons Written and Published by : Keyyadoringharunoo Syn : Hanya tinggal beberapa minggu lagi, kami akan resmi menjad...