Olivia 01

7 1 0
                                    


Happy reading all.

Matahari mulai muncul dari peraduannya. Membuka sepotong bagian baru dari hidup manusia. Sebuah cahaya menerobos masuk ke ruangan bernuansa abu-abu. Terdengar suara ketukan dan teriakan dari luar kamar.

Tok..... Tok..... Tok......

"OLIV BANGUN KAMU"

"OLIVIA CEPET BANGUN, ATAU IBU DOBRAK NIH PINTU!"

Sedangkan seorang gadis yang masih bergulat dengan mimpinya mulai membuka matanya saat mendengar teriakan tersebut. Ia melirik jam yang berada di atas nakas sebelah ranjangnya masih menunjukkan pukul enam pagi.

Ia bangun dari tidurnya berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya.

"Iya bu, Oliv sudah bangun" ujarnya kepada ibunya yang masih berada di depan pintu kamarnya.

"Kamu ini jam segini baru bangun, mau jadi apa hah? Bukannya bantu ibu masak atau bersihin rumah malah masih molor," ucap Elmira, ibu Oliv.

"Maaf bu, tadi Oliv ketiduran pas selesai sholat subuh," jelasnya.

"Halah alasan bilang aja kalo gak mau bantu, dasar pemalas,"

"Gak gitu bu..."

Belum selesai Oliv menjelaskan ibu sudah terlebih dahulu memotong pembicaraan Oliv. " Halah udah sana mandi! Punya anak tinggal satu gak bisa diandalkan, serasa hidup sendiri" kata ibunya sembari berlalu pergi.

Helaan nafas terdengar dari mulut Oliv sebelum ia memasuki kamarnya untuk bersiap berangkat sekolah.

Dia Olivia Rosalind, anak kedua dari pasangan Elmira Revalina dan Bagaskara Putra. Memiliki saudara perempuan yang sudah membina keluarga kecilnya sendiri. Olivia berasal dari keluarga yang cukup mampu ibu nya memiliki sebuah toko kue yang berada tidak jauh dari rumahnya. Sedang ayahnya bekerja di kantor.

Setelah selesai dengan persiapannya, Olivia kini sudah mengenakan seragam sekolahnya. Gadis yang memiliki muka baby face dengan rambut yang ia kuncir menjadi satu kini mulai keluar dari kamarnya.

Ia berjalan menuju ruang makan, terlihat di sana sang ibu yang tengah menyiapkan makanan di meja dan sang ayah tengah bersantai dengan secangkir kopi.

"Bu, ada yang bisa Oliv bantu?" Tanyanya mendekati  sang ibu.

"Eh tuan putri sudah bangun ya? Gimana tidurnya? Semuanya udah siap tinggal makan doang nih, enakkan baru bangun langsung makan gak perlu susah-susah masak. Bukan begitu tuan putri?" sindirnya.

Olivia yang mendengar perkataan sang ibu hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya, mau menjawab pun nanti malah tambah panjang urusannya.

Bagas yang sedari tadi diam memperhatikan anak dan istrinya memutuskan untuk mengakhiri perkataan sang istri yang memojokkan anaknya.

"Sudah bu, mari makan. Kamu juga Oliv sini makan nanti keburu telat loh,"

Oliv memutuskan untuk duduk di depan ayahnya sedangkan Elmira duduk di samping Bagas, suaminya.

Mereka makan dengan tenang tanpa menimbulkan bunyi apa pun. Ajaran dari orang tuanya semasa dia masih kecil untuk tidak berbicara atau menimbulkan bunyi saat makan selalu Oliv ingat dan lakukan selama ini.

Setelah menghabiskan sarapannya Oliv tak lupa untuk mencuci piring yang telah ia gunakan tadi.
Di rasa telah selesai ia bergegas meraih tas dan tak lupa untuk memakai jaketnya.

"Oliv berangkat dulu bu, yah." pamit Oliv

Setelah menyalami kedua orang tuanya, Oliv keluar rumah menuju garasi untuk mengambil motornya. Motor matic pemberian orang tuanya saat ia masih duduk di bangku SMP.

Ia mengendarai motornya keluar dari halaman rumah menuju sekolah.

SMA Lentera Bangsa, adalah salah satu sekolah favorit di Jakarta. Sekolah impian Semua orang, sekolah yang melahirkan murid-murid berprestasi baik di bidang akademik maupun non-akademik.

Olivia sangat bersyukur bisa masuk ke sekolah ini, dari sembilan ratus orang yang mendaftar hanya lima ratus orang yang diterima.

Disinilah Oliv menuntut ilmu, bertemu dengan orang baru dengan karakter yang berbeda-beda. Yah meskipun ada beberapa temannya dari SMP yang juga masuk ke sekolah ini. Salah satunya sahabat Olivia, nanti aku bakal kasih tahu siapa sahabat  Olivia.

.............

Motor yang dikendarai oleh Olivia telah memasuki gerbang SMA Lentera Bangsa, ia melajukan motornya menuju parkiran yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Di sana terlihat segerombol siswa yang tengah berkumpul, dengan seragam yang tidak bisa dibilang rapi, baju yang dikeluarkan atribut yang tidak lengkap.

Oliv memarkirkan motornya tepat di sebelah cowok yang tengah duduk di atas motornya dengan dasi yang terikat di lengannya. Ia melangkahkan kakinya melewati segerombol cowok tadi menuju kelasnya berada.

Sepanjang koridor senyum manis tak pernah luntur dari wajah Olivia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Olivia Rosalind ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang