Gerimis melanda layaknya hati yang terluka, menyempurnakan sore yang mendung ini. Dengan penuh duka dan luka, yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata.Sebuah papan nisan dengan nama terukir diatasnya, dengan berbagai bunga sebagai hiasan, dan jangan lupakan fotonya yang tersenyum manis. Dalam foto yang tersenyum itu, sayangnya malah membuat semua orang yang melihatnya menangis.
Dita menatap foto tersebut dengan dalam, air mata menetes dari pelupuk matanya. Dan entah sudah berapa tetes air mata yang ia habiskan untuk wanita ini, tapi sungguh dia tidak menyesalinya. Wanita ini yang sangat berarti baginya.
Air hujan mulai turun dengan deras, beberapa orang mulai meninggalkan pemakaman ini. Hingga hanya tersisa empat orang saja, dan Dita menjadi salah satunya.
"Sepertinya hujan akan turun, kau benar-benar akan disini hm?" Ucap pria bernama Vin, dia berujar lembut kepada Dita.
"Kau pergi saja" jawab Dita ketus.
"Tapi kau nanti bisa sakit-"
"Aku bilang pergi!" Saat mengatakan hal ini, Dita tidak berteriak, namun dia menekankan kata terakhirnya untuk memberi Vin peringatan. Kejadian ini sudah sangat buruk dan apa pria tersebut ingin memperburuk lagi?
"Baiklah" dengan nada yang sedikit kecewa dia meninggalkan area pemakaman tersebut. Meski hujan semakin bertambah deras namun dia hanya mengikuti yang dikatakan oleh Dita saja.
Bahkan mau sederas apapun hujan ini turun, tidak akan dapat dengan mudah mengobati hatinya yang terluka. Kirana, merupakan wanita kedua yang ia cintai setelah mamanya. Meninggalkannya begitu saja tanpa berpamitan. Siapa sangka? Tuhan memintanya kembali dengan cara sesadis itu.
Bahkan karena rencana Tuhan yang tiba-tiba ini, membuat kedua orang tuanya terpaksa meninggalkan pekerjaan mereka demi menengok anaknya yang sudah tak bernyawa lagi.
Dita sadar, bukan hanya dirinya yang merasa kehilangan dan terluka atas kejadian ini. Namun juga orang tuanya, bagaimana ada orang tua yang tidak ikut bersedih saat putri sulung mereka pergi untuk selama-lamanya?
Gila! Mendengar isakan tangis dari kedua orang tuanya membuat hati Dita semakin tersayat-sayat. Disebelah kiri makam adalah tempat Dita berdiri sekarang. Sedangkan sebelah kanan, kedua orang tuanya sedang berjongkok sembari terus menatap makam putri sulungnya tersebut.
Ayahanda Dita merangkul istrinya yang sedang mengelus-elus batu nisan berukiran nama Kirana Karang tersebut. Melihatnya membuat Dita terenyuh, lantas ia pun pindah ke sebelah mamanya dan ikut memeluk mama tercintanya tersebut.
Dan hal ini membuatnya merasa lebih baik meskipun sakit ini tak sepenuhnya sembuh. Hujan yang semakin deras seakan meredam isakan tangis dari mereka bertiga.
Namun Dita merasa ada sesuatu yang janggal disini. Dia bertanya-tanya kenapa Jinny bisa bersama kakaknya dan mengalami kecelakaan ini? Apa hubungan antara mereka berdua? Kenapa mereka bisa bersama di malam itu? Adakah faktor kesengajaan dalam kasus ini?
Terlebih semalam dia melihat asisten Jinny, Soodam nampak bertingkah aneh saat berkunjung ke ruang inap bosnya tersebut. Dan pagi ini, dia mendengar kabar bahwa kondisi Jinny semakin membaik dan dia dipindahkan ke ruang inap.
Dan itu membuat Dita semakin bingung, dia melihat sendiri bagaimana mobil yang ditumpangi mereka itu benar-benar hancur dan tak berbentuk, lalu Jinny yang menjadi salah satu orang yang menumpangi mobil itu dapat sembuh dalam semalam? Mungkinkah ini karena dia bukan manusia?
Nampaknya sesuatu memang harus diluruskan.
Flashback on
Kreekkk...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bloody [Dijin]
VampireDita merupakan seorang yang hiperaktif dan selalu ingin tau banyak hal. Namun suatu hari ada suatu kejadian yang tak disengaja membuatnya terpaksa harus masuk kedalam kehidupan Jinny yang penuh misteri dan teka-teki. "Disini bukanlah tempat seharusn...